Kalio Daging Buat Sahur dan Berbuka Puasa
Mei 29, 2017
Kalio daging buat sahur dan berbuka
puasa – Kalio daging merupakan masakan khas orang Minangkabau
sejak dulunya. Budaya membuat kalio daging sudah menjadi kebiasaan
turun-temurun bagi keluarga di ranah minang, terutama yang berdomisili di
daerah pedesaan.
Tak
terpungkiri, para perantau minang, segera pulang kampung menjelang memasuki
bulan puasa Ramadhan. Selain bersilaturrahmi dengan keluarga dan sanak famili
serta berziarah kubur, keinginan mencicipi enaknya kalio daging keluarga di
kampung, telah merayu perantau untuk pulang ke kampung halaman.
Masakan
yang satu ini boleh dikatakan harus ada bagi setiap keluarga di ranah Minang.
Apalagi ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Kalio daging menjadi salah satu masakan
utama teman makan nasi ketika sahur maupun berbuka, di awal-awal puasa Ramadhan.
Mengapa
harus ada? Bagi sebagian anggota masyarakat, membuat kalio daging menjadi
sebuah cara menunjukkan status keluarga dalam memasuki bulan puasa ramadhan. Sebagaimana
bunyi pepatah, “tak kayu jenjang
dikeping, tak ameh bongka diasah”.
Bahan
utama dan bumbu memasak kalio daging dapat dicari di pasar atau kios bumbu
masak di dekat anda. Bagaimana memasak kalio daging yang alami dan enak?
Gambar
di atas adalah cara memasak kalio daging dengan tungku dengan bahan bakar kayu atau
sabut kelapa. Dimasak di atas wajan atau kuali dari besi sehingga rasa kalio
daging menjadi alami. Gambar dikirim oleh kontributor matrapendidikan.id, Hary Delfingra, SPd
Kalio
daging dimasak di atas tungku api dengan kayu sebagai bahan bakar. Kuali
pemasak yang digunakan sebaiknya kuali dari besi, bukan dari aluminium. Dengan bahan
bakar kayu atau sabut kelapa, kalio daging benar-benar terasa lezat.
Tentunya,
sahur dan berbuka puasa dengan teman makan nasi kalio daging akan menjadikan
anggota keluarga bergairah untuk menunaikan ibadah puasa.***