Keberanian Mengakui Kekurangan dan Kelemahan Diri
September 03, 2017
Keberanian mengakui kekurangan dan kelemahan diri – Setiap
orang memiliki keberanian menghadapi sesuatu yang datang dari luar dirinya. Termasuk
berani menghadapi tantangan, rintangan, hambatan dan ancaman yang datang dari
luar.
Namun
tidak setiap orang akan memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan yang
berasal dari dalam dirinya sendiri. Contohnya, merasa takut ketika harus mengakui
kekurangan dan kelemahan dirinya sendiri.
Sebagai
pribadi yang pernah menjadi siswa beberapa tahun yang lalu. Saya punya
perhatian yang unik terhadap seorang guru semasa di SMP. Menurut saya pribadi,
pak guru saya itu luar biasa cara mengajar maupun menghadapi siswa.
Tetapi
pak guru saya semasa SMP itu selalu merendah, beliau merasa belumlah apa-apa
dibandingkan guru lainnya. Beliau sering bilang, “Saya tidak pandai mengajar
kalian dengan baik, namun saya sedang dan selalu belajar bagaimana
membelajarkan kalian.”
Keunikan
yang kedua, guru saya selalu minta maaf ketika merasa bersalah kepada kami di
kelas. Ketika terlambat masuk untuk mengajar, beliau selalu minta maaf.
Ketika
nilai kami rendah atau banyak yang tidak tuntas saat ulangan, pada mata
pelajaran yang beliau ajarkan, beliau juga minta maaf kepada siswa seraya
berkata, “Saya belum berhasil membelajarkan kalian, membuat kalian belajar
supaya mendapat nilai bagus dan mencapai ketuntasan,”
Mulanya,
saya mengangap sikap guru demikian termasuk aneh. Masak kepada murid sendiri
minta maaf? Akhirnya saya paham sekarang, setelah menjadi mahasiswa dan sekarang… calon
seorang guru.
Manusia
tak luput dari kekurangan dan kekhilafan. Sudah sewajarnya meminta maaf atas
kekurangan dan kekhilafan kepada atasan atau pun bawahan, yang lebih kecil
usianya maupun yang lebih tua…
Dan kepada siapa pun, termasuk kepada murid
sendiri jika merasa telah bersalah. Ini ilmu yang perlu saya terapkan jika terjun menjadi guru kelak. (*Penulis : Herman Patikawa, Jakarta).