Jadi Anak Baik, Pahami Kesulitan Orangtua

Jadi anak yang baik, pahami kesulitan orangtua – Menjadi seorang anak yang baik harus rajin belajar dan membantu orangtua di rumah. Rajin belajar tidak hanya di sekolah, di rumah juga harus mengulang pelajaran. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru.

Bisakah anak sekolah membantu pekerjaan orangtuanya di rumah? Tentu saja bisa. Membantu pekerjaan  yang seharusnya bisa dilakukan oleh anak. Yang pasti, tidak harus membantu orangtua mencari uang!

Banyak yang dapat dilakukan oleh seorang anak sekolah di rumah. Tentunya di sela-sela kesibukan belajar atau ada waktu lowong di rumah. Mencuci piring, menyapu lantai, membersihkan halaman rumah, berbelanja ke warung atau kedai terdekat.

Bahkan membuatkan secangkir kopi atau teh untuk orangtua ketika baru pulang kerja, memasak, membuat kue, dan masih banyak yang lainnya. Pendek kata, lakukan yang bisa dikerjakan oleh anak sekolah sesuai keadaan masing-masing.

Akan tetapi menjadi anak yang baik tidak hanya rajin belajar di sekolah dan di rumah. Tidak semata membantu orangtua sesuai keadaan dan waktu serta kemampuan. Yang lebih penting lagi adalah mau memahami keadaan orangtua sendiri.

Orangtua anak bukanlah manusia super, dapat mengatasi masalah tanpa masalah.  Sebagai manusia biasa, orangtua juga akan mengalami kendala dan kesulitan dalam hidup. Nah, ketika mengalami kesulitan, menghadapi masalah atau kendala, orangtua kadang-kadang bingung, mudah marah kepada anak, atau menjadi sedih karena kesulitan mendapatkan uang untuk biaya anak sekolah.

Anak harus belajar menghadapi kondisi orangtuanya demikian. Tidak menganggap orangtuanya begini dan begitu. Sebaliknya berusaha memahami kesulitan yang sedang dihadapi orangtua. Kalau perlu, tidak ada salahnya anak bertanya dengan lembut dan hati-hati, kenapa orangtua seperti itu.

Kemudian jangan banyak meminta ini dan itu ketika orangtua mengalami kesulitan dan masalah. Usahakan untuk sementara, tidak mendesak atau merajuk meminta sesuatu ketika orangtua mengalami kesulitan. Kalau bisa, tentu lebih bagus anak ikut menghibur orangtua dengan caranya sendiri.

Anak yang bisa memahami kesulitan orangtua, rajin belajar di sekolah maupun di rumah. Tentulah ia menjadi seorang anak yang baik. Tidak hanya di mata orangtua di rumah melainkan juga di mata guru dan teman-temannya di sekolah. Semoga.***