Kalau Sama Jomblo, Lantas Kenapa?

Kalau sama jomblo, lantas kenapa? – Ombak samudera Indonesia menggulung menuju pasir Pantai Muaro Lasak. Saling kejar-kejaran, seakan berpacu hendak menghempaskan diri di areal pasir yang terbentang sepanjang pantai.

Nun jauh disana, laut luas terlihat membiru. Seakan menghapus batas kaki langit dengan permukaan samudera. Justru pemandangan seperti semakin membuat aku kagum dengan ciptaan Yang Maha Kuasa.

Tak seorang pun manusia pelukis handal di dunia ini yang mampu mengalahklan lukisan pemandangan karya Sang Pencipta tersebut.

Saat aku terpesona memandang laut biru. Aku tersentak sesaat. Sesosok bayangan melintas pelan persis di hadapanku. Menghalangi pandanganku sesaat. Membuyarkan pikiranku.

Perempuan bertubuh sintal itu berjalan pelan dengan kepala ditekuk. Sepertinya dia menyimpan sesuatu kesedihan. Akhirnya aku tak ambil pusing dengan keadaan gadis bertopi pet itu.

Namun tak lama berselang gadis itu kembali dan sudah berdiri di dekatku.
“Boleh saya duduk, Uda?” katanya mohon izin untuk menempati bangku tempat duduk. Kebetulan hanya aku sendiri yang duduk di tempat itu.

“Oh, tentu. Silahkan.”
“Terima kasih,”
Tak enak kalau tidak saling bertegur sapa dengan gadis cantik di sampingku ini. Lantas aku menoleh ke arahnya.
“Sendirian ke tempat ini?” tanyaku memecah suasana diam.
“Ya, seperti yang Uda lihat sekarang,.” jawabnya seraya tersenyum, getir.
“Oh,”
“Uda juga sendirian?”
“Nggak, sekarang sudah berdua dengan adik...” sahutku enteng dan sedikit bergurau.
Gadis itu tersenyum. Kini senyumnya tak lagi segetir tadi. Aku jadi kagum pada diriku sendiri. Ternyata aku pandai juga bergurau. Buktinya, gadis di sampingku ini tersenyum manis.

Tak enak kalau tidak berkenalan dengan manis di sampingku.
“Hm, kenalkan…Nama Uda, Samsir…” ujarku seraya menyodorkan tangan. Gadis itu membalas uluran tanganku seraya menyebutkan namanya.
“Meilan…”
Meski baru berkenalan namun antara aku dan Meilan terlihat sangat akrab. Seakan-akan sudah saling kenal sudah lama.
“Kamu sudah punya pacar, Meilan?” tanyaku kemudian.
“Emangnya kenapa, Uda?”
“Hm, gak ada apa-apa. Cuma pengin tanya aja,”
“Menurut Uda Samsir gimana?”
“Belum…”
“Kalau sudah tau kenapa bertanya lagi?”
“Oh, jadi masih jomblo juga ya? Koq bisa sama…”
“Sama apanya?”
“Sama-sama jomblo…hehehe.”
“Ah, Uda ini bisa aja…”
“Tapi benar begitu, bukan?” kilahku.
“Iya deh…lantas kenapa, Uda? Tanya Meilan memandangku penuh arti.
Aku tak kuasa menjawab. Tapi dari relung hati paling dalam aku merasakan sesuatu yang tak pernah kurasakan selama ini. Inikah yang dikatakan jatuh cinta pada pertemuan pertama?***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel