Malaikat Tanpa Sayap

Malaikat tanpa sayap - Langit seakan-akan menatapnya dengan tatapan mengutuk,.Seandainya waktu bisa diulang, ia tak kan pernah membentak ibunya. Hanya karena hal sepele telah membuat hati ibunya sangat hancur "doraemon..

"Pinjamkan aku mesin waktu mu" teriak zifa sekencang yang ia bisa  di bawah langit yang begitu mendung. seakan-akan kesal dengan semua perbuatan Zifa. Tapi tak ada gunanya Zifa berteriak, semuanya telah terjadi.

***

Seketika semua menjadi gelap. Aku merasa diriku berada di tempat lain.  Aku teliti setiap sudut tempat aku berdiri saat ini, dan aku tak mengenalinya sama sekali.

Angin bertiup mulai kencang. Membuat rambutku sedikit terangkat, dan seketika semuanya menjadi terang bahkan sangat terang sampai membuat pandanganku menjadi silau.

Sosok makhluk bersayap seakan-akan menghampiriku. Batinku terus bertanya siapa dia? Apakah dia malaikat? Apakah aku masih hidup? Semua pertanyaan itu membuat aku takut

Tanpa kusadari kini, sosok itu berada di sampingku. Dia tersenyum padaku dan menyentuh pundakku. Kurasakan rasa ketakutanku mulai menghilang, tangannya hangat bahkan sangat hangat, sentuhan itu bisa membuat aku tersenyum.

Seketika aku teringat akan mama di rumah. Sentuhan yang sama, sentuhan yang dapat menenangkanku, dan aku teringat kejadian ketika aku membentak mama karena dia tak sengaja menumpahkan secangkir susu ke baju seragamku satu-satunya. 

Aku berlari menelusuri jalan setapak di sekitar rumahku hingga aku sadar akulah yang salah,dan aku ingat sebuah motor melaju kencang menabrakku dan....

"Apa aku masih hidup" tanyaku pada sosok di sampingku. Dia hanya tersenyum dan mengangguk pelan Aku dapat bernapas lega, aku masih hidup, dan akan secepatnya minta maaf pada mama.

"Kau siapa" tanyaku penuh selidik. Ingin rasanya aku memegang sayapnya yang begitu putih "Aku malaikat" ucapnya cepat sambil menyingkirkan tanganku yang akan menyentuh sayapnya "Apa kau ingin mengambil nyawa ku" ucapku setengah takut. 

Dia kembali mengangguk dan anggukannya benar-benar membuat aku takut, Ingin rasanya aku berlari menjauh dari dia, tapi entah kenapa kakiku terasa sangat berat 

"Tak sekarang, aku akan mencabut nyawamu setelah kau ikut bersama ku, ke masa depan mu" ucap malaikat itu menarik tanganku.

"Ini adalah masa dimana kamu menjadi seorang ibu, dan lihat itu anakmu dia sangat cantik bukan" jelas malaikat itu sambil menunjuk seorang remaja putri yang sangat mirip denganku,.

Betapa kagetnya aku ketika dia punya sifat yang sama denganku suka membentak-bentak dan yang ia bentak adalah aku, ibunya dengan permasalahan yang sama segelas susu tampa sengaja aku tumpahkan di baju seragamnya, karena saat itu aku harus segera mengangkat telepon penting dari tempat aku bekerja dan sementara aku harus menyiapkan sarapan untuk dia pergi sekolah.

Ketika aku menyekat air mata dan menoleh ke arah malaikat yang bersamaku tadi, dia tak lagi berada di sebelahku. Dan seketika suasana kembali gelap, dan sekarang kudapati aku sedang berada di ruangan yang sangat aku kenali. Bau obat-obatan sangat menusuk hidungku, apa lagi kalau bukan rumah sakit. 

Mataku terus melihat ke segala arah, kulihat malaikat tanpa sayap setia menemaniku dan menggenggam tanganku. 

"Mama" ucapku pelan, sambil meneteskan air mata.

***

Zifa tak bisa untuk menahan air matanya, Zifa mengalami tabrak lari dan sudah dari 3 jam Zifa pingsan. Sekarang ia sadar apa yang ia lakukan hari ini pasti akan mendapatkan balasannya di masa depan. Ketika menanam angin siap-siaplah untuk menuai badai!!. 
"Maaf ma, aku yang salah" Zifa memeluk mamanya, dia lah malaikat tanpa sayap bagi Zifa. (*Kiriman : Sara Ayusti)
Baca juga : Kenapa Harus Merah dan Putih
*)Sara Ayusti, Pelajar SMPN 2 Lintau Buo.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel