Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
November 16, 2016
Pengertian
puisi menurut para ahli - Menurut Aminuddin (2009:134) kata
puisi berasal dari bahasa Yunani pocima “membuat” atau poeisis “pembuatan”.
Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya
seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan
atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Ilustrasi gambar (Matrapendidikan.id)
Sejalan dengan itu Hudson (dalam Aminuddin,2009:134) mengungkapkan bahwa ″Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya″.
Menurut Ratih
Mihardja (2012:18) ″Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk
kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya″.
Sejalan
dengan itu Dresden (dalam Ratih, 2012:18) mengatakan bahwa ″Puisi adalah sebuah
dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan
pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia
bernama puisi″.
Hasanuddin (2002:5)
menyatakan ″Puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif penyair yang masih
abstrak dikonkretkan, untuk mengkonkretkan peristiwa-peristiwa yang telah ada
di dalam fikiran dan perasaan penyair, dan puisi merupakan sarananya″. Menurut
Waluyo (2002:25) ″Puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur
fisik dan struktur batinnya″.
Menurut Semi (1988:84)
Puisi dapat diumpamakan sebagai suatu pernyataan yang menyenangkan yang muncul
dari suatu kemampuan, penyairnya melihat sesuatu secara antusias dengan jurus
yang tepat.
Penyair mempertimbangkan secara matang apa yang dilihatnya,
kemudian mengungkapkan hasil penglihatannya tanpa terlalu berkecendrungan untuk
mempermasalahkannya.
Sejalan dengan itu Mulyana (dalam Semi, 1988:83) ″Puisi
adalah sintesis dari berbagai peristiwa yang tersaring semurni-murninya dan
berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem
korespondensi dalam salah satu bentuk″.
Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa definisi puisi itu
berbeda-beda, tetapi pada hakikatnya sama.
Kesamaan inilah yang dapat
menyatukan bahwa puisi itu merupakan aspek bunyi yang berbentuk imajinatif,
emosional, dan intelektual penyair yang akhirnya dituangkan dalam bentuk
tulisan.
Unsur-Unsur
Puisi
Sebuah puisi yang
baik adalah puisi yang dibangun dari unsur-unsur yang akan membuat puisi itu menjadi
kokoh. Para ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai puisi karena
masing-masing mereka dilatari oleh teori yang mereka anut.
Waluyo (2002:27)
menyatakan Puisi terdiri atas dua unsur pokok yakni struktur fisik dan struktur
batin. Apa-apa yang dilihat pembaca melalui bahasanya yang Nampak disebut
struktur fisik.
Makna yang terkandung
dalam puisi yang tidak secara langsung dapat dihayati pembaca disebut sebagai
struktur batin.
Struktur fisik puisi adalah; (1) tipografi, (2) diksi, (3)
citraan, (4) kata konkret, (5) bahasa figurasi, (6) majas. Struktur batin puisi
adalah; (1) tema atau makna, (2) rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya, (3) nada, yaitu sikap penyair
terhadap pembacanya.
Bentuk fisik puisi
mencakup penampilannya di atas kertas, dalam bentuk nada dan larik puisi,
termasuk irama, intonasi, dan perangkat kebahasaan.
Bentuk mental terdiri atas
tema, pola-pola citra, dan emosi (Semi, 1988:96). Kemudian unsur-unsur yang
membangun sebuah puisi adalah (1) bait dan baris, (2) unsur musikalitas sebuah
puisi yang berkaitan dengan bunyi, irama, dan persajakan, (3) hubungan antara
kesatuan dalam puisi yang biasanya ditentukan oleh jenis puisi (Atmazaki,
1990:64).
Baca juga : Keindahan Karya Sastra Minangkabau
Berdasarkan pendapat
yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan unsur-unsur dalam puisi meliputi
unsur fisik dan unsur batin.
Unsur fisik dan unsur batin tersebut meliputi
tema, rasa, nada, amanat, diksi, imajinasi, bahasa figurative, kata kongkret,
ritme dan rima. Semoga bermanfaat. (*Penulis : Hadi Rahim)