Memahami dan Menyikapi Masalah Anak
Oktober 04, 2016
Memahami dan menyikapi masalah anak
- Bandel, nakal, keras kepala,
tangka (bahasa minang), anak
bermasalah? Label yang sangat mudah kita berikan pada anak. Tapi sebenarnya,
apa yang dimaksud dengan anak bermasalah? Bukankah semua orang mempunyai
masalah?
Cap negatif pada anak yang bermasalah inilah yang membuat kita sering bertindak berlebihan dalam menyelesaikan masalah pada anak.
Karena bisa jadi masalahnya sederhana. Maka dalam tulisan ini, kita akan mengenal apa itu masalah pada anak dan bagaimana mendeteksinya.
Nah, ada beberapa hal yang harus kita
pahami dahulu sebagai orangtua
yang bijak. Kita harus mengetahui apa yang
disebut dengan “masalah”.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, masalah adalah
sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan).
Tentu
saja definisi ini belum menjelaskan apa itu “masalah”. Baik, dengan mudah kita
bisa mengatakan “masalah” adalah sebuah kondisi dimana kenyataan (realita)
tidak sesuai dengan idealnya. “Kesenjangan” inilah yang dimaksud dengan “masalah”.
Kemudian,
agar kita bisa mengidentifikasi masalah tersebut adalah benar-benar menjadi
“masalah” maka kita harus mempunyai tolak ukurnya. Apa yang menjadi tolak ukur untuk mengatakan bahwa sesuatu
itu ideal?
Dalam
mengenal masalah pada anak, ada dua hal yang bisa kita jadikan patokan:
Pertama, tugas/tahapan perkembangan dan
nilai-nilai (value) atau norma yang berlaku.
Tugas perkembangan adalah
kemampuan yang harus dimiliki seseorang sesuai dengan usia perkembangannya.
Kedua,
kita harus paham bahwa seorang anak adalah pribadi yang unik. Maka, ketika kita
mendeteksi masalah pada anak, kita tidak membandingkannya dengan anak lain,
namun dengan kedua patokan di atas.
Ketiga, pendidikan pada dasarnya
disesuaikan dengan individu anak. Tugas orangtua dan pendidik untuk mendidik
sesuai dengan potensi masing-masing anak. Tidak menyamaratakan anak dalam
proses pendidikan.
Orangtua maupun pendidik harus
"menerima" bahwa ada hal yang tidak sesuai dengan kondisi ideal pada diri
anak. Termasuk menerima jika ternyata akar masalahnya berawal dari diri kita
sebagai orangtua atau pendidik.
Jika
sudah memahami hal-hal di atas, maka kita akan lebih mudah dalam mendeteksi dan menangani
sebuah masalah yang terjadi pada anak.
Masalah yang “terlihat” atau yang tampak
di permukaan, biasanya bukanlah akar masalahnya atau bukan masalah yang
sebenarnya.
Masalah
yang tampak adalah akibat dari sebuah akar masalah. Untuk mengetahui apa yang
menjadi akar masalah maka kita harus menggali lebih dalam lagi.
Kesalahan dalam
memandang masalah ini akan membuat kita tidak tuntas dalam menyelesaikan sebuah
masalah. Sehingga masalah itu akan muncul kembali di masa yang akan datang.
Kenapa? Karena akar masalahnya belum diselesaikan dengan tuntas
Dari
paparan di atas, semoga bisa mengubah cara pandang kita tehadap masalah-masalah
yang terjadi pada anak. Sehingga kita akan lebih mudah dalam mendeteksi dan
kemudian menyelesaikannya. (*Penulis: Hadi
Rahim)