Gadis Cantik Pemilik Mata Bola
Juli 31, 2017
Hatiku
mendadak gelisah. Usaha untuk segera tidur lebih cepat dari biasanya, menjadi
sia-sia. Padahal besok pagi aku mengajar pada jam pelajaran pertama. Kebetulan
hanya hari itu satu-satunya dalam daftar pelajaran saya mengajar jam pertama.
Selebihnya mengajar jam pelajaran kesekian.
Karena
hanya satu hari dalam seminggu aku mengajar pada jam pelajaran awal maka aku
tidak mau datang terlambat masuk kelas untuk mengajar. Inilah prinsip yang aku pegang selama menjadi
guru.
Alasan
menggunakan prinsip ini, sederhana saja. Jika aku sempat terlambat masuk kelas
di awal pelajaran pada hari tersebut, bagaimana aku bisa berani untuk mengajak
murid untuk datang tidak terlambat ke sekolah?
Memang,
prinsip yang aku anut belasan tahun itu membuahkan hasil. Aku dapat dengan
lantang mengatakan agar siswa tidak datang terlambat ke sekolah. Bahkan aku
semakin berani menghukum siswa yang datang terlambat masuk belajar denganku.
*****
Kembali
aku memaksakan diri untuk memejamkan mata. Namun apa hendak dinyana. Kembali pula aku gagal untuk tertidur dengan nyenyak. Semakin dipaksa semakin terasa bola mata ini membangkang untuk tidak mau terpejam. Bola mata ini benar-benar tidak mau
diajak kompromi.
Akhirnya
aku menyerah. Kemudian segera bangkit dari pembaringan. Beranjak menuju ruang dimana aku sering mempelototi layar komputer. Aku menyalakan komputer dan tak lama kemudian layar
komputer siap untuk dipergunakan.
Perhatianku
tertuju pada logo mozilla firefox di dekstop layar komputer. Sarana berelancar
di dunia internet. Ku arah mouse komputer dan membuka browser mozilla firefox itu. Mengetikkan alamat url
facebook.com. Masuk dengan akun dan password facebook-ku.
Ternyata
ada isyarat pesan muncul pada bagian tab atas facebook. Siapa yang mengirim pesan? Penasaran, spontan aku klik dan terbuka nama pemilik. Yohana!
“Selamat
malam, bapak…”
Aku
terhenyak membaca sapaan singkat itu.
Sepertinya
pesan itu dibuat persis ketika aku hendak keluar dari akun facebook sehingga tidak
sempat membacanya. Wah, pasti Yohana mengira aku sengaja keluar setelah melihat
tanda pesan masuk darinya.
Padahal
sungguh mati, aku kurang memperhatikan tanda-tanda itu saat keluar dari akun
facebook. Aku tidak menyadari ada pesan masuk.
Ya,
ampun….Aku
baru ingat, Yohana itu muridku sendiri. Bukankah besok pagi aku akan mengajar
di kelasnya?
“Belum
tidur, bapak?” Mendadak muncul pesan
dari kode ikon mesenger itu.
Aku
jadi malu. Dicuekin saja? Tidak mungkin. Kalau aku logout lagi, Yohana pasti tersinggung. Akhirnya aku segera
mengetik pada tampilan jendela percakapan itu:
“Belum, Yo... Kamu belum tidur juga?”
“Belum,
bapak… Mata Yo belum mau dipejamkan…” balas Yohana kemudian.
Aku
tercenung. Koq, bisa sama kejadiannya denganku? Perasaanku,
Yohana sengaja menyindirku. Menyindir gurunya masih online sampai selarut malam ini.
“Bapak
juga belum ngantuk, Yo.” balasku beretrus terang.
“Tapi, bukankah besok bapak mengajar di kelas Yo?” Kilah Yohana mengingatkan.
“Iya…”.
Hanya itu yang bisa kujawab.
Namun
mendadak Yohana telah keluar dari akunnya. Kode button aktif tiba-tiba berubah
menjadi putih pertabnda Yohana off. Aku tidak tahu, apakah karena signal atau memang Yohana sig out.
******
Alhamdulilah
, aku tidak terlambat bangun pagi. Di perjalanan pun lancar karena tidak
terjadi kemacetan. Aku sampai di sekolah lima menit sebelum sirine pertanda
dimulai pelajaran mengaum.
Aku
melangkah menuju kelas Yohana. Semua siswa di kelas itu sudah berbaris di koridor
depan pintu kelas menunggu kedatanganku.
Konsentrasiku
jadi terganggu ketika hendak memulai mengajar. Aku merasa melalui sudut mata,
Yohana selalu memperhatikanku dari tadi. Tapi aku coba mengarahkan pandangan
pada Yohana yang duduk di bagian depan sebelah kiri kelas.
Setelah
menarik nafas dan membaca basmalah
segera memulai menerangkan pelajaran. Paruh jam pelajaran, saya memberi tugas
kepada siswa untuk dikerjakan saat itu juga. Sementara itu aku duduk dan
bersandar pada kursi guru.
Diam-diam,
aku perhatikan Yohana melalui ekor mata. Ternyata “gadis kecil” itu menarik
juga. Mukanya bulat berisi, matanya bulat hitam dan…ternyata ia mempunyai
kantung mata…
Ah, mata bulat bagai bola milik Yohana….Mata bagus itu membuat aku harus
memperhatikannya lebih lama lagi. Aku tak pernah bosan memperhatikan bola matanya yang bulat meskipun secara diam-diam di sela menerangkan pelajaran.
Yohana,
siswi cantik pemilik mata bola itu, seakan mengingatkanku kembali pada masa
silam. Masa silam bersama Maria yang pergi meninggalkanku tanpa alasan yang
jelas.
Simak juga : Gadis Cantik Penampi Padi
Oh,
sebenarnya aku tak mau mengingatnya lagi masa itu. Lagi pula saat ini aku
sedang mengajar di ruang kelas.***