Melongok Sosok Seorang Siswa Cilik M.Fadhlan Hakim
Mei 09, 2017
Melongok sosok seorang siswa cilik m.fadhlan hakim – Muhammad
Fadhlan Hakim, akrab dipanggil Aan. Hanyalah seorang siswa biasa di tengah jutaan siswa sekolah dasar di negeri tercinta ini. Berpenampilan sederhana (low profile)
Seperti kebanyakan siswa seusianya, Aan memiliki aktivitas sehari-hari, baik di sekolah dan di rumah maupun di Masjid. Kalau begitu, apa yang perlu dilongok dari seorang Aan cilik ini?
Mungkin kegemarannya membaca, rajin mengulang pelajaran di rumah ataupun rajin berlatih mengaji.
Putra sulung dari 5 bersaudara ini gemar membaca dan mengulang pelajaran
di rumah. “Rajin
pangkal pandai”, pepatah yang sering didengungkan oleh guru di sekolah maupun
orangtuanya di rumah sangat meresap ke dalam pikiran siswa yang masih di bangku kelas
V SD ini.
Tidak mengherankan kalau Aan selalu menuntut kepada orangtuanya agar dibelikan buku bacaan. Kadang-kadang buku
pelajaran kakak-kakaknya pun dibacanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Kalau
ada buku penunjang pelajaran disediakan pihak sekolah, siswa yang gemar nonton film kartun Naruto ini, selalu mendesak orangtuanya untuk membeli buku tersebut untuk bahan belajar di rumah.
Kegemaran membaca dan rajin mengulang pelajaran di rumah telah mengantarkannya menjadi
juara kelas. Memang, bicara prestasi belajar, Aan baru pada batas juara kelas di SD Negeri 47 Pangian Lintau Buo..
#Aktivitas pulang sekolah
Aktivitas
di rumah, seperti kebanyakan siswa seusianya. Pulang sekolah, kebiasaannya menonton siaran
televisi kesukaannya. Atau menggunakan gadget orangtuanya. Tetapi
menonton siaran televisi dan bermain gadget tidak begitu lama. Setelah itu mengulang pelajaran
atau mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru di sekolah.
Siswa kelahiran 10 Juli 2005 ini mulai belajar mandiri di rumah. Hal itu terlihat dari kebiasaannya membereskan seragam sekolahnya sendiri. Mulai dari mencuci kaos kaki, menyemir sepatu, bahkan sudah berani menyetrika pakaian sekolahnya.
Aan
memiliki banyak kesibukan dalam belajar di luar sekolah. Belajar mengaji di
TPA/TPSQ Masjid Subulussalam Patameh Pangian pada malam hari. Selain itu ia
mengikuti les belajar irama tilawah sekali seminggu. Pulang mengaji ia kembali mengulang pelajaran di rumah.
Belum
lama ini kebetulan ia meraih Juara I Tilawah MTQ PHBI tingkat Kecamatan Lintau Buo mewakili
TPA/TPSQ, tempatnya menimba ilmu. Selain memperoleh piala dan uang tunai dari
panitia, kedua orangtuanya juga ikut memberi bonus atas prestasinya tersebut.
Sebelumnya
Muhammad Fadhlan Hakim pernah mendapat juara III Lomba Tilawah di sebuah surau
di Nagari Pangian dan memperoleh piala dan uang tunai, serta bonus sebuah sepeda dari
kedua orangtuanya. Dengan sepeda inilah Aan pergi dan pulang mengaji di TPA/TPSQ.
Sebagai
seorang anak, tentunya ia juga memiliki kekurangan di mata guru maupun orangtuanya
sendiri. Namun Aan rajin shalat dan mendoakan kedua orangtuanya sehabis shalat. Inilah warisan paling berharga dari kedua orangtuanya.
Memang, pendidikan adalah warisan paling baik bagi anak. Pendidikan itu bermula dari lingkungan keluarga, Kemudian dilanjutkan di lembaga sekolah dan lingkungan masyarakat tempat anak bergaul.
Rajin
melaksanakan shalat 5 waktu sehari semalam, belajar dan mengulang pelajaran di
rumah serta rajin mengaji adalah nilai penting yang perlu dilongok dari sosok siswa
cilik ini. (Tim matrapendidikan.id)