Belajar Sabar dari Sikap Anak
Mei 04, 2017
Belajar Sabar dari sikap anak
- Sebagai orangtua, mungkin kita sering
marah-marah pada anak. Kerap dibuatnya kesal karena mereka suka menangis, bertingkah aneh dan cenderung nakal,
bikin rumah berantakan, berkelahi dengan saudara atau dengan anak tetangga.
Kita
mungkin juga sering kehilangan kesabaran karena anak makannya lamban, suka berantakan dan suka membuang air ke
lantai sehingga tumpahan air berserakan dimana-mana.
Atau kita juga
mungkin jadi bengkak kalang karena anak disuruh
mandi nggak mau, eee…malah kabur. Disuruh belajar malah asyik main game, disuruh beresin
mainan malah semakin dibuat
berantakan.
Tidak
sekali dua kali mereka membuat kepala kita puyeng oleh berbagai macam sikap dan perangai anak-anak. Kita mungkin juga
sering kecapean karena baru pulang kerja mereka ngajak main, minta bikinin ini
dan itu.
Tapi
Bunda,
semua itu tidak akan lama, karena anak-anak tak selamanya kecil. Bukankah kita juga pernah kecil? Mereka
tak akan selamanya menangis, tak selamanya bermain, mereka tak selamanya
membutuhkan kita!
Suatu saat mereka akan melepaskan tangan kita, saat dia kita
genggam. Menghapus pipinya, saat ia kita
cium, menghindar saat dia kita peluk!
Suatu
saat mereka akan mandi sendiri, makan sendiri, tidur sendiri. Mungkin suatu
saat teman lebih penting bagi mereka, dan saat itupun kita hanya bisa
merindukannya. Nanti kita akan merindukan masa-masa sulit dulu. Rindu ingin ngelonin mereka, rindu ingin memeluknya,
rindu mendengar celotehanya.
Biarlah
hari ini kita lelah. Kelelahan bersama kelucuan celotehan, tangisan dan
teriakan mereka. Mungkin itu lebih baik
dari pada tak ada celotehan, tangisan, teriakan sama sekali di rumah kita.
Sebagai
orangtua kita pantas belajar sabar dari sikap anak.
Kesabaran menghadapi sikap anak dan bersyukur adalah kunci utama untuk
memperoleh nikmat dan kemudahan segala urusan dari sang Pencipta.
Semoga, segala sesuatu hal yang dialami Bunda
menghadapi sikap anak menjadi
pelajaran yang sangat beharga di masa yang akan datang.
Salam hangat dan salam damai dalam keluarga.
(*Penulis :Hadi Rahim)