Seputar Tradisi Membuat Kue Sapik
Juni 03, 2018
Seputar tradisi membuat kue sapik-
Kue sapik merupakan salah satu jenis penganan khas tradisional Minangkabau. Nah,
pada kesempatan ini akan diketengahkan tradisi membuat kue sapik di tengah
masyarakat Minangkabau umumnya dan Lintau Buo IX Koto khususnya.
Mendekati
lebaran, ibu rumah tangga sudah mulai menyibukkan diri untuk membuat kue dan
aneka penganan untuk disajikan saat berlebaran.
Salah satu jenis penganan yang
cukup populer adalah kue sapik.
Nama dan bentuk kue sapik
Kenapa
dinamakan kue sapik? Penamaan kue khas lebaran ini berkaitan dengan cara
membuatnya.
Adonan bahan pembuat kue sapik, tepung beras dan bahan lainnya yang
agak kental dimasukkan kedalam cetakan dari besi yang kedua permukaannya sudah
diukir sedemikian rupa.
Kemudian
adonan tersebut dijepit (disapik,
bahasa Minang) oleh kedua permukaan cetakan kue.
Prinsip kerja cetakan kue sapik,
mirip dengan proses kerja gunting, atau dalam pelajaran IPA Fisika anak sekolah
dikenal dengan prinsip kerja tuas.
Bentuk
kue sapik yang umum dikenal orang banyak, mirip kue semprong. Kue sapik yang
sudah matang dilipat dua.
Namun bentuk lain juga sering ditemukan, yaitu bentuk
gulungan. Apapun bentuknya, kue sapik tetap memiliki cita rasa enak dan aroma
tersendiri.
Membuat kue sapik
Membuat
kue sapik tidak semudah dibayangkan. Perlu kesabaran dan kepiawaian. Kenapa
begitu?
Kalau kurang sabar, bisa bisa kuenya jadi hangus dan berwarna hitam
seperti arang. Pengaturan api kompor pemanas juga diperlukan.
Jangan terlalu
besar atau terlalu kecil nyala api kompornya.
Satu
lagi, saat melipat atau menggulung kue sapik yang sudah matang saat panas
sehingga mudah dilipat atau digulung. Kalau ditunggu sampai dingin, kue sapik
akan hancur ketika dilipat atau digulung.
Bagi
remaja perempuan, saat orangtuanya membuat kue sapik di dapur, saat itu pulalah
waktu yang tepat untuk belajar membuat kue sapik.
Dampingi atau bantu
orangtuanya membuat kue sapik sehingga ilmu dan keterampilan membuat kue sapik
dapat diturunkan ke generasi berikutnya.
Dengan demikian tradisi unik ini tidak
akan hilang ditelan arus perkembangan zaman. Sehingga budaya dan kearifan lokal ini dapat dipertahankan.
Simak juga : Melongok Tradisi Membuat Lemang di Nagari Taluak
Begitulah
sekelumit tradisi membuat kue sapik sebagai kue khas lebaran di ranah Minang
dalam menyambut lebaran atau hari penting lainnya.***