Silent to Monster
April 04, 2017
Silent to
monster - Monster
adalah mahkluk yang dikenal membawa masalah. Keberadaannya
menjadi sesuatu yang mengganggu bagi orang banyak.
“Diam” bisa jadi sebuah monster yang hidup dalam kehidupan sehari-hari yang membawa masalah dan ketidaknyamanan publik.
Diam merupakan prilaku bijaksana dalam sebuah keputusan. Diam juga dapat menjadi respon tidak melakukan apa-apa. Bagaimanakah diam diposisikan dalam keadaan rapat/ musyawarah bersama? Tentu akan menimbulkan berbagai sterotipe pada pelaku diam tersebut.
Bayangkanlah
ada seseorang dalam sebuah tim, kemudian anggota lain menaruh perhatian pada
orang ini dengan membeli secangkir kopi hitam. Setelah menerima kopi ini orang
ini lekas pergi ke dapur dan mulai berdiam sambil memandang kopi ini. Orang ini
terus berpikir apa yang harus dilakukannya pada kopi ini.
Dia
tidak bisa meminumnya karena rasanya terlalu pahit namun demi menghargai
temannya dia tidak bisa membuangnya, ingin mengatakan berterus terang bahwa dia
lebih suka coklat yang manis tapi dia berpikir bahwa mereka pasti sudah
berusaha memilih kopi dari sekian banyak minuman di cafe, dan dia terus
memikirkan segala kemungkinan juga akibatnya.
Hingga
pada akirnya dia memutuskan untuk membuang setengah isi kopi dan menambahkan
air putih agar rasanya tidak terlalu pahit, namun temannya melihat itu dan
mengira bahwa ada kebencian yang membuatnya tidak mau meminum kopi itu sehingga
merasa kesal.
Kejadian
ini sebenarnya menceritakan bagaiamana
sebuah sikap “diam“
menjadi sebuah “monster”
yang membawa masalah dan dampak-dampak buruk dalam hubungan sosial khususnya.
Cerita
ini hanyalah sebagian kecil kejadian
yang terjadi dalam sepanjang kehidupan manusia, bahwa “ diam” begitu berpengaruh pada
persepsi orang yang berspekulasi secara negatif karena ketidakpuasannya.
Pribadi
ini dikenal sebagai individu yang Introvert. Introvert adalah pribadi yang
cenderung menarik diri dari kontak sosial. Perilaku yang paling sering ditemui
poada pribadi ini adalah diam, menyimpan rahasia, menutup diri dan pasif. Kaum
ini memang tidak pandai dalam berkomunikasi sehingga kemampuan dan pikiran yang
ada dalam dirinya tidak dapat tersalurkan dengan baik seperti halnya kejadian di
atas.
Salah
paham adalah suatu peristiwa yang sangat sering terjadi pada mereka, karena
komunikasi tidak efektif dibumbui dengan pandangan atau sterotipe negatif pada
suatu kejadian. Kedua belah pihak sebenarnya merasakan hal yang tidak nyaman,
baik orang yang salah paham maupun idividu yang disalah pahami.
Keadaan
ini terus menyeret pribadi introvert semakin terpuruk dan tidak mau keluar dari
cangkang yang sudah menjadi tempat perlindungannya. Dunia luar hanya akan
menjadi ketakutan dan berbagai masalah terjadi karena eksistensi dirinya.
Pribadi
ini selalu dipandang tidak bisa apa-apa, tidak layak mendapatkan tanggung jawab
namun sebenarnya mereka juga pribadi yang berkompeten, sisi eksklusif dari
mereka adalah banyak mengamati dan berpikir dibandingkan yang hanya berkaca
pada diri sendiri sehingga merasa bahwa pendapatnya adalah yang terbaik.
Orang
yang tepat dapat menjadi jembatan pribadi ini belajar berkomunikasi dengan
lebih baik, karena sebenarnya mereka adalah pribadi yang benar-benar peduli
dengan orang lain.
Sosok
guru adalah sosok yang tepat untuk melihat hal ini, dan memberikan pertolongan
sebelum mereka menemui pekerjaan, atau dunia sosial yang seakan menjadi neraka
bagi mereka. Anti sosial merupakan suatu ungkapan yang sangat menyakitkan dan sama
sekali tidak benar karena manusia adalah mahkluk yang membutuhkan satu sama
lain.
Sebagai
manusia yang hidup bersama kita patut memahami orang bukan dengan persepsi yang
buruk meskipun terjadi tingkah laku yang tidak dapat dijelaskan sekalipun.
Menerima seseorang dengan seutuhnya dan cinta tanpa syarat merupakan obat
paling mujarab bagi seorang intorvert yang mengalami kesulitan mengungkapkan
sesuatu.
Simak juga : Mengapa Perlu Berpikir positif?
Manusia
dapat berkomunikasi bukan hanya dengan kata-kata namun berbagai cara. Kebalikan
dari padanya pribadi ekstrovert yaitu
sosok yang terbuka, yang ramah, dan ceria menjadi model yang sangat tepat
berperan sebagai pendongkrak bukan sebagai tuntutuan yang memaksakan.
Dari
sekian banyak manusia adakah arti keberadaan kita bagi mereka, ataukah hati
kita telah buta akan sesama umat ciptaanNya.
(Penulis : Dwiki Daniel )
Sumber
: Feist, Jess. 2009. Theories of personality. Jakarta: Senerbit Salemba
Humanika.