Melongok ke Dapur Siswa Panitia Lomba
Maret 30, 2018
Melongok ke dapur siswa panitia – H-1
atau sehari sebelum hari pelaksanaan lomba PBB antar SD se-kecamatan Lintau
Buo. Adalah puncak kesibukan panitia lomba yang semuanya siswa dari Osis. Panitia
terutama seksi konsumsi dan perlengkapan, benar-benar berjibaku hari ini untuk
mempersiapkan lomba yang dilaksanakan esok hari.
Puluhan
siswa panitia, beberapa hari belakangan ini memang harus berada di lokasi
sekolah dalam mempersiapkan alek Osis
tersebut.
Mereka sering terlambat pulang ke rumah. Pergi pagi kemudian
pulangnya sore hari.
Tak
kurang Pembina Osis, selalu mengingatkan siswa panitia agar meminta restu
kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah untuk terlambat pulang akibat
kesibukan dalam menyiapkan kegiatan lomba PBB.
Semua
seksi dalam panitia, sampai sore akan berjibaku bekerja di sekolah.
Kegiatan
seksi konsumsi, layak jadi perhatian dan kali ini kita akan melongok dapur
siswa seksi konsumsi.
Kadang-kadang terlihat lucu
Siswa
perempuan bekerja sama di dapur darurat memasak masakan tambahan untuk
disajikan kepada tamu undangan, seperti Kepala Dinas Pendidikan dan Kebidayaan Tanah Datar, Drs. Abrar.
Kadang-kadang
terlihat lucu saat mereka bekerja menggunakan alat dapur dan bahan yang akan
dimasak.
Ada yang memang terkesan sudah terbiasa membantu orangtua di rumah,
bekerja memasak di dapur.
Namun ada pula yang terlihat kikuk dan bingung mana
kala bekerja bersama teman di saat-saat seperti ini.
Keterlibatan
siswa dalam kepanitiaan lomba PBB kali ini memang menyandang misi penanaman
karakter terampil pada siswa.
Dengan melibatkan siswa menyiapkan konsumsi para
tamu undangan diharapkan siswa berlatih memasak dan terampil membantu orangtua
memasak di rumah.
Pasukan masak-memasak di
dapur darurat yang terdiri dari siswa berangkat remaja ini dikomandoi oleh
Nefrida, dibantu oleh guru lain yang telah ditunjuk sebagai panitia pengarah
dalam Lomba PBB kali ini.
Dapur
darurat ini sehari sebelumnya, dibuat oleh panitia siswa laki-laki. Nefrida
sebagai bundo kanduang seksi konsumsi
memberikan wejangan filosofis dalam membuat dapur abu ini.
Wejangan
filosofis ini berkaitan dengan falsafah tungku kaki tiga dari batu bata dan
dinding darurat dari seng bekas tersebut.
Tujuannya agar masakan yang
dihasilkan memasak dengan tungku bahan bakar kayu api ini menjadi enak.***