2 Jenis Motivasi Belajar Siswa yang Perlu Diketahui

2 Jenis motivasi belajar siswa yang perlu diketahui – Keluhan guru terhadap rendahnya motivasi belajar siswa, bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Namun demikian perlu dipahami bahwa prestasi belajar yang rendah, tidak semata-mata disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar. Masih banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Kurang bergairah belajar, sering bolos, atau sering tidak datang ke sekolah. Adalah beberapa indikasi rendahnya motivasi belajar seorang siswa. Kondisi seperti ini ternyata tidak dialami oleh semua siswa. Masih banyak siswa yang mempunyai kemauan dan keinginan belajar yang kuat.

Dalam pembelajaran dikenal 2 jenis motivasi belajar, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Mari kita bahas selanjutnya.

1.Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan dorongan keinginan dan kemauan siswa untuk belajar yang betul-betul berasal dari dalam diri siswa. Dalam diri siswa sudah mulai tumbuh kesadaran akan pentingnya belajar. Siswa mengetahui apa yang hendak dicapainya jika bersemangat belajar. Sebagai contoh adalah keinginan untuk menjadi siswa berprestasi, memperoleh nilai hasil belajar yang tertinggi, dan lain sebagainya.

Baca: Tips Ampuh Menjadi Siswa berprestasi

Faktanya memang, siswa yang mempunyai motivasi intrinsik yang kuat cenderung menunjukkan prestasi belajar yang diinginkannya. Maka pantaslah, Max dan Tombouch, dua ahli psikologi mengibaratkan motivasi itu sebagai bahan bakarnya sebuah kendaraan. Tidak berarti betapapun bagusnya mesin, halusnya penyetelan tanpa memiliki bahan bakar.


2.Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan kemauan dan keinginan siswa untuk belajar yang berasal dari pihak luar. Suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan merupakan faktor luar yang mampu mendorong motivasi siswa untuk belajar. 


Baca juga: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

Begitu pula strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam mengajar. Dengan motivasi dari luar diri siswa, diharapkan dapat mereduksi perilaku siswa yang menyimpang selama pembelajaran berlangsung.

Sementara itu, ahli psikologi lainnya, Hawley, menyarankan agar guru menggunakan waktu sebanyak mungkin untuk memotivasi siswa. Disinilah pentingnya peranan guru sebagai motivator dalam pembelajaran. ***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel