Sekadar Motivasi untuk Menulis (di Blog)

Sekadar motivasi untuk menulis (di blog) – Secara umum dapat dikatakan, pengguna internet  masuk ke suatu situs atau web memiliki tujuan tertentu. Apakah tujuannya untuk mencari informasi penting berkaitan dengan tugas sekolah (bagi anak sekolah). Untuk kepentingan tugas profesi  (guru) atau bahkan, hanya sekadar mencari inspirasi dan hiburan.

Ilustrasi gambar (pixabay.com)

Cara sampai di sebuah situs/web pun berbeda-beda. Ada yang melalui pintu mesin pencari yang ada, seperti google. yahoo, bing, ask, myway dan lain-lain.Namun ada pula melalui situs media sosial, seperti facebook, twitter, linkedin, pinterest, dll.

Kategori pengguna internet pun akan berbeda, dari segi usia, jenis kelamain, dan lainnya. Google analytics memberikan semua data ini dengan lengkap apabila terhubung dengan situs ini.

Bagaimana dengan blog yang anda kunjungi ini?

Dari laporan google analytics, lebih 60 % pengunjung sampai di blog matra pendidikan melalui pintu mesin pencari dan yang terbesar adalah mesin pencari google. Selebihnya melalui situs viva, google+, facebook, twitter, linkedit dan pinterest.

Apakah artikel-artikel di blog ini berkualitas?

Kami belum yakin sama sekali. Kenapa? Berkualitas atau tidak artikel dalam sebuah blog tergantung dari kaca mata pengunjung. Jika 60 persen lebih pengunjung dari mesin pencari bukan berarti artikelnya berkualitas.

Banyak faktor lain yang menyebabkan pengunjung sampai ke sebuah situs/web. Faktor itu antara lain optimasi artikel atau blog, audiens yang rata-rata pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan.

Dalam perspektif pendidikan, artikel berkualitas itu juga dipandang dari aspek subjek yang membaca artikel di blog tersebut. Siapa subjek yang umumnya membaca artikel di blog bertema pendidikan?

Sebagian besar adalah pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua anak dan subjek lainya yang terkait dengan dunia pendidikan. Pengunjung umum, mungkin sangat kecil porsentasenya.

Selain aspek subjek, artikel berkualitas juga dipandang dalam aspek objek atau materi. Dalam hal ini adalah materi dari artikel blog. Misalnya, artikel berkaitan denagn teknik, strategi, metode mengajar, kecenderungannya dibaca oleh para guru. Kecil kemungkinannya dibaca oleh siswa atau orang tua siswa.

Begitu pula sebaliknya, artikel cara belajar, akan cenderung dibaca oleh siswa. Kecil kemungkinannya akan dibaca oleh guru. Namun cukup besar dibaca oleh orangtua siswa karena berkaitan dengan tugas orangtua membantu anak dalam belajar.

Belum terlalu berorientasi pada kualitas

Disini belum terlalu fokus memikirkan masalah kualitas sebuah artikel yang akan di-publish. Buat dulu artikelnya atau terima dulu artikel dari pengunjung yang berpartisipasi, kemudian edit seperlunya dan terbitkan. Itu saja.

Yang utama dipikirkan adalah, apakah artikel itu sesuai dengan kebijakan google. Berkualitas atau belum, diserahkan pada mesin pencari maupun pengunjung yang sampai diblog ini.

Kenapa seperti itu?

Kita sudah maklum kalau pendidikan itu sesungguhnya adalah suatu proses menuju ke arah kualitas proses dan hasil, termasuk proses menulis artikel tentang pendidikan. Kalau begitu, prosesnya jangan diperumit.

Tulis saja dulu apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang tema pendidikan, sunting seperlunya, kemudian terbitkan. Begitu pula bagi pengunjung yang ingin berpartisipasi, terutama yang ingin belajar dan berlatih menulis artikel tentang pendidiakn.

Kalau tidak begitu, rekan guru akan ragu untuk memulai menulis dan mengirim tulisannya ke blog ini. Siswa akan takut menulis dan khawatir tulisannya tidak berbobot atau tidak berkualitas.

Padahal kita tahu, siswa itu sedang menjalani proses belajar untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas menurut ukuran seusianya, bukan ukuran guru atau orang dewasa lainnya..

Di pihak guru, selain mengajar sesungguhnya guru juga sedang belajar. Nah, itu sesuai dengan misi blog ini, belajar dan berlatih, termasuk di dalamnya belajar dan berlatih menulis, supaya terbiasa dan berani menulis. Kalau sudah terbiasa belajar dan berlatih menulis, kualitas tulisan itu akan menyusul dengan sendirinya.

Bagaimana siswa sampai disini?

Ketika pengguna (siswa) mengetikkan satu atau beberapa kata pada kolom pencarian mesin pencari. Di halaman mesin pencari, akan ditampilkan beberapa hasil pencarian yang relevan dengan kata kunci yang diketik siswa. Tentu saja tayangan hasil pencarian dinominasi oleh situs yang bertema pendidikan.

Siswa diperkirakan mengklik judul artikel yang berkaitan dengan tugas yang diberikan guru di sekolah. Misalnya: membuat godok ubi. Ada sekian artikel tentang godok ubi, namun yang berpeluang dari yang tampil adalah yang judul menarik.

Artikelnya biasa-biasa saja?

Ternyata artikel disini sederhana dan biasa-biasa saja. Namun karena artikel itu dibutuhkan siswa, langsung saja di salin dengan alat tulis atau di copy-paste ke dalam file format word.

Boleh jadi, siswa menganggapnya artikel itu berkualitas. Kenapa? Karena siswa merasa belum bisa membuat artikel seperti itu. Selain itu karena kebutuhan siswa telah terpenuhi. Siswa meng-copy-paste isi artikel sebagaian atau seluruhnya untuk kepentingan tugas sekolah.

Bagaimana dengan guru?

Guru lebih cenderung dengan artikel yang ada link untuk mendownload. Misalnya, guru mengetik kata kunci, rencana pembelajaran.

Berdasarkan analisa data, ternyata guru lebih cepat keluar untuk membuka situs selanjutnya dan berhenti pada situs yang memiliki link download yang hidup sehingga bisa mengambil apa yang dicari.

Kesimpulan

Penulis maupun blogger pemula, tidak perlu ragu untuk mengisi blog dengan artikel yang diterbitkan. Singkirkan kekhawatiran, artikel yang diposting tidak berkualitas atau tidak berbobot.

Sebaliknya tumbuhkan keberanian membuat artikel dan terbitkan. Keterampilan menulis artikel akan terasah dan muncul sendiri dengan sering belajar dan membuat artikel serta terbitkan. Begitu pula dengan masalah kualitas artikel.

Mudah-mudahan artikel ini menjadi inspirasi dan motivasi menulis bagi penulis dan blogger pemula. Terima kasih.***