Upaya Guru dalam Mencapai Target Materi Pelajaran

Upaya guru dalam mencapai target materi pelajaran – Bukan lagi menjadi suatu rahasia di kalangan guru. Sering guru mengeluh mana kala ujian tengah semester (UTS) atau ujian semester (US) sudah di ambang pintu.

Ilustrasi gambar (pixabay.com)

Apa keluhan yang paling sering dikemukakan guru? Penyampaian materi pelajaran kepada siswa tidak mencapai target. Ujian sudah dekat sementara materi yang akan disampaikan dan pelajari siswa masih banyak.

Program pembelajaran yang telah disusun sedemikian rupa di awal semester tidak tepat waktu. Lalu, apa yang biasa dilakukan guru untuk mencapai target penyampaian materi pelajaran kepada murid? Jalan pintas!

#Cara instan mencapai target materi pelajaran

Materi ujian tengah semester mencakup kompetensi dasar sampai pertengahan semester. Begitu pula ujian semester, mencakup semua materi yang diberikan pada semester bersangkutan.

Jika materi pelajaran tidak sampai pada target kompetensi dasar yang ditetapkan maka dikhawatirkan siswa tidak sanggup menjawab soal ujian dengan baik. Apa yang dilakukan guru untuk mengatasi kondisi seperti ini?

Dengan setengah hati dan penuh keraguan, guru mengambil cara instan  atau jalan pintas. Misalnya:

1.Memberi salinan (kopian) bagian materi pelajaran yang masih tersisa kepada setiap siswa.
2.Menugaskan siswa untuk merangkum isi buku pada bagian materi yang tidak sempat diberikan guru.
3.Memberikan kisi-kisi soal UTS atau US kepada siswa untuk dipelajari sendiri di rumah
4.Memberi tambahan jam belajar  kepada siswa setelah pembelajaran regular berakhir.

#Siswa menjadi terbebani

Mengapa guru setengah hati atau ragu dalam melakukan cara instan tersebut? Guru sudah memahami dan memaklumi, cara tersebut sebenarnya akan membebani siswa.

Di sisi lain, guru juga merasa bersalah karena tidak mencapai target penyampaian materi pelajaran seratus persen.

Guru sudah memahami sendiri bagaimana karakter maupun tipe belajar murid-muridnya. Jangankan mempelajari secara mandiri materi yang belum dipelajari di sekolah.

Materi yang sudah diajarkan dengan baik belum tentu dapat dikuasai dengan baik oleh siswa.

Boleh jadi jalan pintas yang dilakukan guru sudah mengatasi sebagian keluhan guru untuk sementara. Bagaimana dengan keluhan siswa? 

Di balik cara instan dilakukan guru mencapai target penyampaian materi pelajaran, ternyata menimbulkan beban bagi sebagian siswa.

Terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memiliki motivasi belajar rendah. Bahkan beban itu tidak hanya dialami oleh siswa, orang tua siswa kadang-kadang ikut memikul beban tersebut.

Cara guru mencapai target penyampaian materi pelajaran, tak dapat dipungkiri telah menambah banyak tugas siswa di rumah. Tugas dan pekerjaan rumah siswa semakin menumpuk.

Masih untung bagi anak yang memiliki kesadaran belajar yang tinggi.  Anak yang kurang bisa memahami materi pelajaran tanpa penjelasan guru, boleh jadi tidak ambil pusing dengan cara guru tersebut.

#Kendala target penyampaian materi pelajaran

Sebenarnya para guru sudah menyusun program semester sebaik mungkin. Semua perangkat mengajar yang dibutuhkan sudah di menej dengan hati-hati pada awal semester.

Penyesuaian alokasi waktu sudah dilakukan berdasarkan kalender akademik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.

Pendek kata, guru mata pelajaran sudah menganalisis materi pelajaran, menyusun atau menganalisa silabus materi pelajaran dengan cermat, menyesuaikan alokasi waktu setiap standard kompetensi dengan waktu efektif yang tersedia dalam semester bersangkutan berdasar kalender akademik.

Tidak ada yang kurang dilakukan guru. Lalu dimana masalahnya? Apa yang menjadi kendala dalam mencapai target materi pelajaran? Berikut adalah catatan penting berkaitan dengan kendala tersebut!

1.Siswa bukanlah benda mati
Persiapan dan perencanaan yang disusun sedemikian rupa oleh guru boleh jadi menghadapi kendala dalam pelaksanaannya di kelas.

Yang dihadapi guru bukan benda mati melainkan kumpulan individu yang heterogen dengan aneka karakter.

Itu berarti tidak mungkin seorang guru menyesuaikan keinginannya, persis seperti persiapan dan perencanaan yang tertulis dalam perangkat mengajarnya.

Sebagai gambaran sederhana, kadang-kadang  saat memulai dan membuka pelajaran saja sudah menyita sekian menit waktu yang tersedia.

