Gerakan Berpakaian Rapi di Sekolah

Gerakan disiplin berpakaian rapi di sekolah – Tata cara berpakaian untuk siswa merupakan bagian tak terpisahkan dari disiplin sekolah. Itu sudah diketahui oleh siswa di suatu sekolah saat pertama kali mereka diterima di sekolah tersebut. Bahkan pernyataan untuk mematuhi tata tertib sekolah, termasuk disiplin berpakaian, sudah ditandatangani oleh siswa dan orangtua siswa.

Berbagai strategi sudah dilakukan oleh pihak sekolah dalam menegakkan aturan berpakaian bagi siswa. Siswa harus berpakaian rapi dan akan diberi sanksi bagi siswa yang melanggar aturan tersebut. Sanksi dimulai dari peringatan, teguran sampai pemanggilan orangtua siswa ke sekolah.

Namun pihak sekolah, dalam hal ini guru dan wali kelas, kadang-kadang lalai dalam mengontrol siswa dalam menegakkan aturan berpakaian ini. Akibatnya secara berangsur-angsur siswa mulai memanfaatkan situasi kelalaian guru dan wali kelas tersebut.

Siswa masih banyak yang tidak berpakaian rapi selama berada di lingkungan sekolah. Bahkan dalam ruang kelas sekalipun. Misalnya, siswa masih suka mengeluarkan bagian bawah bajunya. Tidak mengenakan topi saat upacara bendera, atau tidak mengenakan dasi dan atribut lainnya.

Ibarat makan bubur panas

Mengatasi masalah siswa yang semakin enggan berpakaian rapi di sekolah ternyata tidak mudah. Ini menyangkut kebiasaan dan kesenangan siswa. Mengubah kebiasaan dan kesenangan siswa dari berpakaian tidak rapi menjadi rapi sesuai dengan aturan berpakaian sekolah.

Susah untuk membawa siswa kembali untuk berpakaian rapi selama berada di lingkungan sekolah. Namun demikian tidak tertutup upaya bagi guru dan wali kelas untuk menegakkan kembali tata tertib berpakaian.

Guru dan wali kelas ibarat makan bubur panas untukmenegakkan tertib berpakaian.  Tidak mungkin menyendok dan menyuap bubur yang sedang panas-panasnya.

Upaya memakan bubur panas dilakukan dengan menyendok bubur dalam piring dimulai dari bagian pinggir piring sedikit demi sedikit. Pada bagian pinggir piring, bubur akan cepat dingin. Nah disitulah dimulai sedikit demi sedikit.  

Gerakan berpakaian rapi 

Memecahkan masalah siswa yang enggan berpakaian rapi diatasi secara parsial. Misalnya, ada gerakan berpakaian rapi ketika berada di lokasi kantor majelis guru. Siswa yang datang ke kantor majelis guru atau berurusan dengan guru/wali kelas harus dalam keadaan rapi.

Sebaliknya guru/wali kelas tidak melayani siswa yang tidak mengenakan pakaian rapi di ruang majelis guru atau di areal sekitar lokasi kantor majelis guru.

Begitu pula di lokasi gedung perpustakaan sekolah, laboratorium IPA, laboratorium Komputer, Ruang BK, dan lain sebagainya.

Yang tak kalah penting dalam menegakkan disiplin berpakaian rapi bagi siswa adalah di ruang kelas. Selama belajar, siswa harus mengenakan pakaian rapi.

Itu pun perlu pengawasan yang terus menerus dan penuh kesabaran dari guru yang mengajar di kelas.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel