Jadi Anak Baik, Pahami Kesulitan Orangtua
November 26, 2016
Jadi anak yang baik, pahami
kesulitan orangtua – Menjadi seorang anak yang baik harus
rajin belajar dan membantu orangtua di rumah. Rajin belajar tidak hanya di
sekolah, di rumah juga harus mengulang pelajaran. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru.
Bisakah
anak sekolah membantu pekerjaan orangtuanya di rumah? Tentu saja bisa. Membantu
pekerjaan yang seharusnya bisa dilakukan
oleh anak. Yang pasti, tidak harus membantu orangtua mencari uang!
Banyak
yang dapat dilakukan oleh seorang anak sekolah di rumah. Tentunya di sela-sela
kesibukan belajar atau ada waktu lowong di rumah. Mencuci piring, menyapu
lantai, membersihkan halaman rumah, berbelanja ke warung atau kedai terdekat.
Bahkan
membuatkan secangkir kopi atau teh untuk
orangtua ketika baru pulang kerja, memasak, membuat kue, dan masih banyak yang
lainnya. Pendek kata, lakukan yang bisa dikerjakan oleh anak sekolah sesuai
keadaan masing-masing.
Akan
tetapi menjadi anak yang baik tidak hanya rajin belajar di sekolah dan di
rumah. Tidak semata membantu orangtua sesuai keadaan dan waktu serta kemampuan.
Yang lebih penting lagi adalah mau memahami keadaan orangtua sendiri.
Orangtua
anak bukanlah manusia super, dapat mengatasi masalah tanpa masalah. Sebagai manusia biasa, orangtua juga akan
mengalami kendala dan kesulitan dalam hidup. Nah, ketika mengalami kesulitan,
menghadapi masalah atau kendala, orangtua kadang-kadang bingung, mudah marah
kepada anak, atau menjadi sedih karena kesulitan mendapatkan uang untuk biaya anak sekolah.
Anak
harus belajar menghadapi kondisi orangtuanya demikian. Tidak menganggap
orangtuanya begini dan begitu. Sebaliknya berusaha memahami kesulitan yang
sedang dihadapi orangtua. Kalau perlu, tidak ada salahnya anak bertanya dengan
lembut dan hati-hati, kenapa orangtua seperti itu.
Kemudian
jangan banyak meminta ini dan itu ketika orangtua mengalami kesulitan dan
masalah. Usahakan untuk sementara, tidak mendesak atau merajuk meminta sesuatu
ketika orangtua mengalami kesulitan. Kalau bisa, tentu lebih bagus anak ikut
menghibur orangtua dengan caranya sendiri.
Anak
yang bisa memahami kesulitan orangtua, rajin belajar di sekolah maupun di rumah. Tentulah ia menjadi seorang anak yang baik.
Tidak hanya di mata orangtua di rumah melainkan juga di mata guru dan
teman-temannya di sekolah. Semoga.***