Guru Datang dan Masuk ke Dunia Siswa
November 24, 2016
Guru datang dan masuk ke 'dunia
siswa' – Momentum Hari Guru Nasional (HGN) menjadi
kesempatan baik bagi para Pahlawan Pembangun Insan Cendikia alias guru untuk merenung dan
memetik berbagai hikmah.
Oleh sebab itu, artikel ini pun dihadirkan ke hadapan anda, masih dalam rangka memeriahkan peringatan HGN tersebut.
Guru dijuluki Pahlawan Pembangun Insan Cendikia. Ini mengisyaratkan bahwa guru berjuang keras mencerdaskan anak bangsa.
Semangat kejuangan para penyerdas anak bangsa telah memicu lahirnya banyak karya inovasi, terutama berkaitan dengan tugasnya sebagai pengajar, pendidik dan pelatih bagi anak bangsa.
Karya inovasi guru justru lahir karena banyak mengalami kendala dan hambatan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di lembaga sekolah.
Ada yang sempat diabadikan dalam karya tulis ilmiah. Namun karya inovasi tersebut lebih banyak disimpan di hati dan pikiran guru untuk diterapkan sendiri di ruangan kelas.
Kendala
dan hambatan dalam pembelajaran telah mendorong para guru untuk menemukan
ataupun memodifikasi strategi, teknik dan metode pembelajaran.
Hal itu
dilakukan karena setiap anak didik memiliki karakter yang berbeda satu sama
lainnya. Mereka bergabung dalam satu ruang kelas dalam heterogenitas yang
tinggi.
Mau
atau tidak, heterogenitas peserta didik menghendaki perubahan pola interaksi
guru dan murid dalam pembelajaran.
Dinamika perkembangan peserta didik sampai
hari ini, mengharuskan guru mau menggeser konsep pemikiran lama dimana para peserta didik
harus mengikuti semua kemauan guru agar pembelajaran berjalan efektif dan
efisien.
Guru ‘mengundang’ siswa agar masuk ke dalam dunia guru untuk menerima
pelajaran.
Namun
di era sekarang ini, justru gurulah yang perlu ‘datang’ dan masuk ke dalam
dunia siswa.
Artinya, guru perlu proaktif menyelami karakter dan keinginan siswa dalam belajar,
kemudian berusaha mengubah potensi yang sudah dimiliki oleh siswa berdasar potensinya masing-masing.
Jika
direnungkan, konsep pemikiran di atas
secara alamiah sudah berjalan sebagaimana mestinya. Guru memang 'datang' untuk
masuk dan mengajar ke ruang kelas siswa.
Kedatangan guru pada hakikatnya adalah
‘tamu’ bagi siswa di dalam kelas tersebut.
Jika
guru menjadi tamu dalam dunia siswa, maka pihak siswa harus memaklumi kalau seorang
tamu harus dihormati.
Kehadiran guru di ruang kelas semestinya mendapat tempat di hati siswa.
Salah satu implementasinya adalah siswa tidak meninggalkan ruangan kelas ketika guru datang. Tidak menunjukkan perilaku menyimpang, seperti mengganggu proses pembelajaran, bolos, dan lain sebagainya.
Konsep
guru 'masuk ke dalam dunia siswa' sesungguhnya menjadi awal yang baik dalam menjalankan proses
pembelajaran di ruang kelas.
Betapapun sulitnya materi pelajaran, siswa akan
berusaha untuk tetap betah menerima pelajaran dari guru.
Berdasar pengalaman empiris dan eksperimen sederhana, konsep guru datang dan masuk ke dalam dunia siswa, cukup
efektif dalam membelajarkan siswa.
Suasana belajar agak lebih kondusif dan menggairahkan siswa. Memang, cukup sulit untuk diterapkan mengingat
tradisi dan kebiasaan selama ini.
Namun secara berangsur, dengan semangat kejuangan mencerdaskan anak bangsa, konsep tersebut dapat
diterapkan dan berpengaruh besar terhadap psikologis siswa dalam proses
pembelajaran.***