5 Strategi Wali Kelas untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa
Juli 24, 2017
5 Strategi wali kelas untuk mengembangkan
kreativitas siswa – Kreativitas seseorang akan tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan pergaulan komunitas yang kondusif.
Lingkungan seperti ini akan tercipta bila masing-masing individu saling menghargai, menaati aturan yang berlaku dan saling memberi motivasi dalam komunitas tersebut.
Sebaliknya, kreativitas seseorang akan mundur dalam suasana lingkungan pergaulan penuh ancaman dan tekanan.
Kondisi
pikiran dan batin merasa terkekang, sering dihinggapi rasa takut dan jauh dari
rasa nyaman.
Justru dengan kondisi seperti ini akan muncul “pemberontakan” batin
yang dapat berujung pada munculnya sikap dan perilaku menyimpang dalam
komunitas pergaulan tersebut.
Dalam
lingkup pendidikan anak di lembaga sekolah, kreativitas siswa akan tumbuh dan
berkembang dalam suasana dan lingkungan sosial yang demokratis dan
menyenangkan.
Kondisi
lingkungan sosial seperti ini, secara perlahan-lahan akan menumbuhkembangkan
potensi kreatif yang ada pada diri siswa.
Guru
berperan penting dalam menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki siswa melalui
strategi dan metode pembelajaran yang dijalankan.
Namun guru yang ditunjuk
sebagai wali kelas lebih berpeluang lagi untuk menumbuhkan kreativitas siswa.
Bagaimana
strategi wali kelas dalam menumbuhkan potensi kreatif yang ada pada diri siswa?
Berikut 5 strategi atau pendekatan wali kelas untuk menumbuhkan kreativitas
siswa:
1.Strategi penghargaan dan hukuman
Penghargaan
dari pihak atau orang lain cenderung mendorong tumbuhnya kreativitas seseorang.
Berdasar pemikiran ini maka seorang wali kelas perlu menyiapkan konsep yang
bisa diterapkan secara nyata.
Konsep
dimaksud adalah memberikan berbagai bentuk penghargaan (reward) terhadap siswa yang dinilai memiliki potensi kreatif
dan mampu menunjukkan kreativitasnya.
Penghargaan
dari wali kelas tidak semata dalam bentuk materi (non verbal).
Penghargaan juga
dapat diberikan dalam bentuk sikap dan tindakan berupa pujian dan dukungan
semangat kepada siswa (verbal).
Sebaliknya,
jika ada siswa yang menyalahgunakan kondisi sosial yang sudah nyaman, wali
kelas dapat bertindak tegas terhadap siswa tersebut.
Tindakan tegas dimaksud
adalah pemberian peringatan keras sampai pemberian hukuman (punhisment).
Tentu
saja, pemberian hukuman haruslah bernilai dan bersifat mendidik.
Toleransi bukan
berarti memberi “kelonggaran” kepada siswa, melainkan memberi ruang waktu
kepada siswa untuk berpikir dan bertindak untuk memperbaiki kesalahannya.
2.Strategi musyawarah dan mufakat
Wali
kelas merupakan wakil orangtua siswa di sekolah. Namun demikian wali kelas
perlu menumbuhkan nuansa demokratis di kelas bimbingannya berupa budaya musyawarah
untuk mencapai mufakat dalam mengambil keputusan.
Aturan
atau disiplin belajar yang bersifat khusus di kelas, perlu dirumuskan dan
dimusyawarahkan bersama siswa.
Misalnya, aturan kelas dan bentuk sanksi bagi
siswa yang melanggar peraturan kelas, menetapkan iuran kelas, membuat program
kerja kelas, mengatur kegiatan kelas berkaitan dengan kegiatan sekolah, dan
lain sebagainya.
3.Strategi kebebasan berpikir dan mengambil tindakan
Kebebasan
berpikir dan mengambil tindakan berarti
kebebasan yang berada dalam matra (lingkup) pendidikan, bukan kebebasan untuk
berbuat macam-macam.
Wali
kelas perlu mengakomodasi agar siswa berani mengeluarkan pikiran dan pendapat
serta mengambil tindakan dalam keputusan yang baik.
Dengan
menciptakan suasana dimana siswa bebas berpikir dan mengambil tindakan
diharapkan potensi kreatif yang sudah dimiliki siswa akan tumbuh dan berkembang
sehingga siswa memiliki kreativitas tinggi.
4.Strategi menumbuhkan kemandirian siswa
Pengembangan
kreativitas siswa memang disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan umur siswa.
Kreativitas
siswa akan tumbuh melalui konsep kemandirian. Siswa yang kreatif umumnya
bersikap mandiri.
Berdasarkan
konsep ini, wali kelas perlu memberikan latihan kemandirian melalui contoh dan
bimbingan dalam melakukan aktivitas belajar di ruang kelas maupun di luar
kelas.
Misalnya,
menggergaji batang bambu menjadi potongan-potongan yang bisa dibuat pagar taman
kelas.
Kepada siswa diperagakan contoh penggergajian batang bambu yang efektif,
kemudian dilakukan oleh siswa sampai mereka bisa mengerjakannya sendiri.
Dengan
kemandirian seperti ini, siswa akan mampu berkreasi dalam menciptakan model
atau variasi pagar taman kelas dari bambu sehingga terlihat bagus menurut
mereka.
Contoh
lain adalah menumbuhkan kemandirian siswa yang bertugas sebagai pengurus kelas
(ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara dan sekretaris) untuk melaksanakan
tugasnya masing-masing.
Peran
wali kelas adalah memberi kesempatan kepada pengurus kelas bagaimana
melaksanakan tugas sebagai pengurus kelas secara mandiri.
5.Strategi mengembangkan sikap toleransi siswa
Sikap
toleransi antar sesama siswa dibentuk melalui pola pembiasaan dan bimbingan
wali kelas.
Bagaimana toleransi terhadap antar sesama teman di dalam kelas.
Nilai sikap toleransi termasuk salah satu nilai yang tidak mudah dikembangkan.
Namun
demikian pola pembiasaan dan bimbingan wali kelas akan menumbuhkembangkan nilai-nilai
toleransi pada siswa. Muaranya adalah tumbuh dan berkembangnya potensi kreatif
yang dimiliki siswa
Simak juga :Peran Wali Kelas di Sekolah
Demikianlah
5 strategi wali kelas dalam menumbuhkembangkan kreativitas siswa. Semoga
bermanfaat dan menjadi bahan inspirasi bagi kita semua.***