Inilah Kolaborasi Paling Unik Dua Guru Bahasa
Januari 06, 2018
Inilah kolaborasi paling unik dua guru bahasa – Proses
pendidikan di lembaga sekolah berlangsung secara terpadu untuk mencapai tujuan
bersama mewujudkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Secara mikro,
kualitas pendidikan dimaksud terkait dengan kualitas proses pembelajaran di
ruang kelas.
Keterpaduan
untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di ruang kelas memungkinkan
terjadinya kolaborasi antara satu guru mata pelajaran dengan guru mata
pelajaran lainnya.
Kolaborasi
guru di sekolah tidak semata dalam pemecahan suatu persoalan yang berkaitan
dengan proses dan hasil pembelajaran. Tidak mesti antar guru mata pelajaran
sejenis.
Kolaborasi
guru juga dapat berlangsung dalam rangka meningkatkan kualitas proses
pembelajaran itu sendiri.
Selain
dengan mata pelajaran sejenis, kolaborasi juga dapat dilakukan dengan guru mata
pelajaran serumpun, bahkan dengan guru mata pelajaran lainya dalam rangka
meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Salah
satu bentuk kolaborasi antar guru mata pelajaran serumpun adalah dalam
penggunaan media belajar. Misalnya, alat peraga media komunikasi semisal
telepon, dapat dimanfaatkan oleh dua guru mata pelajaran serumpun.
Alat
peraga sederhana telepon mainan dapat digunakan dalam menerangkan materi pelajaran
cara berkomunikasi lisan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan materi percakapan
(conversation) untuk mata pelajaran
bahasa Inggris
Simak juga : Alat peraga Tak Mesti yang Canggih
Namun
demikian,sebelum menggunakan media pembelajaran tersebut di ruang kelas, kedua
guru tersebut perlu mencobanya terlebih dulu. Hal ini dilakukan oleh dua guru
mata pelajaran serumpun di SMPN 2 Lintau Buo, Suci Indriani SPd (bahasa Inggris) dan Yuhelmi SPd (bahasa Indonesia)
Kelihatannya
lucu banget. Dapat dibayangkan bagaimana asyiknya pembelajaran di ruang kelas
menggunakan media sederhana ini.
Baca juga : Keterbatasan, Awal Tumbuhnya Kreativitas Guru
Kolaborasi
antar guru mata pelajaran dalam membuat media pembelajaran menunjukkan
kreativitas guru bersangkutan dalam mengatasi keterbatasan media di sekolah.***