Ketika Siswa Menerima Karma
Juni 09, 2017
Ketika
siswa menerima karma – Kita semua pasti sudah tahu apa itu karma
atau hukum karma. Yaitu balasan atas sikap dan perbuatan seseorang terhadap
orang lain. Hanya saja, istilah karma atau hukum karma lebih cenderung dipakai sebagai
balasan atas sikap dan perbuatan yang merugikan orang lain.
Misalnya, seseorang yang sering mengecewakan orangtua lain,
suatu saat juga akan menerima pembalasan, atau karmanya. Wah, ternyata dalam
dunia asmara juga dikenal istilah karma.
Hukum karma menimpa siapa saja, termasuk siswa. Jika
siswa melawan kepada guru siswa akan kesulitan menerima pelajaran ataupun
menghadapi ujian. Gimana sih, kok siswa bisa terima karma juga? Ada yang
statusnya masih siswa gak? Yang masih berstatus siswa, wajib baca! Benar atau
gak sih tulisan ini.
Jadi begini lho, hari biasa saat kita belajar, banyak bukan
siswa yang sering ngobrol meskipun ada guru,saat guru bicara didepan kita malah
mengabaikannya? Kebayang gak, bagaimana perasaan guru saat kita tidak
menghargainya? Nah, itu lah hebatnya guru, memiliki
kesabaran yang luar biasa.
Hari terus berganti, saatnya ujian datang. Perasaan gugup
mulai menghampiri dan saatnya siswa menerima balasan sikap dan perbuatan (karma).
Lho, kenapa saat ujian jadi gugup? Karma apa coba?
Memang benar, orang bijak berkata: “Apa yang kamu
tanam itulah yang akan kamu petik, jika engkau mengawali dengan kebaikan, maka
berakhir juga dengan kebaikan, jika engkau mengawali dengan keburukan, maka
akan berakhir dengan keburukan juga. Yang menabur angin, ia yang akan menuai
badai”
Habat bukan? Kita aja yang terlalu lengah. Biasanya kita
tak mendengar guru saat teori, sekarang saatnya guru berbicara saat ujian. Pernahkah
kalian mengalami hal ini? Nah, bagaimana rasanya saat kita membutuhkan
ketenangan, eh malah pengawas ujian bicara? Gak fokus, bukan?
Setidaknya siswa mengerti bagaimana perasaan guru saat
kita tidak mendengarkannya, saat kita mengabaikan, bahkan tidak menghargainya. Oleh
karena itu, mulai dari sekarang, ubahlah tingkah laku kita. Belajarlah
menghormati guru. Salam siswa dan kawula muda.(*Penulis : Andini Meysi Ullanda)