Gerakan Berpakaian Rapi di Sekolah
September 27, 2017
Gerakan disiplin berpakaian rapi di
sekolah – Tata cara berpakaian untuk siswa merupakan bagian tak
terpisahkan dari disiplin sekolah. Itu sudah diketahui oleh siswa di suatu
sekolah saat pertama kali mereka diterima di sekolah tersebut. Bahkan
pernyataan untuk mematuhi tata tertib sekolah, termasuk disiplin berpakaian, sudah
ditandatangani oleh siswa dan orangtua siswa.
Berbagai
strategi sudah dilakukan oleh pihak sekolah dalam menegakkan aturan berpakaian
bagi siswa. Siswa harus berpakaian rapi dan akan diberi sanksi bagi siswa yang
melanggar aturan tersebut. Sanksi dimulai dari peringatan, teguran sampai
pemanggilan orangtua siswa ke sekolah.
Namun
pihak sekolah, dalam hal ini guru dan wali kelas, kadang-kadang lalai dalam
mengontrol siswa dalam menegakkan aturan berpakaian ini. Akibatnya secara
berangsur-angsur siswa mulai memanfaatkan situasi kelalaian guru dan wali kelas
tersebut.
Siswa
masih banyak yang tidak berpakaian rapi selama berada di lingkungan sekolah. Bahkan
dalam ruang kelas sekalipun. Misalnya, siswa masih suka mengeluarkan bagian
bawah bajunya. Tidak mengenakan topi saat upacara bendera, atau tidak
mengenakan dasi dan atribut lainnya.
Ibarat makan bubur panas
Mengatasi
masalah siswa yang semakin enggan berpakaian rapi di sekolah ternyata tidak
mudah. Ini menyangkut kebiasaan dan kesenangan siswa. Mengubah kebiasaan dan kesenangan siswa dari
berpakaian tidak rapi menjadi rapi sesuai dengan aturan berpakaian sekolah.
Susah
untuk membawa siswa kembali untuk berpakaian rapi selama berada di lingkungan
sekolah. Namun demikian tidak tertutup upaya bagi guru dan wali kelas untuk menegakkan
kembali tata tertib berpakaian.
Guru
dan wali kelas ibarat makan bubur panas
untukmenegakkan tertib berpakaian. Tidak
mungkin menyendok dan menyuap bubur yang sedang panas-panasnya.
Upaya memakan
bubur panas dilakukan dengan menyendok bubur dalam piring dimulai dari bagian
pinggir piring sedikit demi sedikit. Pada bagian pinggir piring, bubur akan
cepat dingin. Nah disitulah dimulai sedikit demi sedikit.
Gerakan berpakaian rapi
Memecahkan
masalah siswa yang enggan berpakaian rapi diatasi secara parsial. Misalnya, ada
gerakan berpakaian rapi ketika berada di lokasi kantor majelis guru. Siswa yang
datang ke kantor majelis guru atau berurusan dengan guru/wali kelas harus dalam
keadaan rapi.
Sebaliknya
guru/wali kelas tidak melayani siswa yang tidak mengenakan pakaian rapi di
ruang majelis guru atau di areal sekitar lokasi kantor majelis guru.
Begitu
pula di lokasi gedung perpustakaan sekolah, laboratorium IPA, laboratorium
Komputer, Ruang BK, dan lain sebagainya.
Yang
tak kalah penting dalam menegakkan disiplin berpakaian rapi bagi siswa adalah
di ruang kelas. Selama belajar, siswa harus mengenakan pakaian rapi.
Itu pun
perlu pengawasan yang terus menerus dan penuh kesabaran dari guru yang mengajar
di kelas.***