Renungan Hati buat Siswa
Juni 03, 2017
Renungan
hati buat siswa- Seorang guru bertanya kepada anak didiknya
dalam suatu pembelajaran. Beliau menanyakan 6 hal berikut ini :
1. Siapa yang mencintai
indonesia ?
2. Siapa yang mencintai
pahlawan ?
3. Siapa yang mencintai
pancasila ?
4. Siapa yang mencintai bendera
?
5. Siapa yang mencintai ilmu
?
6. Siapa yang mencintai
sekolahnya ?
Alhasil, setiap pertanyaan
yang diajukan, dijawab serentak dengan kata "saya bu", lalu guru
tersebut tersenyum dan memberikan apresiasi berupa kata "bagus anak
ibu"
“Sekarang kalian dengar baik-baik
perkataan ibu!” Namun, salah seorang anak membantah dengan nada bicara sedikit
keras, "Bu, kita mau belajar, bukan mau dengar cerita ibu."
Dengan senyuman sang guru
menjawab, "Anak ibu semua, apa yang ibu sampaikan adalah ilmu yang sangat
besar, ilmu yang tidak akan kalian dapatkan dipelajaran manapun, paham?"
Sang guru melanjutkan
pembicaraannya, “Siswa sekalian, jika
kalian mencintai indonesia, apa yang telah kalian perbuat?”
Siswa pun menunduk.
“Kita selalu mengeluh karena
hidup miskin, tapi kita tidak mau berusaha memanfaatkan tanah air yang kaya, kita
tanyakan apa yang dapat diberi oleh tanah air kepada kita, tapi kita melupakan
apa yg telah kita perbuat untuk tanah air yang memberi kita tempat untuk menjalani
hidup.
Katanya kalian mencintai
pahlawan, tapi kenapa kita lebih memilih memandang, menempel, dan menyimapan
gambar artis-artis luar negeri? Katanya saya menghargai jasa pahlawan, tapi saat
upacara bendera saja kita tidak bisa khikmat.
Wah saya suka mempajang
gambar pahlawan dan saya khikmat dalam mengikuti upacara itu hanya secuil dari
cara mencintai pahlawan. Bosan kalian mendengar jika bukan karena kegigihan, hidup
kita masih dijajah bangsa asing jangankan untuk kerja paksa, menolong orang tua
saja kita mengeluh.
Kalian bilang, kalian mencintai
pancasila, tolong sebutkan lima sila pancasila tersebut!”
Siswa pun terdiam.
“Kalian bilang kalian
mencintai, tapi bentuknya saja kalian tidak mengetahui, katanya kalian cinta pancasila….,”
Tiba-tiba pembicaraan guru tersebut dipotong oleh seorang siswa
"Bu saya hafal pancasila"
“Silahkan coba!
Siswa tersebut menyebutkan
satu demi satu pancasila tersebut. Dan setelah selesai guru kembali berkata,
“Kalian hafal tapi kalian
sendiri tidak tau apa maksudnya, bagaimana contohnya, dan cara mengamalkannya.
Anak ku semua hafal saja tidak
bisa dikatakan mencintai tanpa ada mengamalkannya. Katanya kalian mencintai
bendera, ilmu dan sekolah. Tapi kalian sendiri mencoret-coretnya.”
"Kami tidak ada mencoret
bandera, buku ataupun sekolah, bu." Kata seorang siswa.
Guru pun menjawab, “Kalian
memang tidak mencoretnya secara langsung tapi permainan ini hangat halus, namun
menghancurkan segalanya. Kalian bilang,kalian tidak mencoret ilmu, tapi kalian
sering mengatakan buat apa ilmu??
Kalian bilang kalian tak
mencoret bendera, tapi kalian sendiri membiarkannya rapuh tak terawat. Kalian
bilang, kalian tak mencoret sekolah, tapi hanya karena hal sepele, kalian
penjarakan guru yang merupakan tutor ilmu.”
Dan sekarang, muncul hal
baru yaitu siswa-siswi coret-coret seragam saat kelulusan, Astagfirullah hal'azim.
Anakku sekalian, taukah kalian dalam seragam itu terdapat bendera merah putih, lambang
pendidikan, nama sekolah, lambang-lambang organisasi lainnya.
Tega sekali kalian menginjak
dan menodai almamater yang selama ini menemani perjuanganmu. Kita dididik untuk
mencintai tapi kita mencintai hanya sebagai topeng untuk menyembunyikan
kesombongan. (*Penulis : Andini Meysi
Ullanda)