Menyaksikan Proses Terjadinya Gerhana Bulan Tanpa Peralatan

Menyaksikan proses terjadinya gerhana bulan tanpa peralatan – Gerhana bulan total (total lunar ecklipse), bulan terlihat lebih besar (super moon) dan bulan terlihat biru dan kemerahan  (super blood blue moon) adalah 3 fenomena alam yang terjadi setiap 150 tahun sekali.

Ilustrasi gambar  (pexels.com)

Fenomena ini menjadi istimewa bagi setiap orang yang sempat menyaksikannya.

Tidak terkecuali bagi saya sendiri sebagai seorang guru Fisika di sekolah.

Oleh sebab itu, meskipun diamati tanpa peralatan semisal teleskop dan dijepret dengan kamera tablet beresolusi kecil, saya akan membagikannya untuk pengunjung yang budiman.

Khawatir tidak sempat menyaksikan

Langit di wilayah Tigo Jangko berawan tipis. Nyaris menyerupai kabut.

Menghalangi pandangan mata ke ufuk timur, tempat dimana bulan 14 (Purnama) bakal menyembul dari persembunyiannya.

Kondisi ini membuat saya khawatir tidak bakal dapat menyaksikan proses awal terjadinya gerhana bulan dan fenomena yang terkaitnya.
Karena khawatir tidak bisa menyaksikan kemunculan bulan Purnama di sekitar rumah,  saya bergegas keluar.

Kemudian langsir sepanjang jalan raya sambil menoleh sekali-sekali ke arah ufuk timur. menelusuri jalan raya yang membujur dari utara ke selatan wilayah Lintau.

Dengan cara ini saya  dapat melihat dengan  jelas ufuk langit dengan latar jejeran bukit barisan dari utara ke selatan.

Oleh sebab itu saya memilih lokasi SMPN 2 Lintau Buo untuk mengamati proses awal gerhana bulan.

Mengamati dengan mata telanjang

Pukul 18 30 WIB saya sudah berada di tengah lapangan upacara  SMPN 2 Lintau Buo.

Dari sini saya akan dapat menyaksikan kemunculan bulan dan kejadian selanjutnya yang dialami bulan, tentunya bila tidak terhalang oleh kabut atau awan.

Berulangkali saya menoleh ke ufuk timur, menunggu dengan harap kemunculan wajah sang purnama.

Sekitar pukul 18.48 WIB kabut tipis di maya pada mulai menyisih. Kini saya dapat melihat batas kaki langit disaat remang-remang menjelang senja.

Akhirnya yang saya tunggu-tunggu datang juga. Pukul 18.50 WIB, wajah bulan mulai muncul sedikit demi sedikit naik ke atas kaki langit.

Pukul 19.00 WIB, permukaan bulan purnama terlihat sempurna di atas puncak perbukitan sebelah timur.

Wajah purnama memang terlihat agak lebih lebar dari biasanya.

Namun empat menit kemudian, terlihat tanda-tanda dimana bagian bawah muka bulan mulai nampak gelap.

Saya mengira, ini adalah awal bayangan bumi sudah mulai memasuki permukaan bulan dan awal terjadinya gerhana bulan.

Dan memang benar, menit demi menit… sedikit demi sedikit; seperampat, sebagian, setengah bagian… tiga perempat bagian… bayangan samar bumi telah menutupi permukaan bulan purnama.

Uniknya lagi, saat permukaan bulan tinggal seperempat, sebagian, tiga per empat bagian, permukaan bulan terlihat membiru dan kemerahan.

Akhirnya, semua permukaan bulan tertutup oleh bayangan bumi. Inilah awal gerhana bulan total (total lunar eclipse) dan itu, terjadi pukul 19.50 WIB.

Meskipun tertutup bayangan bumi, namun permukaan bulan nampak seperti kemerah-merahan (super blood moon) dan ukuranya terlihat lebih besar dari biasannya (Super moon).

Demikianlah hasil pengamatan langsung, tanpa peralatan dan alat perekam gambar memadai tentang proses terjadinya gerhana bulan total.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel