Sekadar Motivasi untuk Menulis (di Blog)
September 14, 2017
Sekadar motivasi untuk menulis (di blog) –
Secara umum dapat dikatakan, pengguna internet masuk ke suatu situs atau web memiliki tujuan
tertentu. Apakah tujuannya untuk mencari informasi penting berkaitan dengan
tugas sekolah (bagi anak sekolah). Untuk kepentingan tugas profesi (guru) atau bahkan, hanya sekadar mencari inspirasi
dan hiburan.
Cara
sampai di sebuah situs/web pun berbeda-beda. Ada yang melalui pintu mesin
pencari yang ada, seperti google. yahoo, bing, ask, myway dan lain-lain.Namun
ada pula melalui situs media sosial, seperti facebook, twitter, linkedin,
pinterest, dll.
Kategori
pengguna internet pun akan berbeda, dari segi usia, jenis kelamain, dan
lainnya. Google analytics memberikan semua data ini dengan lengkap apabila
terhubung dengan situs ini.
Bagaimana dengan blog yang anda kunjungi ini?
Dari
laporan google analytics, lebih 60 % pengunjung sampai di blog matra pendidikan
melalui pintu mesin pencari dan yang terbesar adalah mesin pencari google. Selebihnya
melalui situs viva, google+, facebook, twitter, linkedit dan pinterest.
Apakah artikel-artikel di blog ini berkualitas?
Kami
belum yakin sama sekali. Kenapa? Berkualitas atau tidak artikel dalam sebuah
blog tergantung dari kaca mata pengunjung. Jika 60 persen lebih pengunjung dari
mesin pencari bukan berarti artikelnya berkualitas.
Banyak
faktor lain yang menyebabkan pengunjung sampai ke sebuah situs/web. Faktor itu
antara lain optimasi artikel atau blog, audiens yang rata-rata pendidik,
peserta didik dan tenaga kependidikan.
Dalam
perspektif pendidikan, artikel berkualitas itu juga dipandang dari aspek subjek
yang membaca artikel di blog tersebut. Siapa subjek yang umumnya membaca
artikel di blog bertema pendidikan?
Sebagian
besar adalah pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua anak dan
subjek lainya yang terkait dengan dunia pendidikan. Pengunjung umum, mungkin
sangat kecil porsentasenya.
Selain
aspek subjek, artikel berkualitas juga dipandang dalam aspek objek atau materi.
Dalam hal ini adalah materi dari artikel blog. Misalnya, artikel berkaitan
denagn teknik, strategi, metode mengajar, kecenderungannya dibaca oleh para
guru. Kecil kemungkinannya dibaca oleh siswa atau orang tua siswa.
Begitu
pula sebaliknya, artikel cara belajar, akan cenderung dibaca oleh siswa. Kecil
kemungkinannya akan dibaca oleh guru. Namun cukup besar dibaca oleh orangtua
siswa karena berkaitan dengan tugas orangtua membantu anak dalam belajar.
Belum terlalu berorientasi pada kualitas
Disini
belum terlalu fokus memikirkan masalah kualitas sebuah artikel yang akan di-publish. Buat dulu artikelnya atau
terima dulu artikel dari pengunjung yang berpartisipasi, kemudian edit
seperlunya dan terbitkan. Itu saja.
Yang
utama dipikirkan adalah, apakah artikel itu sesuai dengan kebijakan google.
Berkualitas atau belum, diserahkan pada mesin pencari maupun pengunjung yang sampai
diblog ini.
Kenapa seperti itu?
Kita
sudah maklum kalau pendidikan itu sesungguhnya adalah suatu proses menuju ke
arah kualitas proses dan hasil, termasuk proses menulis artikel tentang
pendidikan. Kalau begitu, prosesnya jangan diperumit.
Tulis
saja dulu apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang tema pendidikan, sunting
seperlunya, kemudian terbitkan. Begitu pula bagi pengunjung yang ingin
berpartisipasi, terutama yang ingin belajar dan berlatih menulis artikel
tentang pendidiakn.
Kalau
tidak begitu, rekan guru akan ragu untuk memulai menulis dan mengirim
tulisannya ke blog ini. Siswa akan takut menulis dan khawatir tulisannya tidak
berbobot atau tidak berkualitas.
Padahal
kita tahu, siswa itu sedang menjalani proses belajar untuk menghasilkan sesuatu
yang berkualitas menurut ukuran seusianya, bukan ukuran guru atau orang dewasa
lainnya..
Di
pihak guru, selain mengajar sesungguhnya guru juga sedang belajar. Nah, itu
sesuai dengan misi blog ini, belajar dan berlatih, termasuk di dalamnya belajar
dan berlatih menulis, supaya terbiasa dan berani menulis. Kalau sudah terbiasa
belajar dan berlatih menulis, kualitas tulisan itu akan menyusul dengan
sendirinya.
Bagaimana siswa sampai disini?
Ketika
pengguna (siswa) mengetikkan satu atau beberapa kata pada kolom pencarian mesin
pencari. Di halaman mesin pencari, akan
ditampilkan beberapa hasil pencarian yang relevan dengan kata kunci yang
diketik siswa. Tentu saja tayangan hasil pencarian dinominasi oleh situs
yang bertema pendidikan.
Siswa
diperkirakan mengklik judul artikel yang berkaitan dengan tugas yang diberikan
guru di sekolah. Misalnya: membuat godok ubi. Ada sekian artikel tentang godok
ubi, namun yang berpeluang dari yang tampil adalah yang judul menarik.
Artikelnya biasa-biasa saja?
Ternyata
artikel disini sederhana dan biasa-biasa saja. Namun karena artikel itu
dibutuhkan siswa, langsung saja di salin dengan alat tulis atau di copy-paste ke dalam file format word.
Boleh
jadi, siswa menganggapnya artikel itu berkualitas. Kenapa? Karena siswa merasa
belum bisa membuat artikel seperti itu. Selain itu karena kebutuhan siswa telah
terpenuhi. Siswa meng-copy-paste isi
artikel sebagaian atau seluruhnya untuk kepentingan tugas sekolah.
Bagaimana dengan guru?
Guru
lebih cenderung dengan artikel yang ada link untuk mendownload. Misalnya, guru
mengetik kata kunci, rencana pembelajaran.
Berdasarkan analisa data, ternyata
guru lebih cepat keluar untuk membuka situs selanjutnya dan berhenti pada situs
yang memiliki link download yang hidup sehingga bisa mengambil apa yang dicari.
Kesimpulan
Penulis
maupun blogger pemula, tidak perlu ragu untuk mengisi blog dengan artikel yang
diterbitkan. Singkirkan kekhawatiran, artikel yang diposting tidak berkualitas
atau tidak berbobot.
Sebaliknya
tumbuhkan keberanian membuat artikel dan terbitkan. Keterampilan menulis
artikel akan terasah dan muncul sendiri dengan sering belajar dan membuat
artikel serta terbitkan. Begitu pula dengan masalah kualitas artikel.
Mudah-mudahan
artikel ini menjadi inspirasi dan motivasi menulis bagi penulis dan blogger pemula.
Terima kasih.***