Tas Antik Buatan Anak Sekolah Dasar

Tas 'antik' buatan anak usia sekolah dasar – Aspek psikomotorik siswa di sekolah dasar (SD) dapat dikembangkan melalui pembelajaran prakarya. Bekal memadai pada tingkat dasar ini akan dapat dikembangkan pada jenjang pendidikan berikutnya. Dasar pemikiran seperti ini sudah dikembangkan oleh guru sejak dahulu kala.

Dengan pembekalan demikian, anak telah memiliki bekal keterampilan dasar untuk membuat atau mengolah sesuatu menjadi karya yang bernilai seni. 

Nah, kali ini kembali dikemukakan kreativitas siswa sekolah dasar di bawah topik Tas ‘Antik’ Karya Siswa SD.
Kenapa dikatakan ‘antik’ dan diberi tanda petik tunggal? Ikuti pembahasannya sampai tuntas.

Sering terjadi orangtua pelit memuji karya tangan anaknya. Bahkan ada yang melontarkan penguatan negatif. Misalnya, secara langsung mengapresiasi prakarya anak dengan kata ‘kurang bagus’.

Mungkin orangtua benar, hasil kerajinan tangan anaknya dinilai kurang bagus. Orangtua menilai sesuatu menurut ukurannya sendiri. Namun mengungkapkan secara verbal kepada anak akan mengendorkan semangat anak untuk berkreasi sesuai usia anak.

Ada pula orangtua yang merasa karya anaknya kurang bagus, kemudian membantu membuatkannya. Tujuannya agar nilai anak tidak jelek. Tentu saja tidak salah.

Namun cara ini kurang tepat karena yang dinilai guru bukanlah prakarya anak melainkan prakarya orangtua. Dalam kondisi tertentu, orangtua perlu membimbing anak mengerjakan prakarya anak usia SD. Membimbing tidak berarti membuat prakarya seutuhnya.

Sekarang, bagaimana dengan tas buatan siswa SD seperti gambar di atas?

Tas ‘antik’ di atas adalah prakarya siswa bernama Muhammad Fadhlan Hakim, siswa kelas 6 SD. Ia menyelesaikan prakarya itu sekitar 3 hari. Setelah selesai ia minta pendapat pada admin, bagus apa tidak. Spontan dijawab, bagus koq…

Sepintas admin memperhatikan, kurang tepat dikatakan tas. Mungkin lebih pas dikatakan keranjang atau kotak terbuka karena memiliki gagang penjinjing. Setahu kita, tas itu memang memiliki tali penjinjing tetapi memiliki penutup.

Setelah diamati dengan seksama, ternyata membuat tas antik itu tidak mudah dan perlu waktu serta kesabaran anak. Kenapa tidak?

Kalau hanya membuat kotak segi empat dari kardus bekas mungkin gampang. Rumitnya adalah membuat pernak-pernik untuk direkatkan pada semua sisi kotak persegi tersebut.

Koran bekas dipotong persegi dengan ukuran tertentu kemudian digulung kecil-kecil. Gulungan koran bekas kecil inilah yang memenuhi semua sisi kotak tersebut.

Kemudian, kertas origami adalah pelengkap pernik-pernik tas ‘antik’ tersebut.

Alat yang digunakan adalah gunting, pensil dan mistar. Sedangkan bahan pembuat tas ‘antik’ tersebut adalah kardus bekas, koran bekas, lem (perekat) dan kertas origami.

Prakarya anak usia SD lebih difokuskan pada proses kreativitas yang terkandung di dalamnya. Persoalan kurang bagus adalah hal kedua.

Namun kalau bagus itu lebih baik. Yang perlu dilakukan orangtua adalah mengapresiasi setiap prakarya anak sehingga membangkitkan motivasi dan kreativitas sang anak.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel