3 Pilar Utama dalam Membangun Karakter Jujur pada Anak
Oktober 10, 2017
3 Pilar utama dalam membangun karakter jujur
pada anak – Seorang anak sudah memiliki potensi dan dan karakter jujur
sejak dilahirkan. Namun lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat
akan berpengaruh dalam perkembangan potensi dan karakter jujur tersebut.
Pengaruh
lingkungan internal dan internal yang kondusif akan menumbuhsuburkan segala
potensi dan karakter jujur.
Penanaman karakter jujur yang bagus di lingkungan
keluarga sejak dini akan berkembang dengan baik bila lingkungan sekolah dan
masyarakat sejalan dalam membangun karakter anak.
Karakter
jujur dapat dipandang dalam dimensi
jujur kepada diri sendiri, jujur kepada Allah SWT dan jujur kepada orang lain.
Jujur kepada diri sendiri berkaitan dengan mengakui kesalahan dan kekurangan
diri sendiri serta berusaha untuk memperbaikinya.
Begitu
pula kepada Allah SWT.yang ditandai dengan ketaatan dalam melaksanakan perintah
dan meninggalkan larangan Allah SWT.
Dimensi
jujur kepada orang lain, termasuk kedua orangtua dan anggota keluarga lainnya.
Anak yang jujur akan mendapat kepercayaan dari orang lain sehingga menjadi
tenang dalam hidup.
Jujur kepada Allah SWT akan mendapat pahala. Sedangkan
jujur kepada diri sendiri akan membuat jiwa akan tentram.
1.Pilar keluarga
Keluarga
berperan penting dalam menumbuhkan nilai-nilai kejujuran pada anak.
Orangtua
menjadi pendidik utama dan pertama untuk menanamkan karakter jujur melalui
metode pendidikan yang dianut dalam lingkungan keluarga.
Karakter
jujur tidak bisa diajarkan melalui doktrin belaka melainkan melalui contoh dan
keteladanan orangtua.
Jika kedua orangtua sudah membiasakan diri sejak awal
bersikap dan bertingkah laku jujur, anak akan menurutinya. Anak pada hakikatnya
lebih cenderung meniru sikap dan karakter orangtua.
Cukup
beralasan mengapa lingkungan keluarga menjadi pilar utama dalam menanamkan
karakter jujur pada anak.
Anak memulai kehidupan dari lingkungan keluarga
sebelum terjun ke lingkungan lain (sekolah dan masyarakat).
Untuk
mengontrol perkembangan karakter jujur pada anak memang harus dimulai sejak
dini di lingkungan keluarga.
Kedua orangtua sangat berperan dalam pemantauan
karakter jujur pada anak. Namun hal ini, menjadi permasalahan yang tidak ringan
dalam pembinaan karakter jujur pada anak.
Pendidikan
karakter anak ibarat filosofi bambu. Bambu bisa dibentuk dan diolah selagi
masih kecil dan muda. Begitu pula dengan karakter anak.
Anak yang sudah
tertanam karakter jujur dari kecil setelah remaja dan dewasa terbiasa jujur.
2.Pilar sekolah
Anak
yang semula berkarakter jujur akan berubah jadi pembohong atau pendusta jika
mereka berada di lingkungan yang kurang kondusif.
Namun anak yang berada dalam
lingkungan sekolah yang baik akan menumbuhsuburkan nilai-nilai kejujuran yang
sudah dimiliki anak.
Sistem
dan proses yang berlangsung di lembaga sekolah hendaknya berorientasi pada
nilai kejujuran peserta didik. Hasil yang hendak diraih perlu diraih dengan
kejujuran.
Larangan mencontek dalam ujian merupakan salah satu bentuk proses
penanaman nilai kejujuran pada peserta didik.
3.Pilar masyarakat
Selain
di lingkungan keluarga dan sekolah, anak akan bergaul di lingkungan masyarakat
di sekitarnya.
Warga masyarakat tempat dimana anak berada berkewajiban
mengontrol nilai-nilai karakter jujur pada anak.
Jika
anak melakukan kecurangan atau kebohongan, masyarakat dimana anak bergaul harus
mengingatkan.
Hal ini bukan memarahi melainkan mengingatkan pada anak bahwa
kejujuran itu penting. Orang jujur akan disenangi oleh masyarakat dan disayangi
oleh Allah SWT.
Penanaman
dan pengembangan karakter jujur pada anak memang tidak semudah membalik telapak
tangan.
Kedua orangtua maupun guru di sekolah perlu memperhatikan masalah karakter
jujur ini melalui contoh dan tauladan yang nyata.
Sistem
dan proses pendidikan di lembaga sekolah perlu berorientasi pada penanaman
nilai karakter jujur pada anak melalui disiplin ilmu yang dikembangkan di
sekolah.
Namun lingkungan masyarakat di sekitar anak perlu secara proaktif
mendukung gerakan penanaman karakter jujur pada anak.***