Renungan Hati buat Siswa

Renungan hati buat siswa- Seorang guru bertanya kepada anak didiknya dalam suatu pembelajaran. Beliau menanyakan 6 hal berikut ini :

1. Siapa yang mencintai indonesia ?
2. Siapa yang mencintai pahlawan ?
3. Siapa yang mencintai pancasila ?
4. Siapa yang mencintai bendera ?
5. Siapa yang mencintai ilmu ?
6. Siapa yang mencintai sekolahnya ?

Alhasil, setiap pertanyaan yang diajukan, dijawab serentak dengan kata "saya bu", lalu guru tersebut tersenyum dan memberikan apresiasi berupa kata "bagus anak ibu"

“Sekarang kalian dengar baik-baik perkataan ibu!” Namun, salah seorang anak membantah dengan nada bicara sedikit keras, "Bu, kita mau belajar, bukan mau dengar cerita ibu."

Dengan senyuman sang guru menjawab, "Anak ibu semua, apa yang ibu sampaikan adalah ilmu yang sangat besar, ilmu yang tidak akan kalian dapatkan dipelajaran manapun, paham?"

Sang guru melanjutkan pembicaraannya, “Siswa sekalian, jika  kalian mencintai indonesia, apa yang telah kalian perbuat?”

Siswa pun menunduk.

“Kita selalu mengeluh karena hidup miskin, tapi kita tidak mau berusaha memanfaatkan tanah air yang kaya, kita tanyakan apa yang dapat diberi oleh tanah air kepada kita, tapi kita melupakan apa yg telah kita perbuat untuk tanah air yang memberi kita tempat untuk menjalani hidup.
Katanya kalian mencintai pahlawan, tapi kenapa kita lebih memilih memandang, menempel, dan menyimapan gambar artis-artis luar negeri? Katanya saya menghargai jasa pahlawan, tapi saat upacara bendera saja kita tidak bisa khikmat.

Wah saya suka mempajang gambar pahlawan dan saya khikmat dalam mengikuti upacara itu hanya secuil dari cara mencintai pahlawan. Bosan kalian mendengar jika bukan karena kegigihan, hidup kita masih dijajah bangsa asing jangankan untuk kerja paksa, menolong orang tua saja kita mengeluh.

Kalian bilang, kalian mencintai pancasila, tolong sebutkan lima sila pancasila tersebut!”

Siswa pun terdiam.

“Kalian bilang kalian mencintai, tapi bentuknya saja kalian tidak mengetahui, katanya kalian cinta pancasila….,” Tiba-tiba pembicaraan guru tersebut dipotong oleh seorang siswa

"Bu saya hafal pancasila"

“Silahkan coba!

Siswa tersebut menyebutkan satu demi satu pancasila tersebut. Dan setelah selesai guru kembali berkata,

“Kalian hafal tapi kalian sendiri tidak tau apa maksudnya, bagaimana contohnya, dan cara mengamalkannya.

Anak ku semua hafal saja tidak bisa dikatakan mencintai tanpa ada mengamalkannya. Katanya kalian mencintai bendera, ilmu dan sekolah. Tapi kalian sendiri mencoret-coretnya.”

"Kami tidak ada mencoret bandera, buku ataupun sekolah, bu." Kata seorang siswa.

Guru pun menjawab, “Kalian memang tidak mencoretnya secara langsung tapi permainan ini hangat halus, namun menghancurkan segalanya. Kalian bilang,kalian tidak mencoret ilmu, tapi kalian sering mengatakan buat apa ilmu??

Kalian bilang kalian tak mencoret bendera, tapi kalian sendiri membiarkannya rapuh tak terawat. Kalian bilang, kalian tak mencoret sekolah, tapi hanya karena hal sepele, kalian penjarakan guru yang merupakan tutor ilmu.”

Dan sekarang, muncul hal baru yaitu siswa-siswi coret-coret seragam saat kelulusan, Astagfirullah hal'azim. Anakku sekalian, taukah kalian dalam seragam itu terdapat bendera merah putih, lambang pendidikan, nama sekolah, lambang-lambang organisasi lainnya.

Tega sekali kalian menginjak dan menodai almamater yang selama ini menemani perjuanganmu. Kita dididik untuk mencintai tapi kita mencintai hanya sebagai topeng untuk menyembunyikan kesombongan. (*Penulis : Andini Meysi Ullanda)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel