Melongok Tradisi Membuat Lemang di Nagari Taluak
Januari 25, 2018
Melongok tradisi membuat lemang di nagari taluak – Minangkabau
terkenal dengan berbagai tradisi dan budaya yang berakar dari filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah (ABS-SBK). MIsalnya, tradisi membuat lemang atau biasa disebut malamang. Tradisi inilah yang akan kita longok di
sebuah nagari (desa) di Minangkabau.
Kontributor
matrapendidikan.com, Refrimadona SPd telah mengirim foto tentang tradisi
Malamang di Nagari Taluk Kabupaten Tanah Datar.
Katanya, malamang kali ini berkaitan dengan kegiatan doa 110 hari meninggal
pamannya.
Lemang
merupakan salah satu penganan tradisional khas Minangkabau. Lemang terbuat dari
bahan beras ketan (putih) dicampur dengan santan kelapa dan bumbu sehingga
menjadi adonan.
Adonan lemang ini
dimasak dengan wadah tabung talang
(bambu) dengan api dari bahan kayu.
Sebelum
dimasukkan adonan lemang ke dalam tabung bambu, terlebih dulu tabung bambu bagian dalam diberi bungkus daun pisang melingkar
sepanjang tabung bambu.
Setelah adonan lemang dimasukkan dengan sendok ke dalam
tabung bambu dengan hati-hati agar bungkus daun pisang tidak rusak..
Setelah
itu tabung talang lemang disusun dengan posisi tegak dan rapat. Satu barisan terdiri
dari beberapa batang tabung lemang.
Minimal ada dua barisan tabung lemang dan
di tengahnya, antara dua barisan tabung lemang terdapat tumpukan kayu api yang
siap dibakar.
Biasanya, pembuat lemang menjaga agar api tidak
langsung mengenai batang tabung lemang. Pengaturan besar kecilnya api pembakar
lemang menentukan hasil masakan lemang.
Oh
ya, membuat lemang (Malamang) memerlukan
kerja sama dan sulit dilakukan sendiri. Kerja sama dalam membuat lemang
dilakukan oleh anggota keluarga maupun tetangga terdekat.
Tradisi
membuat lemang tidak hanya ketika acara Mendoa tetapi juga acara peringatan dan
perayaan, seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, Maulud Nabi, Tahun Baru
Hijriyah. Begitu pula saat batagak penghulu, pesta perkawinan dan lain
sebagainya.***