Kenapa Harus Merah dan Putih
November 23, 2017
Kenapa harus merah dan putih - Merah
Putih berkibar begitu indah di langit pagi yang cerah. Membuat senyum indah
terukir di wajah seorang siswa yang terus melihat bendera itu dari barisannya. Belum pernah ia sesemangat ini dalam upacara
bendera.
Sebuah
keinginan untuk ikut mengibarkan sang merah putih muncul di lubuk hatinya yang
paling dalam. Pikirannya melayang kemana-mana, membayangkan dirinya berseragam
putih melangkah maju gagah perkasa. Itu pasti akan sangat menyenangkan, hatinya
membatin.
“Woy...!!
Upacara udah selesai, nggak capek apa berdiri terus dari tadi"
Teriakan
Rangga membuat Sean tersadar dari mimpinya. Dengan langkah cepat Sean mengejar
Rangga yang sudah melangkah dari tadi menuju kelasnya.
Beberapa
hari kemudian, Sean bergabung di organisasi Paskibra di sekolahnya dengan semangat
yang menggebu-gebu Sean mendengarkan semua kata-kata motivasi dari seniornya. "Apa
kalian tau kenapa warna bendera kita merah dan putih, padahal di dunia ini ada
puluhan warna yang jauh lebih indah?"
Sean
mengangkat tangannya lalu berkata "Merah itu lambang dari keberaniaan dan
putih lambang dari kesucian"
"Jawabamu
benar, tapi terlalu standar, apa ada jawaban lain?" senior itu kembali
bertanya, setelah sekian menit tak ada yang menjawab
"Memang
benar, merah lambang dari keberanian, dan putih lambang dari kesucian, tapi
kenapa merah dikatakan berani dan putih dikatakan suci?" kembali tak ada
yang menjawab senior itu melirik kearah jam tangannya
"Sekarang
kita mulai latihan baris-berbaris, dan pikirkan kenapa harus merah dan
putih". kata seniornya.
Selama
latihan baris-berbaris pertanyaan yang dilontarkan seniornya tadi terus
menghantui pikiran Sean, membuatnya tak kosentrasi sama sekali. Ia berusaha
menerka-nerka jawaban atas satu pertanyaan yang sangat membingungkan.
Sepulang
latihan paskibra, Sean berusaha mengobati rasa penasarannya dengan mencarinya
di semua situs browser, tapi tak ada jawaban yang dapat mengobati rasa
penasarannya. Semua jawaban sama dengan jawaban yang ia lontarkan tadi.
Menepis
semua rasa malu dan segannya, Sean bertanya pada senior yang memberikan
pertanyaan itu "Suatu saat kamu harus mengerti" senior itu hanya
menambah rasa penasarannya hal itu membuat Sean sangat kesal.
Cita-citanya
untuk ikut mengibarkan sang merah putih sudah ia dapatkan walaupun hanya dalam
lingkup sekolah. Cita-cita baru muncul untuk ikut mengibarkan merah putih
di depan presiden memperingati hut RI.
Lama
kelamaan rasa penasaran kenapa harus merah dan putih itu kian memuadar dengan
seiringnya waktu. Sean tak lagi memikirkannya dan hanya fokus pada cita-cita
barunya.
Hari
ini celana yang duluh bewarna biru kini berubah menjadi abu-abu. Waktu terasa
kian berlalu. Cita-cita Sean tetap sama untuk mengibarkan sang saka merah
putih. Sekarang semua terasa seperti mimpi. Sean sekarang berada di jakarta
untuk ikut mengibarkan merah putih di depan presiden RI, bukan hal mudah bagi
Sean untuk sampai ke titik yang saat ini.
Pertanyaan
lama kembali menghantui pikiran Sean, kenapa harus merah dan putih? Tak mau
kehilangan kesempatan berharganyan. Sean mengumpulkan semua keberaniaan untuk
bertanya kepada pelatihnya disini, yang kerap di panggil kak Dito. " Maaf
kak, saya boleh bertanya" ucap Sean dengan sangat sopan
"Kamu
mau bertanya apa?"
"Kenapa
warna bendera kita merah putih" Kak Dito merangkul Sean, dan menunjuk ke
arah bendera "Kamu bayangkan kamu adalah seorang pejuang apa yang kamu
rasakan ketika melihat warna merah dan putih"
Sean
tetap merasa bingung dengan semua itu.
Kak
Dito menarik garis senyum di wajahnya "Merah itu adalah keberaniaan, merah
itu darah, kain putih tergores tinta merah karna penghianatan para penjilat
bangsa yang lebih berpihak kepada lawan sedangkan putih adalah harapan baru
para pahlawan untuk para generasi baru, hati yang suci dan kesetian untuk
membelah tanah air ini dalam keadaan apapun."
Mendengar
semua penjelasan kak Dito, Sean tersenyum karena sekarang ia sudah lepas dari
rasa penasarannya "Jangan terlalu difikirkan itu hanya sekedar
perumpamaan, tetap fokus untuk tanggal 17 besok" kak Dito menepuk-nepuk
pelan pundak Sean.
Simak juga : Negeri Di Balik Ilalang
Sekarang
Sean tau, kain yang berkibar di langit itu bukan sekedar kain dari benang, tapi
kain itu adalah harga diri rakyat Indonesia untuk selalu setia kepada bangsa
Indonesia. (*Kiriman : Sara Ayusti)
*)Pelajar
SMPN 2 Lintau Buo, Kab.Tanah Datar, Sumatera, Barat