Prinsip Kerja Infus Berdasar Tekanan Osmotik
April 26, 2018
Prinsip kerja infus berdasar tekanan
osmotik – Ketika anda berkunjung atau bahkan dirawat di rumah
sakit maupun Puskesmas. Anda akan melihat tabung cairan yang ditinggikan dan
dialirkan melalui selang kecil ke dalam tubuh pasien. Begitu pula anda yang bergelut dalam dunia komputer maka kata ‘infus’
ini tidak asing lagi.
Dalam
dunia medis, istilah infus berarti mengalirkan cairan atau obat ke tubuh pasien
pada periode waktu tertentu dengan kelajuan tetap.
Nah, pembahasan pada label
Fisika kali ini akan diisi dengan materi fisika prinsip kerja infus yang
memanfaatkan konsep sifat zat cair dan tekanan osmotik pada zat cair.
Infus
menerapkan konsep dasar fisika sifat zat
cair. Zat cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Anda akan melihat dimana tabung infus dipasang
dengan posisi lebih tinggi dari tubuh atau tepatnya jantung pasien yang diberi
infus. Dengan demikian cairan infus dapat masuk ke dalam pembuluh darah pasien.
Kenapa
cairan infus dapat masuk ke dalam pembuluh darah? Hal ini terjadi karena cairan
infus memiliki sifat osmosis. Yaitu sifat cairan yang dapat menembus membran
atau selaput semipermeabel pada darah karena perbedaan konsentrasi.
Salah
satu sifat koligatif larutan adalah memiliki tekanan osmotik. Dengan adanya
tekanan osmotik pada cairan infus maka cairan ini dapat masuk ke dalam darah
pasien setelah melewati selaput permeabel darah.
Larutan
infus dibuat bertekanan sama (isotonik) dengan tekanan cairan darah pasien. Hal
ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada sel darah maupun pembuluh darah.
Jika
tekanan cairan infus lebih tinggi (hipertonis) dari darah pasien maka akan
terjadi pecahnya sel darah pasien akibat banyaknya cairan infus yang masuk ke
dalam pembuluh darah.
Namun jika tekanan cairan infus rendah (hipotonis) maka
akan menyebabkan masuknya air ke dalam darah sehingga terjadi penggelembungan
dan pecahnya sel darah.***