Karakteristik Wiraswastawan Menurut Para Ahli
Desember 09, 2016
Karakteristik wiraswastawan menurut para ahli - Suhadi (1985) mengemukakan karakteristik wiraswasta
ialah percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan
baik, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam berusaha,
berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil resiko, berguru kepada
pengalaman.
Sumahamijaya (1980) menerangkan
bahwa seorang wiraswastawan adalah seorang pengusaha yang dengan kemampuannya
untuk memikul resiko dan meningkatkan efisiensi serta keahlian mengurus, dapat
menerobos berbagai persaingan, merebut kesempatan baru, pasaran baru, proses
produksi baru dan rumus baru sesuai dengan tertib hukum serta norma-norma
masyarakat lingkungannya untuk memberikan darma baktinya berupa pengadaan, penyediaan,
dan penjualan barang-barang dan jasa, demi semakin meningkatnya kemajuan
masyarakat.
Wiraswasta adalah pekerjaan yang
mengandung aspek-aspek :
a. Kemandirian,
diartikan sebagai mampu berdiri di atas kemampuannya sendiri dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ciri kemandirian ditunjukkan oleh
unsur-unsur sebagai berikut :
1)
Pengambilan inisiatif, hal ini
terkandung dalam kondisi yang tidak pasti dan banyaknya masalah-masalah yang
baru, seorang wiraswasta harus mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkannya
(Sharma, 1975).
2)
Memiliki modal, mungkin secara
penuh atau secara sebagian (Van der Straaten, dalam Joesoef, 1976).
3)
Mengurus organisasi atau
perusahaan dalam kapasitas sebagai penanggungjawab (Van der Straaten, dalam
Joesoef, 1976).
4)
Percaya pada kemampuan diri
sendiri (Suhadi, 1985).
b. Inovatif, diartikan
sebagai kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
usaha. Ciri inovatif ditunjukkan oleh unsur-unsur :
1) Kreativitas, terkandung dalam
aktivitas mempelopori usaha baru, menetapkan kombinasi-kombinasi baru, atau
sebagai pionir (Van der Straaten, dalam Joesoef, 1976).
2) Berpandangan luas jauh ke depan
terkandung dalam aktivitas usaha mengembangkan sayap (Suhadi, 1985).
3) Memburu keuntungan bisnis
terkandung dalam aktivitas menerobos berbagai persaingan, pasaran baru, proses
produksi baru untuk mengadakan, meyediakan, dan penjualan barang dan jasa (Van
der Straaten, dalam Joesoef, 1976; Sumahamijaya, 1980).
c. Menanggung resiko,
diartikan sebagai pengetahuan seseorang terhadap adanya resiko yang harus
diperhitungkannya, berdasarkan kemampuan yang ada pada dirinya. Ciri menanggung
resiko ditunjukkan oleh unsur-unsur :
1) Keuletan mental, terkandung dalam
aktivitas lincah dalam berusaha, mampu menghadapi persoalan dengan baik
(Suhadi, 1985).
2) .Menerima tantangan ketidakpastian
dan menanggung resiko ekonomi yang sulit diukur secara kualitatif dan
kuantitatif (Van der Straaten, dalam Joesoef, 1976).
Dalam kewiraswastaan, kekayaan
menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan produk bawaan (by-product) dari
sebuah usaha yang berorientasi dari sebuah prestasi.Prestasi kerja manusia yang
ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha yang
sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai orang
yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan kaya,
namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan perhiasan yang amat
mencolok. Maka soal kekayaan akhirnya terpulang pada masing – masing individu.
Keadaan kaya miskin, sukses
gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam
kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya ia. Ilmu
kewiraswastaan hanya menggariskan bahwa seorang wiraswastawan yang baik adalah
sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa saat
jatuh. Tidak ada satu suku katapun dari kata “wiraswasta” yang menunjukkan arti
kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata wiraswasta itu menunjuk
pada salah satu strata, kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok
elite tertentu.
Terkadang orang tidak menyadari
bahwa “wiraswasta” tidak sama dengan swasta dan orang swasta tidak dengan
sendirinya merupakan wiraswastawan sejati, meslipun mungkin yang bersangkutan
menyatakan diri begitu. Ini disebabkan “wiraswasta” mengandung kata wira yang
mempunyai makna luhurnya budi pekerti, teladan, memiliki 2 karakter yang baik,
berjiwa ksatria dan patriotik. Oleh sebab itu dapat dipastikan bahwa seorang
wiraswastawan sejati selalu memegang etika sebaik-baiknya dalam berbisnis.
Seorang wiraswasta juga banyak
dilibatkan dengan aktivitas-aktivitas yang bervariasi, bekerja keras, dan
bersikap dinamis, sehingga ia dituntut untuk dapat melakukan
aktivitas-aktivitas dengan terarah dan dapat mengaturnya dengan baik agar dapat
dicapai hasil yang optimal.
Kunci sukses
dari para wirausahawan itu mempunyai rahasia yang penting dan terdiri dari tiga unsur utama, yaitu:
1.
Motivasi, yaitu
keinginan menjadi sosok yang berguna bagi masyarakat melalui prestasi kerja
sebagai wirausaha.
2.
Pengetahuan, yaitu keinginan belajar terus agar tidak menjadi usang
dalam perubahan situasi persaingan usaha.
3. Menjalani, yaitu
keinginan berhasil yang didukung dengan perencanaan matang yang dipersiapkan
secara realistis sesuai dengan kebutuhan menghadapi persaingan dan kemampuan
melaksanakannya. (*Penulis : Hadi Rahim)