Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual di Ruang Kelas

Penerapan strategi pembelajaran kontekstual di ruang kelas – Pembelajaran di ruang kelas, sejatinya lebih mengedepankan bagaimana proses belajar siswa ketimbang bagaimana pencapaian target kurikulum.

Bagaimana proses belajar siswa, berarti bagaimana siswa menerima, mengolah, memiliki dan menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa telah mengalami proses belajar di ruang kelas.

Siswa dikatakan telah belajar apabila sejumlah konsep materi pelajaran telah dimiliki dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari siswa. Sehingga terwujud pembelajaran bermakna bagi siswa. Hal itu diwujudkan oleh guru melalui berbagai strategi/pendekatan pembelajaran.

“Tidak satu jalan ke roma”, peribahasa ini sesuai dengan upaya guru untuk menciptakan kondisi siswa belajar, minimal belajar dalam matra aktivitas psikis. Banyak strategi pembelajaran atau pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan oleh guru dalam menjalankan pembelajaran bermakna.

Salah satu strategi pembelajaran yang patut diungkapkan kembali adalah pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pendekatan ini bukanlah ‘barang’ baru dalam dunia pendidikan sehingga para guru umumnya sudah memahami seluk beluk strategi pembelajaran ini.

Hanya saja, pemahaman tersebut kadang-kadang terhenti karena sistem pembelajaran yang berlaku. Materi pelajaran cukup luas namun alokasi tidak memadai.

Guru memang dituntut untuk mengedepankan kualitas pembelajaran namun disisi lain guru didesak untuk mencapai target kurikulum.

#Strategi pembelajaran kontekstual

Sebenarnya, tercapainya target kurikulum sesuai jadwal dan waktu, belum ada jaminannya proses pembelajaran akan berkualitas dan bermakna bagi siswa.

Dengan materi pelajaran yang lebih luas dan dalam waktu relatif singkat, cenderung membuat guru berpikir untuk mencapai target kurikulum dalam melaksanakan pembelajaran.

Apa indikasi pembelajaran bermakna bagi siswa? Menurut pengalaman empiris, tanda-tanda telah berlangsung proses pembelajaran bermakna bagi siswa antara lain:

a.Suasana dalam ruang kelas relatif kondusif dan terkendali

b.Prilaku siswa menyimpang, seperti: membuat suasana onar, izin keluar tiap sebentar, bolos belajar dan lain sebagainya, dapat diminimalisir.

c.Belajar jadi mudah dan menyenangkan.

d.Materi pelajaran dirasakan oleh siswa sesuai dengan kemampuan berpikirnya dan cocok dengan pengalaman nyata siswa sehari-hari.

Dapat disimpulkan, pembelajaran bermakna bagi siswa memang ditandai dengan situasi dan kondisi saat berlangsungnya pembelajaran.

Suasana belajar kondusif menunjukkan proses belajar menarik dan menyenangkan.

Materi yang disajikan guru pas banget dengan struktur kognitif dan pengalaman nyata siswa sehari-hari sehingga menarik perhatian siswa Inilah esensi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.

Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual akan membantu guru dalam mewujudkan pembelajaran berkualitas dan bermakna.

Pada pendekatan ini, ditekankan bagaimana guru mengaitkan materi pelajaran dengan situasi nyata siswa dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Dalam hal ini, guru seolah-olah berusaha untuk menghadirkan dunia nyata ke dalam ruang kelas. Ketika membahas konsep sistem koordinasi dalam pembelajaran IPA, misalnya.

Guru menghadirkan fenomena-fenomena makhluk hidup, khususnya manusia dalam berinteraksi dalam lingkungan alam dan sosial. 

Sebagai contoh, respons manusia ketika mencium bau tak sedap. Bau tak sedap adalah impuls (rangsangan pesan informasi) berupa zat kimia yang diterima oleh reseptor hidung.

Pesan rangsangan itu diteruskan ke otak untuk diproses kemudian diperintahkan anggota gerak (tangan) untuk menutup hidung.

Ini hanya contoh kecil saja mengaitkan materi sistem koordinasi pada manusia.

Selain itu, pembelajaran kontekstual akan mendorong siswa membuat hubungan (korelasi) antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa orang mengangkat kaki secara refleks ketika terinjak paku?

Paku adalah impuls fisik yang menyebabkan rasa sakit pada telapak kaki. Namun gerak reflek, gerak yang melibatkan sum-sum tulang belakang, telah menyuruh efektor untuk mengangkat kaki secepat mungkin.

Faktanya, tidak pernah terdengar orang berpikir dulu baru mengangkat kakinya yang tertusuk paku.

Demikian secuil bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk menciptakan suana pembelajaran bermakna bagi siswa.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel