Pengintegrasian Nilai Karakter Positif dalam Kurikulum 2013
Juli 10, 2018
Pengintegrasian nilai karakter positif dalam kurikulum 2013 -
Kurikulum merupakan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di
tingkat satuan pendidikan. Proses belajar dan mengajar tersebut berawal dari
perencanaan dan penyusunan perangkat pembelajaran oleh guru sebagai pengelola
pembelajaran.
Hal
itu sudah tidak asing lagi bagi para guru. Bahkan membuat perangkat mengajar,
boleh dikatakan menjadi ‘santapan’ rutin setiap awal semester.
Namun yang membuat guru sedikit repot karena
menyita banyak waktu adalah kurikulum yang berlaku.
Kurikulum
2013 sebagai acuan dalam pembelajaran terkini sering mengalami perubahan,
tepatnya mengalami penyempurnaan.
Penyempurnaan yang dilakukan bukan untuk
menambah atau menyisip materi yang sudah ada dalam kurikulum tersebut.
Penyempurnaan
kurikulum pendidikan berkaitan dengan pengayaan terhadap kurikulum itu sendiri.
Ada nilai-nilai yang hendak ditegaskan dan diintegrasikan ke dalam kurikulum
2013.
Nilai-nilai itu sesungguhnya sudah dilaksanakan oleh guru setiap kali
mengajar sejak dulunya
Hanya
saja, apa yang sudah dilakukan guru tersebut dalam kegiatan pembelajaran belum ditegaskan secara
administratif maupun yuridis.
Penyempurnaan
kurikulum 2013 maupun sistem penilaian akan mendesak guru untuk selalu
memperbaharui perangkat mengajar, terutama sekali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
disingkat RPP.
Apa
saja muatan yang hendak diintegrasikan ke dalam Kurikulum 2013? Ada 3 unsur penting yang diintegrasikan dalam
kurikulum 2013, yaitu Penguatan Pendidikan Karakter, disingkat PPK, Literasi
dan Higher Order Thingking Skills, disingkat HOTS.
Ketiga
unsur tersebut akan diulas secara berseri, dimulai dengan Pengintegrasian Nilai Karakter Positif dalam Kurikulum 2013. Oleh sebab itu mari kita mulai dan ikuti
pembahasan ini selanjutnya.
#Integrasi pendidikan karakter
Integrasi
pendidikan karakter ke dalam kurikulum pendidikan tidak menambah beban materi
dalam kurikulum 2013.
Hal ini perlu digarisbawahi untuk menghindari pemahamaan
keliru dalam menyusun perangkat pembelajaran sehingga kurikulum 2013 terhindar
dari kesan sarat akan materi pelajaran.
Integrasi
pendidikan karakter, termasuk literasi dan HOTS adalah strategi guru dalam
mengajar, mengelola kelas, dan cara belajar siswa.
Sebagai strategi mengajar,
pendidikan karakter terintegrasi dalam prosedur dan langkah pembelajaran sebagaimana
yang dituangkan dalam RPP.
Pengintegrasian
nilai karakter positif dalam pembelajaran terutama sekali pada kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Namun
demikian penyebutan terhadap RPP tidak mengalami perubahan. Artinya guru tetap
menyebut RPP Kurikulum 2013, bukan RPP PPK.
Proses
pembelajaran yang berlangsung pada satuan pendidikan merupakan perpaduan aspek
yang melibatkan fisik dan psikis. Kedua aspek tersebut berdampak kepada
akumulasi kecerdasan, sikap dan perilaku serta kecakapan peserta didik.
Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) sebagaimana
dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 adalah platform pendidikan
nasional untuk membekali peserta didik yang berjiwa Pancasila dan berkarakter
positif dalam menyongsong dinamika perkembangan zaman.
Pada
hakikatnya, pendidikan karakter menjadi bagian tak terpisahkan dari Kurikulum
2013.
Hal ini cukup beralasan mengingat setiap pembelajaran di satuan
pendidikan menuntut integrasi
nilai-nilai karakter positif pada siswa.
