Gairah Murid dan Guru 'Zaman Now'
Januari 14, 2018
“Tak tahu maka kenal, tak kenal maka tak….?”
Arman sengaja menggantung kalimatnya. Pada kesempatan perdana masuk mengajar, ia
memperkenalkan diri kepada siswa. Dalam skenario guru muda itu, setiap masuk di
kelas baru ia akan menyampaikan pameo lama itu. Sekaligus
menjajaki reaksi murid terhadap gaya bicaranya tentang pameo yang tetap update sampai zaman now.
Ilustrasi gairah guru dan murid zaman now (pixabay.com)
“Cintaaa…”
sahut murid-murid serentak penuh semangat, diiringi suara tawa riuh oleh seisi ruang kelas yang
dihuni oleh sebagian besar murid perempuan. Arman, sang guru muda, hanya tersenyum
kecil. Ia merasa gaya pancingannnya berhasil.
Guru
muda yang boleh dibilang bertampang pas-pasan
itu ingin melanjutkan aksi berikutnya pada momentum perkenalan pertama dengan
siswa di kelas itu. Namun sebelum niatnya terlaksana, seorang siswi yang duduk
di bangku barisan belakang iseng bertanya.
“Sudah
punya pacar, belum pak?” celetuknya santai.
“Huuuuuu…!!!”
Kembali ruang kelas menjadi riuh rendah.
“Hm,
kamu… siapa namanya?” tunjuk Arman balik bertanya setelah suasana jadi tenang..
Kemudian bangkit dan melangkah ke arah dimana murid yang bertanya itu duduk.
“Nama
saya, Mitha, pak...” Sahut siswa bermata sipit itu penuh bersemangat.
Arman
manggut-manggut. Lalu bertanya lagi.
“Menurut
kamu sendiri, gimana?” tanya Arman melambatkan volume suaranya.
Siswi
yang bernama Mitha dan bermata sipit itu terdiam. Ia nampak kebingungan
diserang balik dengan pertanyaan itu. Sang guru muda merasa di atas angin
ketika menunjukkan aksi yang tak kalah gesit dari murid-muridnya.
“Bagaimana,
Mitha? Bapak sudah punya pacar, apa belum?” desak guru Arman.
“Sud…suddaah..,
pak….” Jawab Mitha sedikit gugup.
“Belum…!!!”
tukas murid lainnya ikut nimbrung.
Arman
hanya menanggapinya dengan senyum kecil.
“Kalau
bapak sudah punya pacar, emanngya kenapa? Kalau belum punya, ada yang mau
mendaftar?” ujar Arman memandang ke seluruh murid di ruangan kelas.
Ternyata
pertanyaan guru baru mereka barusan membuat mereka hanya nyengir. Dalam hati
mereka terbersit rasa kagum dengan gaya guru barunya itu. Gaya bicara ceplas-ceplos namun mematikan. Ternyata
guru baru di sekolah itu seorang guru ‘zaman now’ juga
“Bisa
dilanjutkan perkenalannya?” Akhirnya Arman sengaja hendak mengakhiri obrolan
soal pertanyaan murid tentang sudah punya pacar atau belum.
“Bisa,
pak…” sahut siswa siswi serentak.
Arman
melanjutkan menceritakan biodata dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
dirinya sebagai seorang guru baru, sekaligus guru yang baru diangkat jadi
aparatur sipil negara dan ditempatkan di sekoalh itu.