Kesuksesaan Itu Menunggu untuk Ditaklukan!
November 27, 2017
Kesuksesan itu menunggu untuk ditaklukkan! - Ia hanya sekedar titik
di atas bola berputar yang begitu besar, mengharapkan bulan dari lubang cacing.
Tak ada gunanya selalu bermimpi dan mengharapkan semua akan terjadi.
Membayangkan dirinya berdiri di atas gedung yang begitu besar
menggunakan setelan jas yang biasa mereka gunakan.
Sekarang Rayan hanya
bisa melihat dan terus menyaksikan gedung-gedung itu berkembang pesat. Di kota
besar ini Rayan bukan siapa-siapa apa lagi di dunia mungkin dia hanya sekedar
titik.
Tinggal di gubuk kecil yang bersebelahan dengan gedung-gedung
tinggi. Menggantungkan hidupnya dan keluarga kecilnya, ayah ibu dan ke tiga
adik-adiknya.
Rayan hanya bisa memungut sampah di kota besar ini, jadi pemulung
itulah yang di lakukan keluarga kecil itu.
Jangankan memikirkan pendidikan, memikirkan hidup untuk besokpun
tidak di lakukan keluarga kecil itu. Bagi mereka hidup hari ini tak ada untuk
esok, dan untuk besok, besok juga di pikirkan.
Bukannya tak mau berusaha, tapi dunia ini menjebak menuntut
semuanya, termasuk pendidikan.
Jika semua itu tidak dilakukan maka Rayan akan
menjadi seekor tikus kecil di antara semua elang yang sewaktu-waktu dapat
menyambar Rayan dan membuat namanya tinggal kenangan di dunia ini.
Bersekolah di sekolah jalanan, tak membuat Rayan merasa kecewa.
Baginya tempat bukanlah hal yang terpenting, yang terpenting itu niat, ilmu
yang di tuntut dan seberapa yakin kita untuk menuntutnya.
Tujuan pertama anak laki-laki yang selalu berpenampilan kumuh
itu dalam belajar cuma satu, agar tidak mudah untuk di tipu. Di besarkan di
jalanan membuat Rayan tahu seluk beluk kehidupan tipu-minipu.
Mulai dari menyamar sebagi seorang agen tkw lalu meminta uang
mukanya dan kemudian kabur dengan uang yang tak seberapa di banding dosa yang
didapat sampai dengan cara penipuan yang paling terkenal yaitu berjudi.
Mereka
tak sadar mereka sedang ditipu oleh nafsu untuk mendapatkan uang
berlipat-lipat.
Dan tujuan turunannya untuk tinggal dan bekerja sabagai orang
penting di salah satu gedung-gedung pencakar langit yang salalu menemaninya di
dalam mimpi.
Lulus dari sekolah jalanan sebagai lulusan terbaik membuat Rayan
mendapat beasiswa istimewa dari kak Yola.
Wanita tiga puluh tahunan itu lebih
senang dipanggil kakak dari pada ibuk. Kak Yola bilang, dia suka semangat Rayan
untuk menjadi orang sukses, dan merubah nasibnya.
Walaupun bukan di universitas ternama, Rayan sangat bersyukur
sekarang hidup sudah mulai berpihak kepadanya.
Sekarang Rayan sudah mulai
keluar dari lubang cacing, bersiap untuk menakklukan dunia, mengubah titik
menjadi goresan yang indah, menjadikannya sebuah karya seni yang siap untuk
dipertontonkan dan disaksikan jutaan pasang mata.
Punya kecerdasan di atas rata-rata merupakan anugrah Tuhan yang
sangat terindah untuk Rayan, membuatnya sedikit mudah untuk menghadapi
hidup.
Menatap pasti ke arah kaca, berusaha meyakinkan dirinya bahwa
bayangan yang saat ini ia tatap adalah dirinya.
Sekarang cacing yang selama ini
bersembunyi di lubang yang mengharapkan bulan datang menghampirinya dan
sekarang siap-siaplah bulan untuk menanti kedatanganku, batin Rayan turus
bersorak-sorai atas kemenangannya melawan hidup.
Simak juga : Pengabdian Sang Guru Baru
Setelan jas yang rapi, dan bekerja di salah satu gedung pencakar
langit itu dan menyaksikan gubuk tua kecil yang telah mengajarkan kerasnya
hidup.
Sekarang Rayanlah yang akan menciptakan permainan untuk dunia. Kehidupan
baru menunggu keluarga kecil itu. Keyakinan Rayan telah membawahnya kegerbang
kesuksesan. (*Kiriman : Sara Ayusti)