Mengurai Tema Peringatan Hardiknas 2018
April 30, 2018
Mengurai tema peringatan hardiknas 2018 –
Menarik kiranya untuk mencermati tema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018 yang dicetuskan oleh pemerintah. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Efendy telah mencetuskan tema Hardiknas
tahun ini, “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan” saat membuka Pekan
Peringatan Hardiknas di Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Penguatan
pendidikan Indonesia sejalan dengan Program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK). Ini membuktikan bahwa pendidikan tidak semata menjalankan proses
pembentukan intelektual (kecerdasan) pada individu peserta didik. Lebih dari
itu adalah menguatkan potensi karakter anak didik sehingga mereka berbudi
pekerti mulia.
Disadari
memang, intelektual yang bagus belum berarti banyak jika tidak diiringi dengan
sikap dan tingkah laku yang terpuji pada diri anak.
Keluhan masyarakat dan
orangtua tentang kepribadian anak selama ini, perlu diakui bahwa lembaga pendidikan
belum efektif menjalankan misi untuk mengembangkan potensi karakter anak.
Ada
anak yang cukup cerdas namun kepribadiannya tidak sesuai dengan sikap dan
tingkah laku sebagai seorang murid. Kurang menghormati orangtua di rumah maupun
guru di sekolah.
Di lingkungan masyarakat berbuat sesuka hati tanpa
mengindahkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Pendidikan
di sekolah sejatinya tidak semata menjalankan proses berorientasi pencapaian
target kurikulum. Guru merasa puas ketika target kurikulum tercapai.
Menyampaikan materi pelajaran sebanyak dan seluas mungkin kepada peserta didik.
Sekolah menjadi populer dengan nilai rata-rata ujiannya tinggi karena semua
guru sukses mencapai target kurikulum.
Sebaliknya,
justru kurikulum itu sendiri sesungguhnya memiliki potensi membentuk karakter
positif pada diri peserta didik.
Pengintegrasian nilai-nilai karakter positif
ke dalam mata pelajaran akan lebih berarti daripada pencapaian target kurikulum
belaka.
Melalui
peringatan Hardiknas, pesan itulah yang
hendak ditularkan kepada insan pendidikan. Menguatkan pendidikan Indonesia berarti
menguatkan sistem dan proses pencerdasan intelektual serta sikap dan tingkah
laku peserta didik menjadi lebih optimal.
Lembaga
pendidikan berperan penting dalam memajukan kebudayaan Indonesia. Peran
tersebut dapat terwujud melalui kurikulum muatan lokal di lembaga sekolah. Kurikulum
ini berpotensi untuk memajukan budaya daerah melalui konsep kearifan lokal.
Memang,
sulit membendung pengaruh globalisasi yang memungkinkan masuknya budaya-budaya
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Namun demikian, lembaga pendidikan selalu
menjembatani peserta didik dengan globalisasi budaya sehingga peserta didik
dapat menyeleksi budaya baik yang masuk ke Indonesia.
Menguatkan
pendidikan, memajukan kebudayaan juga mengingatkan agar lembaga sekolah,
pemerintah dan masyarakat untuk saling bersinergi.
Masalah pendidikan dan
kebudayaan tidak semata dibebankan ke lembaga sekolah. Tetapi juga perlu kerja
sama orangtua, masyarakat, sekolah dan pemerintah dalam mewujudkan misi
tersebut.
Diharapkan,
semua unsur terkait dengan pendidikan dan kebudayaan tidak hanya sekadar
menciptakan jargon-jargon eksklusif. Justru implementasinya yang lebih penting
sesuai dengan peran dan fungsi unsur-unsur dimaksud.
Selamat
memperingati Hardiknas 2018.***