Mengenal Semut Rangrang Atau Karanggan
November 04, 2016
Mengenal
Semut Rangrang atau karanggan - Semut rangrang atau ‘karanggan’
merupakan salah satu jenis serangga yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Semut ini sering kita jumpai di pagar atau berbagai pohon, seperti
pohon rambutan, pohon jambu, pohon mangga, dan berbagai pohon lainnya.
Ngomong-ngomong soal serangga, sobat udah tau gak apa itu serangga? Serangga itu binatang yang ukurannya kecil, ya?
Serangga memang memiliki ukuran yang kecil, tapi untuk lebih jelasnya yaitu, serangga merupakan salah satu hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) yang termasuk dalam kelas insecta. Serangga memiliki tiga bagian utama, yaitu kepala, dada, dan perut.
Sama halnya dengan semut rangrang, semut ini juga
memiliki tiga bagian utama, yaitu kepala, dada, dan perut.
Semut rangrang
berwarna merah kecoklatan dan memiliki tipe mulut penggigit. Semut ini jika
diletakkan di tubuh kita, ia bisa menggigit, tidak terlalu sakit, dan setelah
itu bisa menimbulkan rasa gatal.
Semut ini memakan sisa-sisa makanan, tulang ayam,
tulang ikan, dan berbagai tulang lainnya.
Mereka memakannya tidak secara
sendirian, tapi mereka akan bersama-sama memakannya, karena semut rangrang juga
termasuk hewan yang memiliki sifat kekeluargaan yang tinggi.
Semut rangrang merupakan semut yang pandai dalam
membuat sarang.
Mereka membuat sarang di atas pohon rambutan, jambu, dan lain
lain, dengan menggunakan dedaunan yang masih hidup.
Mereka menganyam dan
membuat sarang sedemikian rupa sehingga aman dari terpaan angin.
Di daerah saya, sarang semut rangrang menjadi
incaran banyak orang. Mereka mencari-cari sarang semut rangrang untuk diambil
telurnya kemudian dijual atau dijadikan umpan untuk mancing ikan.
Cara
mengambilnya yaitu dengan mengikatkan ember di ujung bambu, kemudian bambu itu
digunakan untuk merusak sarang semut rangrang tersebut. Semut dan telurnya akan
jatuh dan masuk ke dalam ember tadi.
Baca juga: 4 Karakter Semut Sebagai Sumber Belajar
Sekian uraian singkat tentang semut rangrang, semoga bermanfaat,
terima kasih. (*Penulis: Difo Faizi
Pratama)