Tertangkap Kamera, Aksi Dua Guru Saat Goro di Sekolah
November 18, 2017
Tertangkap kamera, aksi unik guru saat goro di sekolah – Gotong
royong (goro) massal di sekolah sering menciptakan nuansa unik dan indah yang
sulit dilukiskan dengan tepat melalui untaian kata-kata verbal. Begitu pula
halnya yang terjadi SMPN 2 Lintau Buo, tatkala diadakan goro massal, Sabtu
(18/11/17).
Goro
massal? Iya, goro melibatkan seluruh siswa dan guru untuk membersihkan
lingkungan sekolah yang terlihat sedikit amburadul akibat beberapa unit gedung
belajar (UGB) direhab berat.
Dikatakan
rehab berat karena direnovasi bagian atap. Ada yang dipertinggi posisi atapnya
dan ada pula yang diganti saja dengan yang baru. Rehab seperti itu sudah pasti
merusak taman kelas atau sekolah yang sudah ada.
Rusak
karena tertimpa dan tertimbun oleh kayu dan material bangunan yang dibuka. Kayu
dan material bekas gedung belajar membuat suasana lingkungan menjadi tidak enak
dipandang mata.
Nah,
untuk membenahi semua itu, pihak sekolah mengadakan goro massal yang diikuti
oleh seluruh siswa dan guru di sekolah.
Dari sekian momen yang terjadi, hanya
beberapa gambar saja yang dimuat pada kesempatan ini sesuai judul artikel ini.
Lho?
Katanya gotong-royong massal. Siswanya pada kemana? Koq hanya gurunya saja yang kelihatan ikut main tangan, eh…turun tangan
goro? Nah, berikut ini klarifikasinya. Ikuti sampai tuntas supaya tahu ya?
Aksi
guru Ropi’u, S.Pd dan Edy Samsul diambil ketika siswa sudah selesai goro dan
diperbolehkan pulang.
Sementara beberapa guru dan wali kelas masih tinggal di
lokasi goro masing-masing.
Guru-guru
pada foto ini sedang mengelola sampah berupa bekas kayu dan daun dari rehab
bangunan sekolah.
Banyak paku dan
benda-benda berbahaya yang tak mungkin dikerjakan oleh siswa. Oleh sebab itu
para guru mengambil tindakan untuk mengumpulkan dan membakarnya sendiri.
Seperti
terlihat pada gambar, Ropi’u SPd, Wakil Kepala Sekolah sedang mendorong
sampah ke unggunan api agar tidak menyentuh kawat jaringan listrik di bawah
pohon jati. Lha, kayak orang mau olahraga lompat galah aja.
Sementara
itu, Edi Syamsul, Wali Kelas IX.B memulai mengumpulkan kayu bekas rehab gedung
untuk dikumpulkan dan kemudian dibakar. Tempat pembakaran sampah berada antara pohon jati dan mangga, persis di depan
kelas IX.B.
Jadi,
harus penuh perhitungan jika membuat lokasi pembakaran sampah kayu dan plastik
di depan kelas dan di antara pohon jati dan mangga.
Gambar-gambar tersebut dijepret
diam-diam oleh rekan Hadi Rahim,
kontributor Matrapendidikan.com.
Itulah aksi dua guru yang tertangkap kamera saat gotong royong massal di sekolah.***