Mendapat Kesempatan Ikut Studi Banding Internasional 2017

Mendapat Kesempatan ikut studi banding nternasional 2017 – Kegagalan putra ketigaku, Amri Mahmud Rizaldi, untuk mendapatkan reward (penghargaan) dari pemerintah kabupaten (Pemkab) Tanah Datar 2013 lalu insyaallah akan  terbayar tunai tahun 2017 ini.

Muhammad Fadhlan Hakim, putra bungsuku yang masih duduk di kelas 6 SD akhirnya akan membayar tunai kegagalan kakaknya tersebut.

Aan (sapaan akrabnya) mendapat kesempatan untuk mengikuti studi banding Internasional Malaysia dan Singapura tahun 2017.

Ia mewakili Kecamatan Lintau Buo sebagai siswa berprestasi tingkat SD?MI.

Tak akan terlupakan

Masih segar dalam ingatanku ketika tahun 2013 lalu, putraku yang juara umum di sekolah dinyatakan pihak sekolah berhak memperoleh kesempatan studi banding internasional ke negeri jiran Malaysia dan Singapura tahun 2013.

Begitu besar hati dan harapanku, putra ketiga itu akan segera berangkat mengikuti program studi banding internasional yang diselenggarakan oleh Pemkab Tanah Datar.

Tapi apa hendak dinyana, dengan uraian air mata putraku harus menerima kenyataan.

Ia gagal untuk meraih penghargaan, gagal mengikuti program Pemkab tersebut. Apa pasalnya?

Nem (nilai evaluasi murni) rata-rata sekolah tempat ia belajar, tahun pelajaran 2012/2013 tidak memenuhi persyaratan baru yang ditetapkan oleh Pemkab.  

Sebagai orangtua, aku dapat menerima kenyataan itu. Namun kekecewaan putraku dapat aku rasakan sedalam-dalamnya.

Oleh sebab itu, aku berusaha untuk membangkitkan semangatnya kembali.  Ia pun lulus dengan NEM tertinggi di sekolah.

Untuk menghibur hatinya yang kecewa, aku mengambil tindakan nyata. Memberikan kompensasi penghargaan berupa Tabanas dengan nilai nominal 2 juta rupiah. Aku membujuknya agar tidak kecewa lagi. Itu sudah takdir dari yang Maha Kuasa.

Capek seakan tidak terasa

Di tahun 2017 ini, putra bungsuku mendapat kesempatan juga untuk memperoleh reward dari pemerintah melalui jalur siswa berprestasi.

Putraku yang duduk di kelas 6 SD itu mewakili siswa berprestasi tingkat SD/MI Kecamatan Lintau Buo untuk mengikuti program Studi Banding Internasional Malaysia dan Singapura tahun 2017.

Sampai Cuhat ini ditulis, waktu keberangkatan studi banding tinggal seminggu lagi. Segala persiapan administrasi sudah siap namun pelatihan persiapan kunjungan ke negeri jiran tersebut masih berlangsung.

Memang, sejak beberapa minggu lalu, aku harus bolak-balik mengantarkan putra bungsuku ke kantor Dinas Pendidikan Tanah Datar di Batusangkar.

Pasalnya, putraku termasuk siswa yang dipilih untuk menampilkan pertunjukan di negeri jiran tersebut.

Pelatihan diadakan 3 hari dalam seminggu, dengan demikian 3 kali dalam seminggu aku harus mengantar anak ke kota budaya tersebut.

Letih dan lelah seakan tak kurasakan lagi. Begitu pula biaya untuk mengantar anak.

Yang kurasakan hanyalah semangat, boleh jadi akibat semangat Sumpah Pemuda di bulan Oktober ini.

Akhirnya salah seorang putraku akan membayar tunai kegagalan kakaknya untuk memperoleh penghargaan Pemkab Tanah Datar untuk mengikuti Studi Banding Internasional Malaysia dan Singapura tahun 2017.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel