Upaya Guru Redakan Kebosanan Siswa dengan Variasi Proses Belajar
Desember 18, 2016
Upaya guru redakan kebosanan siswa dengan
variasi proses belajar – Hampir semua aktivitas
bersifat rutin akan mendatangkan kebosanan. Apalagi kegiatan rutin tersebut berlangsung
dalam ruang dan waktu terikat dalam skedul atau jadwal. Pembelajaran di ruang
kelas merupakan contoh terdekat berkaitan dengan aktivitas rutin ini.
Mengajar dan belajar diikat oleh jadwal dan alokasi waktu tertentu.
Jika rutinitas yang berlangsung bersifat monoton, kebosanan itu akan mudah menyerang, tidak hanya peserta didik, pengajar pun dapat dihinggapi rasa bosan tanpa variasi serta selingan menyenangkan.
Ruang kelas merupakan tempat dimana pandangan siswa dibatasi oleh empat sisi dinding yang kokoh.
Siswa akan dikungkung dalam ruangan berbentuk persegi panjang ini
Pandangan siswa terbatas dan diharapkan oleh guru, hanya ke depan kelas atau ke papan tulis.
Jika
ada jendela kaca atau kisi-kisi jendela, itu hanyalah sarana untuk mengatur
sirkulasi udara dan masuknya baur cahaya matahari sehingga ruangan menjadi
terang.
Guru akan menegur siswa yang sering melihat ke luar jendela kaca atau
pintu kelas ketika pembelajaran berlangsung.
Kita
tidak lagi merasa heran ketika siswa lebih senang belajar di luar ruang kelas.
Di luar ruangan kelas, siswa merasa lebih bebas memandang situasi lingkungan.
Apalagi pekarangan sekolah bernuansa hijau dan sejuk. Lapangan olahraga yang
ditumbuhi rumput hijau dan segar bak permadani.
Mereka
senang belajar olahraga, keterampilan pertanian dan mata pelajaran lain yang
tidak dilaksanakan di ruang kelas. Itu sudah lumrah.
Tentu saja, bagi guru
tersebut tidak selamanya mengajar di luar kelas itu menyenangkan.
Mengelola
siswa di luar kelas agak lebih berat jika dibandingkan dengan ruangan kelas
yang memiliki pembatas.
Meredakan,
apalagi menghilangkan kebosanan seseorang atau kelompok orang bukanlah
pekerjaan mudah.
Begitu pula dalam meredakan kebosanan siswa dalam belajar. Guru
sebagai pengelola pembelajaran hanya berusaha untuk melakukan tindakan yang
dapat meredakan kebosanan siswa dalam belajar.
Meredakan
kebosanan siswa sesungguhnya akan lebih sulit dilakukan hanya oleh guru semata tanpa dukungan siswa dalam
kelas.
Artinya, siswa perlu mengupayakan dirinya untuk meredakan kebosanannya
sendiri.
Guru hanya menciptakan kondisi dimana siswa dapat belajar penuh
semangat.
Kegiatan
rutin seperti belajar di ruang kelas perlu menerapkan pola variasi proses.
Proses berlangsung secara bervariasi di bawah koordinator guru.
Dengan adanya
variasi proses akan tercipta suasana baru sehingga proses berlangsung tidak
monoton dan membosankan.
Apa
saja yang dapat divariasikan dalam proses pembelajaran?
Struktur pembelajaran,
tempat duduk siswa, metode dan stile guru mengajar, model belajar siswa, dan
lain sebagainya merupakan perhatian dalam upaya redakan kebosanan belajar.
#Struktur pembelajaran
Variasi
struktur pembelajaran dapat diubah-ubah setiap kali pertemuan sehingga tidak
membosankan.
Semestinya pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan berupa
apersepsi dan motivasi.
Kemudian kegiatan inti dan berakhir dengan kegiatan
penutup berupa kesimpulan pelajaran atau pemberian tugas.
Jika
struktur demikian sudah terasa membosankan, sekali-sekali guru harus berani
‘melanggar’ skedul tersebut.
Mungkin memberikan soal-soal tugas terlebih dulu.
Kemudian kegiatan inti.
#Tempat duduk
Sekali-sekali
guru merubah tempat duduk siswa.
Pengaturan tempat duduk baru hanya berlaku
pada jam pelajaran guru bersangkutan. Sebab, denah tempat duduk sudah diatur
permanen oleh guru wali kelas.
#Model belajar
Model
belajar bervariasi juga dapat meredakan kebosanan siswa belajar di ruang kelas.
Sekali-sekali digunakan model belajar duduk berkelompok mengerjakan tugas.
Pada saat lain mungkin menggunakan model tutorial sebaya, dimana siswa yang
sudah menguasai materi pelajaran dapat menerangkan pelajaran kepada
kelompoknya.
#Stil guru mengajar
Guru
memiliki ciri khas dan stil tersendiri dalam menghadapi siswa di ruang kelas.
Dua hal ini dapat menciptakan situasi baru sebagai variasi stil mengajar.
Karakter otoritas divariasikan dengan demokratis namun tidak serba permisif.
Ini menghindari disiplin dan keamanan dalam ruang kelas.
Baca juga : 6 Tips Mengelola Kelas dengan Baik
Karakter
guru juga berbeda-beda. Karakter berbeda tersebut akan mempengaruhi stil
masing-masing guru ketika mengajar.
Namun demikian, apapun karakter guru yang
mengajar, perlu berorientasi pada penciptaan suasana belajar yang tidak
monoton.
Konon, guru yang memiliki selera humor (sense of humour) dan santai
lebih disukai oleh siswa.***