Memasak, Beralih Menggunakan Tungku Kaki Tiga?

Memasak, beralih menggunakan tungku kaki tiga? -  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan inovasi dalam berbagai produk, sekaligus menggantikan penggunaan produk konvensional dan tradisional. Sebagai contoh, produk teknologi memasak bahan makanan dan minuman. 

Lahirnya berbagai produk dalam menyiapkan makanan dan minuman telah mempermudah ibu rumah tangga.

Saat ini orang dapat mengkonsumsi air putih secara instan hasil penyulingan.

Begitu pula pemanfaatan alat pemanas dan pendingin air yang ditempatkan di ruangan tamu atau dapur tanpa harus memasaknya terlebih dulu.

Hal serupa juga terjadi dalam penggunaan kompor gas dan kompor minyak tanah untuk memasak bahan makanan dan minuman.

Disatu sisi, semua alat tersebut jelas akan mempermudah para ibu rumah tangga dalam menyiapkan bahan manakan dan minuman.

Mengantarkan ibu rumah tangga untuk hemat tenaga, efisien waktu dan meningkatnya status sosial.

Namun disegi lain alat-alat produk teknologi tersebut telah meningkatkan pengeluaran keuangan rumah tangga.

Alat-alat tersebut menggunakan energi listrik dan gas. Biaya rekening listrik akan membengkak dari biasanya.

Begitu pula pemakaian gas sebagai bahan bakar kompor yang dijadikan untuk memasak bahan makanan dan minuman.

Tungku tradisional kaki tiga

Sebelum menggunakan alat memasak moderen, umumnya orang memasak dengan menggunakan tungku dengan bahan bakar utama kayu.

Di Minangkabau dikenal dengan tungku kaki tiga yang dibuat pada dapur kotor

Tungku ini terbuat dari batu atau bata. Kemudian wadah pemasak air ditaruh di atas tungku kaki tiga.

Simak : Inilah Filosofi Tungku Dapur Kotor
Memasak nasi, sambal atau gulai dengan menggunakan tungku dapur kotor.

Memasak nasi dengan tungku segi tiga akan menghasilkan nasi yang lebih enak dan memiliki kerak yang harum pada dasar periuk.

Memasak gulai juga demikian. Gulai hasil masakan dengan tungku segi tiga lebih enak.

Buktinya, rendang dan gelamai dimasak di atas tungku segi tiga dengan kayu sebagai bahan bakar. Kekurangannya adalah memasak menggunakan tungku segi tiga butuh waktu lama dan membuat tangan jadi kotor.
Mengingat perekonomian terkini, bukan mustahil orang akan beralih menggunakan kayu sebagai bahan bakar memasak, terutama yang tinggal di pedesaan dan banyak memiliki bahan bakar kayu.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel