Ancaman dan Siksaan Meninggalkan Shalat
Oktober 22, 2016
Ancaman dan siksaan meninggalkan shalat – Bagi umat muslim, berbicara
tentang shalat bukan lagi hal yang asing. Shalat adalah salah satu rukun islam yang
wajib dikerjakan bagi setiap orang (fardlu ‘ain) yang berakal dan baligh. Dapat
membedakan antara yang baik dan buruk.
Karena hukumnya wajib maka shalat tidak boleh dilalaikan atau ditinggalkan.
Jika ditinggalkan akan mendapat balasan berupa ancaman atau siksaan. Siksaan bagi orang yang meninggalkan shalat dimulai di dunia, ketika meninggal, di alam kubur dan saat bertemu dengan Allah Swt.
Ancaman bagi
orang yang melalaikan shalat ketika hidup di dunia antara lain;
(a) dicabut
keberkahan umur, (b) dipersempit riskinya, (c) tidak ada tempat baginya di sisi
agama islam, (d) ditolak doanya, (e) hilang cahaya kesolehan di wajahnya, dan
(f) amal kebaikannya tidak diberi pahala.
Sedangkan siksaan ketika meninggal dunia adalah:
(a)
menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina, (b) matinya dalam keadaan lapar
dan haus, (c) diberi minum sebanyak 7 lautan karena tidak merasa puas.
Ketika berada dalam alam kubur, orang yang
meninggalkan shalat akan mendapat siksaan:
(a) kuburannya menyempit sampai
tulang-belulang berantakan, (b) kuburnya akan digelapkan dan (c) Allah menyiksanya
sampai hari kiamat.
Adapun siksaan ketika bertemu Allah Swt, siksaan
bagi orang melalaikan shalat adalah:
(a) akan dibelenggu dan diseret ke padang mahsyar oleh malaikat,
(b) Allah tidak akan memandangnya dengan pandangan belas kasihan dan (c) Allah
tidak akan mengampuni dosanya dan ia akan disiksa dengan keras di dalam neraka.
Simak juga: Upaya Mendorong Anak Dirikan Salat
Nah,
bagaimana sobat? Sungguh sangat pedih ya, siksa bagi orang yang meninggalkan
shalat. Itu siksanya baru satu kali meninggalkan shalat.
Bagaimana jika kita
meninggalkannya berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun,
ataupun seumur hidup?
Sungguh
sangat pedih siksanya. Untuk itu, marilah kita bersama-sama mengingat Allah,
melaksanakan shalat dan memohon ampun kepada-Nya.
Sungguh, Allah Maha
Pengampun, lagi Maha Penerima Taubat. Terima kasih. (*Penulis: Fauzia)