Upaya Guru dalam Mencapai Target Materi Pelajaran
Mei 13, 2017
Upaya guru dalam mencapai target materi
pelajaran – Bukan lagi menjadi suatu rahasia di kalangan guru.
Sering guru mengeluh mana kala ujian tengah semester (UTS) atau ujian semester
(US) sudah di ambang pintu.
Apa keluhan yang paling sering dikemukakan guru? Penyampaian materi pelajaran kepada siswa tidak mencapai target. Ujian sudah dekat sementara materi yang akan disampaikan dan pelajari siswa masih banyak.
Program pembelajaran yang telah disusun sedemikian rupa di awal semester tidak tepat waktu. Lalu, apa yang biasa dilakukan guru untuk mencapai target penyampaian materi pelajaran kepada murid? Jalan pintas!
#Cara instan mencapai target materi pelajaran
Materi
ujian tengah semester mencakup kompetensi dasar sampai pertengahan semester.
Begitu pula ujian semester, mencakup semua materi yang diberikan pada semester
bersangkutan.
Jika
materi pelajaran tidak sampai pada target kompetensi dasar yang ditetapkan maka
dikhawatirkan siswa tidak sanggup menjawab soal ujian
dengan baik. Apa yang dilakukan guru untuk mengatasi kondisi seperti ini?
Dengan
setengah hati dan penuh keraguan, guru mengambil cara instan atau jalan pintas. Misalnya:
1.Memberi
salinan (kopian) bagian materi pelajaran yang masih tersisa kepada setiap
siswa.
2.Menugaskan
siswa untuk merangkum isi buku pada bagian materi yang tidak sempat diberikan
guru.
3.Memberikan
kisi-kisi soal UTS atau US kepada siswa untuk dipelajari sendiri di rumah
4.Memberi
tambahan jam belajar kepada siswa
setelah pembelajaran regular berakhir.
#Siswa menjadi terbebani
Mengapa
guru setengah hati atau ragu dalam melakukan cara instan tersebut? Guru sudah memahami
dan memaklumi, cara tersebut sebenarnya akan membebani siswa.
Di sisi lain, guru
juga merasa bersalah karena tidak mencapai target penyampaian materi pelajaran
seratus persen.
Guru
sudah memahami sendiri bagaimana karakter maupun tipe belajar murid-muridnya. Jangankan mempelajari secara mandiri materi yang
belum dipelajari di sekolah.
Materi yang sudah diajarkan dengan baik belum
tentu dapat dikuasai dengan baik oleh siswa.
Boleh
jadi jalan pintas yang dilakukan guru sudah mengatasi sebagian keluhan guru untuk
sementara. Bagaimana dengan keluhan siswa?
Di
balik cara instan dilakukan guru mencapai target penyampaian materi pelajaran,
ternyata menimbulkan beban bagi sebagian siswa.
Terutama bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar dan memiliki motivasi belajar rendah. Bahkan beban itu tidak hanya
dialami oleh siswa, orang tua siswa kadang-kadang ikut memikul beban tersebut.
Cara
guru mencapai target penyampaian materi pelajaran, tak dapat dipungkiri telah
menambah banyak tugas siswa di rumah. Tugas dan pekerjaan rumah siswa semakin
menumpuk.
Masih
untung bagi anak yang memiliki kesadaran belajar yang tinggi. Anak yang kurang bisa memahami materi
pelajaran tanpa penjelasan guru, boleh jadi tidak ambil pusing dengan cara guru
tersebut.
#Kendala target penyampaian materi pelajaran
Sebenarnya
para guru sudah menyusun program semester sebaik mungkin. Semua perangkat
mengajar yang dibutuhkan sudah di menej dengan hati-hati pada awal semester.
Penyesuaian
alokasi waktu sudah dilakukan berdasarkan kalender akademik yang dikeluarkan
oleh pemerintah daerah.
Pendek
kata, guru mata pelajaran sudah menganalisis materi pelajaran, menyusun atau
menganalisa silabus materi pelajaran dengan cermat, menyesuaikan alokasi waktu
setiap standard kompetensi dengan waktu efektif yang tersedia dalam semester
bersangkutan berdasar kalender akademik.
Tidak
ada yang kurang dilakukan guru. Lalu dimana masalahnya? Apa yang menjadi
kendala dalam mencapai target materi pelajaran? Berikut adalah catatan penting
berkaitan dengan kendala tersebut!
1.Siswa bukanlah benda mati
Persiapan
dan perencanaan yang disusun sedemikian rupa oleh guru boleh jadi menghadapi
kendala dalam pelaksanaannya di kelas.
Yang dihadapi guru bukan benda mati
melainkan kumpulan individu yang heterogen dengan aneka karakter.
Itu
berarti tidak mungkin seorang guru menyesuaikan keinginannya, persis seperti
persiapan dan perencanaan yang tertulis dalam perangkat mengajarnya.
Sebagai
gambaran sederhana, kadang-kadang saat
memulai dan membuka pelajaran saja sudah menyita sekian menit waktu yang
tersedia.
