Inilah Filosofi Tungku Dapur Kotor
April 28, 2018
Inilah filosofi tungku kaki tiga – Dapur
kotor merupakan tempat memasak yang menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan api. Hasil pembakaran kayu berupa abu yang bersifat kotor. Itu
sebab nya disebut sebagai dapur kotor.
Bagi
yang memasak pada dapur kotor biasanya menggunakan tungku kaki tiga. Ketiga
kaki tungku dibuat dengan batu kali atau bata yang disusun agak tinggi.
Kemudian di atas ketiga tungku kaki tiga diletakkan kuali, wajan, periuk dalam
kondisi stabil. Apa yang dimasak tidak akan tumpah ke bawah.
Perapian
memasak dengan tungku kaki tiga berasal dari kayu bakar yang disilangkan pada
ujung-ujung kayu bakar dalam tungku sehingga api menyala dengan baik. Jika
ujung kayu bakar tidak disilangkan maka api akan susah menyala. Bahkan lebih
banyak asap yang timbul ketimbang api untuk memanaskan masakan.
Baca juga : Memasak, Beralih Menggunakan Tungku Kaki Tiga?
Jika
memasak air minum, anda tinggal menunggu sampai air mendidih pada suhu sampai
100 derajat Celcius. Perapian yang sempurna akan mempercepat proses pendidihan
air.
Akan
tetapi bila membuat gulai atau rendang, anda perlu mengaduk-aduk masakan
tersebut agar merata. Merata bumbu maupun masaknya. Dalam istilah Minangkabau, bacakak sendok dengan kuali makanya
masakan jadi enak.
Berdasarkan
uraian tentang tungku dapur kotor di atas, di MinangKabau ada 3 filosofi yang
dianut dalam pergaulan sosial masyarakat, yaitu:
1.Tungku tigo sajarangan
Di
Minangkabau, tungku kaki tiga dikenal dengan istilah tungku tigo sajarangan. Sistem
kepemimpinan dalam masyarakat menganut sistem tungku tigo sajarangan. Ketiga
tungku sajarangan dalam kepemimpinan masyarakat di Minangkabau adalah ninik
mamak, alim ulama dan cadiak pandai.
Ketiga
pimpinan ini memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam sebuah masyarakat.
Berfungsinya ketiga unsur pimpinan tersebut membuat masyarakat Minangkabau
merasa terayomi dan terarahkan.
2.Basilang kayu di tungku
Masakan
akan masak dengan perapian sempurna dengan cara menyilangkan beberapa
ujung-ujung kayu di dalam tungku. Dalam istilah Minangkabau, basilang kayu
dalam tungku makonyo nasi jadi masak.
Masalah
dalam masyarakat Minangkabau diselesaikan dengan duduk bersama untuk bermusyawarah
dalam mencari mufakat. Tidak ada masalah yang tidak dapat terselesaikan dengan
cara duduk bersama secara musyawarah dan mufakat.
3.Bacakak sendok jo kuali
Mengaduk-aduk
masakan dengan sendok atau sanduak sehingga menghasilkan bunyi yang berasal
dari pertemuan antara sendok dengan dasar kuali atau wajan memasak masakan.
Istilahnya, bacakak sendok jo kuali makonyo samba jadi masak. Artinya, sambal
akan enak bila diaduk-aduk sampai merata dengan sendok.
Simak juga : Kalio Daging Buat Sahur dan Berbuka Puasa
Permasalahan
yang terjadi memang tidak mengenakkan telinga dan hati. Namun permasalahan dalam
masyarakat dapat diselesaikan dengan baik sehingga menghasilkan keputusan yang
memuaskan.***