Melongok ke Dapur Siswa Panitia Lomba

Melongok ke dapur siswa panitia – H-1 atau sehari sebelum hari pelaksanaan lomba PBB antar SD se-kecamatan Lintau Buo. Adalah puncak kesibukan panitia lomba yang semuanya siswa dari Osis. Panitia terutama seksi konsumsi dan perlengkapan, benar-benar berjibaku hari ini untuk mempersiapkan lomba yang dilaksanakan esok hari.

Puluhan siswa panitia, beberapa hari belakangan ini memang harus berada di lokasi sekolah dalam mempersiapkan alek Osis tersebut.

Mereka sering terlambat pulang ke rumah. Pergi pagi kemudian pulangnya sore hari.

Tak kurang Pembina Osis, selalu mengingatkan siswa panitia agar meminta restu kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah untuk terlambat pulang akibat kesibukan dalam menyiapkan kegiatan lomba PBB.

Semua seksi dalam panitia, sampai sore akan berjibaku bekerja di sekolah.

Kegiatan seksi konsumsi, layak jadi perhatian dan kali ini kita akan melongok dapur siswa seksi konsumsi.

Kadang-kadang terlihat lucu

Siswa perempuan bekerja sama di dapur darurat memasak masakan tambahan untuk disajikan kepada tamu undangan, seperti Kepala Dinas Pendidikan dan Kebidayaan Tanah Datar, Drs. Abrar.

Kadang-kadang terlihat lucu saat mereka bekerja menggunakan alat dapur dan bahan yang akan dimasak.

Ada yang memang terkesan sudah terbiasa membantu orangtua di rumah, bekerja memasak di dapur.

Namun ada pula yang terlihat kikuk dan bingung mana kala bekerja bersama teman di saat-saat seperti ini.

Keterlibatan siswa dalam kepanitiaan lomba PBB kali ini memang menyandang misi penanaman karakter terampil pada siswa.

Dengan melibatkan siswa menyiapkan konsumsi para tamu undangan diharapkan siswa berlatih memasak dan terampil membantu orangtua memasak di rumah.

Pasukan masak-memasak di dapur darurat yang terdiri dari siswa berangkat remaja ini dikomandoi oleh Nefrida, dibantu oleh guru lain yang telah ditunjuk sebagai panitia pengarah dalam Lomba PBB kali ini.

Dapur darurat ini sehari sebelumnya, dibuat oleh panitia siswa laki-laki. Nefrida sebagai bundo kanduang seksi konsumsi memberikan wejangan filosofis dalam membuat dapur abu ini.

Wejangan filosofis ini berkaitan dengan falsafah tungku kaki tiga dari batu bata dan dinding darurat dari seng bekas tersebut.

Tujuannya agar masakan yang dihasilkan memasak dengan tungku bahan bakar kayu api ini  menjadi enak.***