Mulai dari membenahi kelas atau mengatur siswa sampai membuka
pembelajaran. Fakta ini sungguh tidak dapat terelakkan oleh seorang guru dalam
pembelajaran.
Selain
itu, tugas guru tidak terbatas untuk mengajar, menyampaikan materi pelajaran di
dalam kelas. Tugas guru yang lebih luas adalah mendidik dan ini butuh waktu
yang tidak bisa ditetapkan dalam perangkat mengajar.
2.Kegiatan di sekolah dan kegiatan
lainnya
Meskipun
program dan kalender akademik sekolah sudah disusun di awal tahun pelajaran.
Kenyataannya masih sering terjadi kegiatan-kegiatan yang bersifat mendadak atau
insidentil. Mau atau tidak kegiatan ini mengganggu hari efektif dalam perangkat
mengajar.
Kegiatan
di sekolah maupun kegiatan di lingkungan pemerintah setempat sering mengharuskan sekolah atau siswa dan guru untuk
mengikutinya.
Kegiatan tersebut telah
menyita waktu efektif pembelajaran sehingga berdampak pada pencapaian target
penyampaian materi pelajaran.
Di
pihak guru mata pelajaran, sering guru mendapat tugas luar sehingga mau tidak
mau waktu efektif dalam program terganggu. Memang, guru sertifikasi harus
mengganti jam efektif yang ditinggalkan dengan alasan dinas luar dan alasan
lain seperti karena sakit, keperluan
lain dan sebagainya.
Namun
penggantian waktu tersebut diyakini tidak akan efektif untuk mengejar
ketertinggalan materi pelajaran. Bagi siswa yang rendah motivasi belajarnya,
cara ini justru menjadi beban bagi mereka.
3.Kelalaian dalam perhitungan hari
efektif
Akhir-akhir
ini semakin banyak hari besar nasional selain dari hari minggu. Banyaknya hari
libur nasional yang jatuh selain dari hari minggu akan mempengaruhi upaya guru
dalam mencapai target penyampaian materi pelajaran.
Kekhilafan
dalam menghitung hari efektif saat menyusun program semester bukan hal mustahil
terjadi. Sebagai manusia biasa guru akan memiliki sifat lalai dalam
mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran.
Keadaan ini akan mempengaruhi
pencapaian target penyampaian materi pelajaran di ruang kelas.
#Upaya alternatif dari guru
Kegiatan
sekolah dan kegiatan lainnya di lingkungan pemerintah setempat, tidak dapat
dielakkan oleh pihak sekolah maupun guru. Guru tidak mungkin menghindari
terkendalanya pembelajaran pada hari efektif karena kegiatan penting tersebut.
Yang
dapat dilakukan guru adalah meminimalisir dampak kegiatan mendadak dengan
berbagai solusi. Tujuan upaya guru adalah mengefektifkan pencapaian target materi
pelajaran.
Oleh sebab itu ada beberapa alternatif upaya yang dapat dilakukan
guru:
1.Menganalisa kalender akademik
Pada
awal semester, guru sudah menganalisa kalender akademik secermat mungkin.
Begitu pula dalam melakukan penghitungan hari belajar efektif satu semester.
Jika pada kalender akademik banyak terdapat
hari libur nasional maupun kegiatan sekolah, cadangan minggu efektif harus
ditingkatkan dari sebelumnya.
2.Mengekstrak materri pelajaran
Meningkatkan
cadangan minggu efektif beresiko terhadap alokasi waktu setiap kompetensi dasar
yang ada. Mau tidak mau alokasi waktu juga dikurangi, namun jabaran materi
pelajaran pada kompetensi dasar tersebut lebih disederhanakan (diekstrak).
Mengekstrak bukan berarti mengurangi materi pelajaran melainkan memilih materi
esensial dalam satu standar kompetensi.
3.Mengefektifkan metode mengajar
Mengefektifkan
metode mengajar mengandung pengertian mengefisienkan pelaksanaan metode
mengajar.
Guru perlu menyederhanakan langkah dan penerapan suatu metode
sehingga tepat sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam rencana
pembelajaran atau persiapan mengajar.
4.Mengontrol penggunaan waktu
Di
ruang kelas tersedia jam dinding. Guru juga
kebanyakan memakai jam tangan. Dengan memanfaatkan sarana tersebut guru dapat
memantau dan mengontrol alokasi pembelajaran sehingga tepat waktu.
Selain
cara tersebut, sesungguhnya budaya disiplin
menerapkan pembelajaran cukup mendukung tercapainya target kurikulum sesuai
alokasi waktu pembelajaran yang sudah disusun dalam persiapan mengajar.
Dapat
disimpulkan bahwa target penyampaian materi pelajaran mungkin akan sulit
tercapai seratus persen. Namun demikian berbagai kendala yang dihadapi dapat
diminimalisir melalui upaya kreatif dari guru.
Diyakini, para guru sudah dan
sedang melakukan upaya tersebut di sekolah.***