Mulai dari membenahi kelas atau mengatur siswa sampai membuka pembelajaran. Fakta ini sungguh tidak dapat terelakkan oleh seorang guru dalam pembelajaran.

Selain itu, tugas guru tidak terbatas untuk mengajar, menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Tugas guru yang lebih luas adalah mendidik dan ini butuh waktu yang tidak bisa ditetapkan dalam perangkat mengajar.

2.Kegiatan di sekolah dan kegiatan lainnya
Meskipun program dan kalender akademik sekolah sudah disusun di awal tahun pelajaran.

Kenyataannya masih sering terjadi kegiatan-kegiatan yang bersifat mendadak atau insidentil. Mau atau tidak kegiatan ini mengganggu hari efektif dalam perangkat mengajar.

Kegiatan di sekolah maupun kegiatan di lingkungan pemerintah setempat sering  mengharuskan sekolah atau siswa dan guru untuk  mengikutinya.

Kegiatan tersebut telah menyita waktu efektif pembelajaran sehingga berdampak pada pencapaian target penyampaian materi pelajaran.

Di pihak guru mata pelajaran, sering guru mendapat tugas luar sehingga mau tidak mau waktu efektif dalam program terganggu. Memang, guru sertifikasi harus mengganti jam efektif yang ditinggalkan dengan alasan dinas luar dan alasan lain  seperti karena sakit, keperluan lain dan sebagainya.

Namun penggantian waktu tersebut diyakini tidak akan efektif untuk mengejar ketertinggalan materi pelajaran. Bagi siswa yang rendah motivasi belajarnya, cara ini justru menjadi beban bagi mereka.

3.Kelalaian dalam perhitungan hari efektif
Akhir-akhir ini semakin banyak hari besar nasional selain dari hari minggu. Banyaknya hari libur nasional yang jatuh selain dari hari minggu akan mempengaruhi upaya guru dalam mencapai target penyampaian materi pelajaran.

Kekhilafan dalam menghitung hari efektif saat menyusun program semester bukan hal mustahil terjadi. Sebagai manusia biasa guru akan memiliki sifat lalai dalam mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran.

Keadaan ini akan mempengaruhi pencapaian target penyampaian materi pelajaran di ruang kelas.

#Upaya alternatif dari guru

Kegiatan sekolah dan kegiatan lainnya di lingkungan pemerintah setempat, tidak dapat dielakkan oleh pihak sekolah maupun guru. Guru tidak mungkin menghindari terkendalanya pembelajaran pada hari efektif karena kegiatan penting tersebut.

Yang dapat dilakukan guru adalah meminimalisir dampak kegiatan mendadak dengan berbagai solusi. Tujuan upaya guru adalah mengefektifkan pencapaian target materi pelajaran.

Oleh sebab itu ada beberapa alternatif upaya yang dapat dilakukan guru:

1.Menganalisa kalender akademik
Pada awal semester, guru sudah menganalisa kalender akademik secermat mungkin. Begitu pula dalam melakukan penghitungan hari belajar efektif satu semester.

Jika pada kalender akademik banyak terdapat hari libur nasional maupun kegiatan sekolah, cadangan minggu efektif harus ditingkatkan dari sebelumnya.

2.Mengekstrak materri pelajaran
Meningkatkan cadangan minggu efektif beresiko terhadap alokasi waktu setiap kompetensi dasar yang ada. Mau tidak mau alokasi waktu juga dikurangi, namun jabaran materi pelajaran pada kompetensi dasar tersebut lebih disederhanakan (diekstrak).

Mengekstrak bukan berarti mengurangi materi pelajaran melainkan memilih materi esensial dalam satu standar kompetensi.

3.Mengefektifkan metode mengajar
Mengefektifkan metode mengajar mengandung pengertian mengefisienkan pelaksanaan metode mengajar.

Guru perlu menyederhanakan langkah dan penerapan suatu metode sehingga tepat sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran atau persiapan mengajar.

4.Mengontrol penggunaan waktu
Di ruang kelas tersedia jam dinding. Guru juga kebanyakan memakai jam tangan. Dengan memanfaatkan sarana tersebut guru dapat memantau dan mengontrol alokasi pembelajaran sehingga tepat waktu.

Selain cara tersebut, sesungguhnya budaya disiplin menerapkan pembelajaran cukup mendukung tercapainya target kurikulum sesuai alokasi waktu pembelajaran yang sudah disusun dalam persiapan mengajar.

Dapat disimpulkan bahwa target penyampaian materi pelajaran mungkin akan sulit tercapai seratus persen. Namun demikian berbagai kendala yang dihadapi dapat diminimalisir melalui upaya kreatif dari guru.

Diyakini, para guru sudah dan sedang melakukan upaya tersebut di sekolah.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel