Melestarikan Kesenian Randai Melalui Kegiatan Ekskul
Mei 27, 2017
Melestarikan kesenian randai melalui
kegiatan ekskul – Randai merupakan salah satu kesenian
tradisional Minangkabau yang sudah berumur tua. Keberadaan kesenian randai ini
akan terus dilestarikan sebagai aset kebudayaan Minangkabau.
Oleh sebab itu kesenian randai akan selalu diperkenalkan kepada generasi muda agar menjadi warisan kesenian turun-temurun sesuai pepatah, tak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh panas.
Lebih dari itu, kesenian randai mendapat tempat di hati generasi muda Minangkabau. Kaum muda lebih mengenali dan mencintai kesenian negerinya sendiri.
Simak juga : Melestarikan Kesenian Tradisional Minangkabau
Anak
sekolah merupakan salah satu komunitas terbesar yang terdiri dari generasi muda.
Oleh sebab itu sasaran bidik pelestarian kesenian randai mengarah kepada
lembaga pendidikan, terutama jenjang pendidikan SLTP dan SLTA.
Pada
kedua jenjang pendidikan sekolah tersebut terdapat kurikulum muatan lokal
(Mulok). Seni dan Budaya merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal
tersebut.
Namun demikian, upaya pelestarian kesenian randai juga dilakukan
melalui kegiatan ekstrakurikuler (ekskul).
Kontributor
matrapendidikan.com, Rahid Sikumbang,
sengaja membagi oleh-oleh pulang kampung menjelang puasa berupa gambar kegiatan
ekskul kesenian Randai di sebuah sekolah menengah atas.
Adalah
SMA Negeri 1 Ampek Angkek Canduang (dulunya SMA Negeri Lambah). Salah satu lembaga sekolah yang cukup peduli
dengan pelestarian kesenian tradisional Randai.
Randai
telah diprogramkan dalam kegiatan ekstrakurikuler (ekskul). Siswa dan siswi
yang berminat menggeluti kesenian randai dilatih bermain randai di luar jam
pelajaran sekolah.
Untuk
memantapkan siswa berkesenian randai, pihak sekolah telah mendatangkan pelatih
Randai dari Dinas Pariwisata Bukittingi.
Salah seorang pelatih tersebut adalah
Yogian Hutagama, M.Sn, yang juga putra asli daerah Ampek Angkek.
Jangan lupa baca : Pertunjukan Kesenian Tradisional di Nagari Taluak Lintau Buo
Seperti
diketahui, randai mengandung beberapa unsur kesenian seperti cerita (kaba),
nyanyi (dendang), tari (gerak tari gelombang dan tepuk galembong) dan unsur
drama (akting dan dialog).
Gabungan unsur tersebut secara selaras dan serasi
akan berwujud sebuah seni yang menarik untuk disaksikan oleh penonton.***