Orang Paling Kaya di Dunia
Juni 26, 2018
Pak Musalem
manggut -manggut seraya menutup browser internet pada laptopnya. Ia begitu meresapi
dan meyakini isi ceramah seorang ustadz yang diposting melalui website ternama
di negeri ini.
Memang,
hampir setiap selesai shalat subuh lelaki paruh baya itu, setia membuka situs
web yang berisi ceramah siraman rohani melalui perangkat laptop tua
kesayangannya.
Laptop yang dulunya dibeli secara kredit dan dicicil setiap
bulannya.
Pak
Musalem bersandar penuh pada kursi, merenungkan kembali isi artikel yang
barusan dibacanya, menjadi orang paling kaya di dunia.
“Ada
orang kaya dari segi materi. Harta benda banyak, tabungan dan deposito
melimpah. Apa yang kurang dari orang itu? Tetapi ia masih merasa kekurangan
dalam hidupnya,” begitu isi paragraf pembuka artikel siraman rohani itu.
Setiap
hari sering dihimpit permasalahan yang sulit dipantau orang lain secara kasat
mata. Banyak memikirkan hal-hal dunia yang berkaitan dengan harta bendanya.
Mengurus
kelanjutan usaha supaya berkembang dengan pesat sehingga kadang-kadang sulit
untuk tidur di malam hari. Bahkan untuk beristirahat saja seakan tidak
mempunyai waktu.
Ada
pula orang yang kaya dari segi ilmu dan pengetahuan. Banyak yang ia ketahui
tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mereka banyak membaca.
Semakin banyak membaca semakin banyak pula yang ia ketahui sehingga ia memiliki
wawasan yang luas tentang sesuatu.
Namun kadang-kadang kewajiban sebagai umat
muslim terlalaikan.
Kaya
ilmu pengetahuan, namun semua itu belum berarti banyak jika belum menolong
dirinya karena ilmu dan pengetahuan yang ia peroleh tidak diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ilmu pengetahuan hanya sekadar diketahui tetapi tidak
banyak untuk diterapkan.
Di
sisi lain tidak sedikit orang di sekitar tempat tinggal, secara lahiriah serba
kekurangan.
Namun dapat menerima nada dan irama kehidupan itu apa adanya. Menjalani kehidupan dengan tabah dan tawakal.
Menerima
dan menjalani hidup ini apa adanya dengan penuh rasa syukur. Inilah salah satu
ciri orang yang kaya hati. Orang yang paling kaya di dunia.
Orang
yang paling kaya di dunia adalah orang-orang yang merasa cukup dan mensyukuri nikmat
yang telah diterimanya. Dengan merasa cukup dan bersyukur atas nikmat yang
diberikan Allah SWT, orang akan nyaman pikiran dan tentram hatinya dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.
***
Pak
Musalem merasa bangkit semangat. Ia bangkit dari kursi. Segera mengganti sarung
dengan celana harian di rumah.
Kemudian melangkah menuju sisi dapur untuk
mengambil sapu lidi.
Menyapu
halaman rumah sebelum berangkat tugas, menjadi kebiasaannya setiap hari.
Sekadar menggerakkan anggota tubuh atau olahraga kecil-kecilan kata anak zaman
now.
Di usianya
yang sudah memasuki kepala lima. Di ujung-ujung masa pensiun yang sudah
merangkak menghampirinya. Pak Musalem justru tampak semakin bersemangat. Menapaki
hari-hari berikutnya, yang mungkin sarat beban berat yang akan dipikulnya.
Beban
berat?
Ya,
pak Musalem mempunyai tanggungan keluarga yang tidak ringan. Belum seorang pun
dari kelima anaknya yang bekerja.
Semua anaknya masih dalam taraf pendidikan.
Tiga orang di antaranya sedang mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi negeri
dan swasta. Sedangkan dua orang lagi sedang menuntut ilmu di bangku pendidikan
SMP dan SMA.
Pak
Musalem dan istrinya memang seorang aparatur sipil negara dengan profesi guru.
Namun tidak seperti guru lainnya. Ia hanya sebagai guru biasa dan tidak
mendapat tunjangan yang lebih menggiurkan dan sangat dikejar oleh guru. Begitu
pula dengan buk Maryam istrinya.
Akan
tetapi pak Musalem tak pernah berpikir untuk ikut mati-matian memperoleh
pendapatan yang luar basa itu. Ia ingin fokus mencurahkan perhatian pada
anak-anaknya yang sedang berjuang menggapai masa depannya. Bagaimana pun anak
butuh perhatian dan motivasi penuh dari kedua orangtua.
Dapat
dibayangkan bagaimana pak Musalem dan istrinya memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari dan membiayai kuliah dan sekolah anak-anaknya. Biaya hidup dan
pendidikan anak semakin mahal. Namun semua itu dihadapi dan dijalani oleh pak
Musalem dan istrinya dengan tabah dan tawakal.
Pak
Musalem tetap menjadi orang yang beruntung di tengah kehidupan ini. Kenapa
tidak? Semua anaknya memang anak-anak yang tahu diuntung. Mereka rajin belajar
dan tidak banyak tingkah sehingga meraih prestasi di sekolah maupun di
perguruan tinggi.
Anak-anak
pak Musalem memahami kesulitan kedua orangtuanya yang hanya menerima gaji biasa
sebagai guru dan sudah pasti tidak mencukupi pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Oleh sebab itu mereka berusaha
untuk memberi semangat kepada orangtua dengan menunjukkan prestasi belajar.
Baca juga :Kapan Aku Memiliki Cinta Sebesar Itu?
Semangat
hidup pak Musalem dan keluarganya menjadi motor penggerak untuk belajar menjadi
orang paling kaya di dunia. (*Kiriman : Yasman Yazid, Makasar)