Malaikat Tanpa Sayap
November 24, 2017
Malaikat tanpa sayap - Langit
seakan-akan menatapnya dengan tatapan mengutuk,.Seandainya waktu bisa diulang, ia tak kan pernah membentak ibunya. Hanya karena hal sepele telah membuat hati
ibunya sangat hancur "doraemon..
"Pinjamkan aku mesin waktu mu" teriak zifa sekencang yang ia bisa di bawah langit yang begitu mendung. seakan-akan kesal dengan semua perbuatan Zifa. Tapi tak ada gunanya Zifa berteriak, semuanya telah terjadi.
***
Seketika
semua menjadi gelap. Aku merasa diriku berada di tempat lain. Aku teliti setiap
sudut tempat aku berdiri saat ini, dan aku tak mengenalinya sama sekali.
Angin
bertiup mulai kencang. Membuat rambutku sedikit terangkat, dan seketika
semuanya menjadi terang bahkan sangat terang sampai membuat pandanganku menjadi
silau.
Sosok makhluk bersayap seakan-akan menghampiriku. Batinku terus
bertanya siapa dia? Apakah dia malaikat? Apakah aku masih hidup? Semua
pertanyaan itu membuat aku takut
Tanpa
kusadari kini, sosok itu berada di sampingku. Dia tersenyum padaku dan
menyentuh pundakku. Kurasakan rasa ketakutanku mulai menghilang, tangannya
hangat bahkan sangat hangat, sentuhan itu bisa membuat aku tersenyum.
Seketika
aku teringat akan mama di rumah. Sentuhan yang sama, sentuhan yang dapat
menenangkanku, dan aku teringat kejadian ketika aku membentak mama karena dia
tak sengaja menumpahkan secangkir susu ke baju seragamku satu-satunya.
Aku
berlari menelusuri jalan setapak di sekitar rumahku hingga aku sadar akulah
yang salah,dan aku ingat sebuah motor melaju kencang menabrakku dan....
"Apa
aku masih hidup" tanyaku pada sosok di sampingku. Dia hanya tersenyum dan
mengangguk pelan Aku dapat bernapas lega, aku masih hidup, dan akan secepatnya
minta maaf pada mama.
"Kau
siapa" tanyaku penuh selidik. Ingin rasanya aku memegang sayapnya yang begitu
putih "Aku malaikat" ucapnya cepat sambil menyingkirkan tanganku yang
akan menyentuh sayapnya "Apa kau ingin mengambil nyawa ku" ucapku
setengah takut.
Dia kembali mengangguk dan anggukannya benar-benar membuat aku
takut, Ingin rasanya aku berlari menjauh dari dia, tapi entah kenapa kakiku
terasa sangat berat
"Tak sekarang, aku akan mencabut nyawamu setelah kau
ikut bersama ku, ke masa depan mu" ucap malaikat itu menarik tanganku.
"Ini
adalah masa dimana kamu menjadi seorang ibu, dan lihat itu anakmu dia sangat
cantik bukan" jelas malaikat itu sambil menunjuk seorang remaja putri yang
sangat mirip denganku,.
Betapa kagetnya aku ketika dia punya sifat yang sama
denganku suka membentak-bentak dan yang ia bentak adalah aku, ibunya dengan
permasalahan yang sama segelas susu tampa sengaja aku tumpahkan di baju
seragamnya, karena saat itu aku harus segera mengangkat telepon penting dari
tempat aku bekerja dan sementara aku harus menyiapkan sarapan untuk dia pergi
sekolah.
Ketika
aku menyekat air mata dan menoleh ke arah malaikat yang bersamaku tadi, dia
tak lagi berada di sebelahku. Dan seketika suasana kembali gelap, dan sekarang
kudapati aku sedang berada di ruangan yang sangat aku kenali. Bau obat-obatan
sangat menusuk hidungku, apa lagi kalau bukan rumah sakit.
Mataku terus
melihat ke segala arah, kulihat malaikat tanpa sayap setia menemaniku dan
menggenggam tanganku.
"Mama" ucapku pelan, sambil meneteskan air
mata.
***
Zifa
tak bisa untuk menahan air matanya, Zifa mengalami tabrak lari dan sudah dari 3
jam Zifa pingsan. Sekarang ia sadar apa yang ia lakukan hari ini pasti akan
mendapatkan balasannya di masa depan. Ketika menanam angin siap-siaplah untuk
menuai badai!!.
"Maaf
ma, aku yang salah" Zifa memeluk mamanya, dia lah malaikat tanpa sayap
bagi Zifa. (*Kiriman : Sara Ayusti)
Baca juga : Kenapa Harus Merah dan Putih
*)Sara Ayusti, Pelajar SMPN 2 Lintau Buo.