Inilah 3 Kerugian Jika Siswa Suka Bolos Belajar

Inilah 3 kerugian jika siswa suka bolos belajar – Jarang terdengar, orang sukses sekarang ini suka bolos semasa sekolah dulu. Kecuali mungkin siswa bandel atau nakal semasa sekolah,  ada yang menjadi orang sukses di kemudian hari. Yang ini sering kita dengar.

Seperti diketahui, bolos belajar di sekolah disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal siswa.

Faktor internal antara lain rendahnya minat dan kemauan belajar. Sedangkan faktor eksternal penyebab bolos lebih cenderung sistem dan model pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas.

Masalah bolos belajar di sekolah dipandang tidak hanya dari matra sikap dan perilaku menyimpang.

Lebih dari itu, bolos belajar perlu dicermati dalam aspek lain, misalnya kerugian yang dialami siswa maupun orangtua siswa.

Dengan mencermati aspek kerugian dari perilaku bolos belajar, siswa dapat merubah sikap dengan rajin mengikuti pelajaran.

Apa saja kerugian dialami siswa jika sering bolos belajar di sekolah? Coba simak uraian berikut ini.

1.Kerugian ilmu dan pengetahuan

Yang pasti, siswa sering bolos atau meninggalkan kelas dalam jam belajar akan  ketinggalan pelajaran. 

Berarti telah mengalami kerugian dari segi ilmu, pengetahuan, falsafah dan nilai karakter yang diberikan guru.

2.Kerugian memperoleh nilai

Ketinggalan yang paling parah tentunya ketinggalan nilai mata pelajaran. Lagi-lagi, jarang didengar siswa yang sering bolos memperoleh nilai bagus dalam ulangan.

Kalau pun ternyata bagus, itu kemungkinannya didapat dengan cara curang. Segala sesuatu yang diperoleh dengan cara tidak baik, tidak akan banyak manfaatnya bagi orang tersebut atau tidak akan menolong diri orang tersebut.

3.Kerugian materi dan waktu

Belajar dalam rentang waktu tertentu secara rutin memang kurang menyenangkan. Bagi siswa yang memiliki motivasi dan semangat belajar tinggi hal itu harus dijalani dengan sabar.

Namun siswa pemalas menyikapinya dengan usaha bagaimana dapat meninggalkan kelas dalam jam belajar. Kemudian bermain atau keluyuran di tempat lain.

Atau paling tidak nongkrong di kantin sekolah. Itu artinya, siswa telah menyia-nyiakan waktu belajar selagi muda.

Dari segi materi, siswa sering bolos telah merugikan orangtua tanpa mereka sadari. Kenapa tidak? Orangtua sudah mengeluarkan sekian biaya sekolah untuk anak-anaknya.

Ada orangtua murid terpaksa membanting tulang tanpa menghiraukan terik matahari dan derasnya hujan.

Semua itu dilakukan demi kelangsungan pendidikan anak. Namun sang anak menyia-nyiakan, melupakan semua pengorbanan orangtua dengan menunjukkan sikap bolos belajar.
Jadi, perilaku bolos itu sebaiknya dikurangi kalau tidak mungkin diubah dengan cepat atau secara mendadak. Sikap bolos jelas akan merugikan diri siswa sendiri maupun orangtuanya.***