Karakter
positif yang diintegrasikan melalui proses pembelajaran adalah karakter religius,
mandiri, nasionalis, gotong-royong dan integritas kepribadian.
#Pendekatan karakter berbasis kelas
Implementasi
PPK dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan Pendidikan Karakter Berbasis
Kelas, Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah dan Pendidikan Karakter Berbasis
Masyarakat.
Ketiga
basis pendekatan ini bersifat utuh dan menyeluruh dalam kegiatan di kelas, di
luar kelas dan lingkungan masyarakat.
Begitu pula jenis kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler di tingkat satuan
pendidikan.
Pendidikan
Berbasis Kelas merupakan sasaran utama implementasi integrasi pendidikan
karakter dalam Kurikulum 2013.
Di kelas terjadi interaksi (hubungan timbal
balik) secara menyeluruh dan terpadu antara guru dengan siswa dalam rangka
memenuhi target minimal kurikulum atau
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang disepakati bersama antar warga sekolah.
Integrasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas lebih menitikberatkan bagaimana
guru mempersiapkan dan memadukan nilai-nilai karakter positif melalui strategi
dan metode mengajar, bentuk evaluasi dan
pengelolaan kelas.
#Langkah dan cara integrasi pendidikan karakter
Bagaimana
mengimplementasikan integrasi karakter positif ke dalam pembelajaran kurikulum
2013?
Berikut hanyalah sekadar contoh sederhana bagaimana langkah dan cara memadukan
pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran sekali pertemuan.
Sebelum
memulai kegiatan pembelajaran maupun tahap pendahuluan, guru dapat
mengintegrasikan beberapa karakter positif. Misalnya,
-Mengucap
salam ketika memasuki ruang kelas dan
siswa menjawab salam
-Memeriksa
kebersihan, kerapian dan keindahan kelas
-Mengetahui
kehadiran siswa dan menanyakan keadaan siswa
-Mengkondisikan
kelas supaya siswa siap menerima pelajaran
-Berdoa
sebelum memulai kegiatan belajar
-Mengingatkan
siswa agar tertib dalam belajar, berdiskusi, menghormati pendapat teman.
-Menyampaikan
tujuan pembelajaran agar siswa termotivasi untuk mewujudkan tujuan dimaksud.
Pada
kegiatan inti dalam pembelajaran, guru dapat memberikan dorongan agar siswa aktif
dan berpartisipasi dalam belajar, bertanya dan menjawab pertanyaan, menghormati
guru, teman yang sedang berbicara
mengemukakan pendapatnya.
Pada
kegiatan penutup pembelajaran, guru memberikan umpan balik terhadap penguasaan
materi pelajaran.
Guru memberikan beberapa soal atau pertanyaan. Dalam hal ini
guru mengingatkan agar siswa tidak mencontek melainkan bekerja mandiri.
Dalam
kegiatan penilaian, minimal guru mengadakan penilaian proses dalam sekali pertemuan.
Dalam penilaian proses dapat digunakan instrumen lembaran observasi
untuk memperoleh bagaimana perkembangan karakter siswa selama pembelajaran
berlangsung.
Melalui
lembaran observasi ini guru dapat mengetahui perkembangan nilai-nilai karakter
pada siswa selama pembelajaran.
Sekaligus untuk mempersiapkan strategi
pendidikan karakter pada pertemuan dan
kegiatan pembelajaran berikutnya.
Menurut
hemat penulis, integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran tidak
mesti ke 5 karakter positif yang diinginkan dalam sekali pertemuan.
Artinya,
guru tidak mesti memaksakan atau menciptakan situasi dan kondisi supaya dapat
mengintegrasikan ke 5 karakter positif ke dalam kegiatan pembelajaran sekali
pertemuan.
Justru
pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran kurikulum 2013 diharapkan
berjalan secara alamiah selama kegiatan pembelajaran berlangsung.***