Model Demokrasi Khas Minangkabau
Oktober 01, 2016
Model demokrasi khas minangkabau
- Ada dua sistem yang berpengaruh dalam politik pemerintahan adat di
minangkabau. Kedua sistem itu adalah ‘Bodi Caniago’ dan ‘Koto Piliang’. Bodi
Caniago menerapkan sistem demokrasi, sedangkan Koto Piliang menggunakan sistem
otokrasi. Watak atau sikap masyarakat minangkabau dipengaruhi oleh kedua sistem
kelarasan.
Oleh
karena penerapan pemerintahan adat dipengaruhi oleh kedua aliran itu, maka
lahirlah model demokrasi yang khas di dalam masyarakat minangkabau.
Demokrasi khas minangkabau
Masyarakat
minangkabau menganut kedua bentuk demokrasi itu. Kedua sistem kelarasan
tersebut terlihat dalam kehidupan masyarakat minangkabau sehari - hari.
Dalam
pemakaiannya masyarakat minangkabau, menerapkan kedua kelarasan ini tergantung
kepada permasalahan yang dihadapinya.
Ditinjau
dari sudut kepemimpinan, seorang pemimpin di minangkabau haruslah pemimpin yang
lentur atau bersifat fleksibel.
Artinya, pada saat tertentu dalam pengambilan
keputusan seorang pemimpin menggunakan sistem demokrasi, pada saat yang lain ia
menggunakan sistem otokrasi.
Pemilihan sistem tersebut tergantung pada
permasalahan yang dihadapi.
Pemimpin
yang lentur menggambarkan kebijaksanaan dan kearifan. Hal ini diungkapkan dalam
ungkapan adat, "kandua badantiang-dantiang, tagang bajelo-jelo."
ungkapan itu menunjukkan, bahwa seorang pemimpin bukanlah seorang yang kaku
dalam melaksanakan tugasnya, tetapi memiliki sikap bijaksana dan arif.
Dengan
memakai demokrasi maupun otokrasi. Kearifan seorang pemimpin digambarkan dalam
ungkapan adat berikut ini :
Urang
nan arif bijaksano,
Tahu
jo kieh kato sampai,
Tahu
jo ereng dengan gendeng,
Tahu
jo runiciang kamancucuak,
Tahu
jo lantiang kamanganai,
Tahu
jo dahan kamaimpok,
Alun
bakilek lah bakalam,
Takilek
ikan dalam aia,
Lan
tantu jantan batinonyo.
Dengan
kearifan itulah, seorang pemimpin di minangkabau mengetahui dengan tepat sistem
yang akan digunakannya dalam memimpin anak maupun kemenakannya, sehingga setiap
keputusan yang diambil selalu mengenai sasaran dan dapat diterapkan dalam
kehidupan masyarakat minangkabau.
Jadi
kesimpulannya, demokrasi yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat
minangkabau adalah bertemunya dua kehendak, yakni kehendak pemimpin dengan kehendak
yang dipimpin.
Dan
itulah kekhasan demokrasi dan watak orang minangkabau
sebagai penganut dari dua sistem kelarasan tersebut, semoga pembahasan ini
dapat bermanfaat, terima kasih. (*Penulis :Denis
Pahlevi)