Tas Antik Buatan Anak Sekolah Dasar
Oktober 30, 2017
Tas 'antik' buatan anak usia sekolah dasar – Aspek
psikomotorik siswa di sekolah dasar (SD) dapat dikembangkan melalui pembelajaran
prakarya. Bekal memadai pada tingkat dasar ini akan dapat dikembangkan pada
jenjang pendidikan berikutnya. Dasar pemikiran seperti ini sudah dikembangkan
oleh guru sejak dahulu kala.
Dengan
pembekalan demikian, anak telah memiliki bekal keterampilan dasar untuk membuat
atau mengolah sesuatu menjadi karya yang bernilai seni.
Nah, kali ini kembali
dikemukakan kreativitas siswa sekolah dasar di bawah topik Tas ‘Antik’ Karya
Siswa SD.
Simak juga : Prakarya Ukiran Sabun Batangan
Kenapa
dikatakan ‘antik’ dan diberi tanda petik tunggal? Ikuti pembahasannya sampai
tuntas.
Sering terjadi orangtua pelit memuji karya tangan anaknya. Bahkan ada yang melontarkan
penguatan negatif. Misalnya, secara langsung mengapresiasi prakarya anak dengan
kata ‘kurang bagus’.
Mungkin
orangtua benar, hasil kerajinan tangan anaknya dinilai kurang bagus. Orangtua menilai sesuatu menurut ukurannya sendiri. Namun mengungkapkan
secara verbal kepada anak akan mengendorkan semangat anak untuk berkreasi sesuai usia anak.
Ada
pula orangtua yang merasa karya anaknya kurang bagus, kemudian membantu
membuatkannya. Tujuannya agar nilai anak tidak jelek. Tentu saja tidak salah.
Namun cara ini kurang
tepat karena yang dinilai guru bukanlah prakarya anak melainkan prakarya orangtua. Dalam kondisi tertentu, orangtua perlu membimbing anak mengerjakan prakarya anak usia SD. Membimbing tidak berarti membuat prakarya seutuhnya.
Sekarang,
bagaimana dengan tas buatan siswa SD seperti gambar di atas?
Tas
‘antik’ di atas adalah prakarya siswa bernama Muhammad Fadhlan Hakim, siswa
kelas 6 SD. Ia menyelesaikan prakarya itu sekitar 3 hari. Setelah selesai ia
minta pendapat pada admin, bagus apa tidak. Spontan dijawab, bagus koq…
Sepintas
admin memperhatikan, kurang tepat dikatakan tas. Mungkin lebih pas dikatakan
keranjang atau kotak terbuka karena memiliki gagang penjinjing. Setahu kita, tas itu memang memiliki tali
penjinjing tetapi memiliki penutup.
Setelah
diamati dengan seksama, ternyata membuat tas antik itu tidak mudah dan perlu
waktu serta kesabaran anak. Kenapa tidak?
Kalau hanya membuat kotak segi empat dari kardus
bekas mungkin gampang. Rumitnya adalah membuat pernak-pernik untuk direkatkan
pada semua sisi kotak persegi tersebut.
Koran
bekas dipotong persegi dengan ukuran tertentu kemudian digulung kecil-kecil.
Gulungan koran bekas kecil inilah yang memenuhi semua sisi kotak tersebut.
Kemudian, kertas origami adalah pelengkap pernik-pernik tas ‘antik’ tersebut.
Alat
yang digunakan adalah gunting, pensil dan mistar. Sedangkan bahan pembuat tas
‘antik’ tersebut adalah kardus bekas, koran bekas, lem (perekat) dan kertas
origami.
Prakarya
anak usia SD lebih difokuskan pada proses kreativitas yang terkandung di
dalamnya. Persoalan kurang bagus adalah hal kedua.
Namun kalau bagus itu lebih
baik. Yang perlu dilakukan orangtua adalah mengapresiasi setiap prakarya anak
sehingga membangkitkan motivasi dan kreativitas sang anak.***