Cerita Ringan Tentang Karnaval Fakhira Ayunda
Mei 04, 2018
Cerita ringan tentang karnaval Fakhira ayunda – Kali
ini kami akan menyajikan hidangan ringan buat pembaca budiman berkaitan dengan
Peringatan Hardiknas 2018 dan Karnaval TK Harapan Nagari Pangian Kecamatan
Lintau Buo. Karnaval ini diadakan sehari setelah Peringatan Hardiknas di
sekolah-sekolah.
Ternyata
kegiatan karnaval menyisakan cerita tersendiri bagi seorang bocah Fakhira
Ayunda. Kenapa tidak?
Saat asyik-asyiknya berjalan kaki bersama rombongan
karnaval, dengan pakaian adat pengantin Minangkabau, tiba-tiba hujan turun
dengan derasnya.
Dedek,
panggilan akrab Fakhira Ayunda, terpaksa dibawa bunda Srita Marlina untuk
berteduh di rumah penduduk di pinggir jalan. Hal ini mungkin akan diingat oleh
Dedek pada masa-masa selanjutnya.
Dedek terlihat sangat anggun dengan kostum karnavalnya. Pakaian adat pengantin ala Minangkabau. Suntiang perak dengan ukuran besar namun tidak membuat kepala dedek jadi berat. Baju dan rok anak daro berwarna hitam dengan motif sulaman benang putih. Serasi dengan postur tubuh Dedek.
Saat
karnaval, Dedek ditemani ayah Rahid Sikumbang dan bunda Srita Marlina serta om
Beben (Benni Rikki). Tapi sebelum karnaval, Dedek ditemani oleh om Beben. Ayah
dan bunda tidak sempat menemani Dedek di TK Harapan Nagari Pangian. Maklum,
ayah dan bunda terikat oleh jam dinas di kantor.
Ketika
karnaval, eh Ayah malah curang! Dedek sama bunda jalan kaki sedangkan ayah naik
motor. Ah, enggak juga. Ayah pakai motor supaya siap siaga kalau Dedek terlalu capek
jalan kaki bisa naik motor juga.
Fakhira
Ayunda pernah menjadi sosok sorotan blog artikel pendidikan anak ini. Ketika itu Peringatan Hari Ibu, 22 Desember.
Dedek bersama kakak (Dea Nafisa Ayunda) memberi kado dan catan kecil istimewa buat
bundanya.
Oh,
iya. Tahun pelajaran 2018/2019, rencananya Dedek mau masuk SDN 12 Pangian,
tempat kak Dea sekolah. Tapi kak Dea mau menamatkan SD. Berarti Kak Dea tamat
sedangkan Dedek masuk SD. Hehehe. Enggak sempat ketemu dengan kak Dea di SDN 12
Pangian.***