Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran

Integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran – Seperti pernah disinggung dalam artikel terdahulu, ada 3 muatan penting yang hendak diintegrasikan ke dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013. Pendidikan karakter, literasi dan HOTS. Dan artikel ini adalah bagian terakhir berkaitan dengan ketiga muatan tersebut.

Ilustrasi integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran (pixabay.com)

Menurut hemat penulis, guru tidak perlu lagi grogi dengan istilah atau kosa kata yang digunakan dalam pembelajaran, termasuk dalam Kurikulum 2013.

Misalnya, kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berasal dari bahasa Inggris, Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Pada hakikatnya, pengintegrasian HOTS kedalam pembelajaran sama prinsipnya dengan pengintegrasian pendidikan karakter dan literasi.

Sama-sama tidak menambah atau menyisip materi baru ke dalam materi pembelajaran.
Perbedaan mendasar adalah bahwa integrasi HOTS pada materi pelajaran tertentu yang menghendaki kemampuan berpikir tinggi tinggi.

Artinya, tidak semua materi pelajaran yang dapat diintegrasikan dengan muatan HOTS.

Sementara itu muatan karakter positif dan literasi dapat diintegrasikan dalam setiap pembelajaran.

Karakter positif perlu dikembangkan selama pembelajaran berlangsung, begitu pula budaya membaca dan menulis.
Dari berbagai sumber yang dibaca, ada 5 macam kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu logis, kritis, reflektif, meta-kognitif dan berpikir kreatif.

Kelima macam kemampuan berpikir ini perlu diintegrasikan ke dalam pembelajaran sesuai Kurikulum 2013.

Mari kita bersama mengingat kembali Taksonomi Bloom. Semua guru sudah memiliki pengetahuan dan wawasan tentang matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Khusus kawasan kognitif (aspek pengetahuan) relevan dengan pembahasan kita ini.

#Taksonomi Bloom aspek kognitif

Rekan guru pasti sudah mengetahui bahwa ranah kognitif adalah kemampuan (kompetensi) untuk memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptual, penentuan dan penalaran.

Pada hakikatnya ranah kognitif merupakan kemampuan untuk menyatakan kembali konsep dan prinsip yang sudah dipelajari.

Berdasarkan kemampuan berpikir kognitif tersebut, ada 6 tingkat kemampuan berpikir yang dimulai dari kemampuan berpikir tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Setiap jenjang kemampuan ditandai dengan huruf C (cognitif).

Sebagai contoh, C1 (Pengetahuan) adalah identitas untuk kemampuan mengingat istilah, fakta, konsep, konvensi, katagori, fenomena, klasifikasi, dll.  Materi pelajaran bersifat hafalan yang mesti diingat kembali oleh siswa.

Kata kerja operasional yang sering digunakan pada jenjang C1 antara lain: menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, mengidentifikasi (mengenal), dll.

Nah, selanjutnya langsung menuju jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif.

C6 (evaluasi) adalah kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu berdasar kriteria yang ada. Penilaian dilakukan terhadap ide, gagasan, kreasi, metode dan cara. Kemampuan evaluasi mengantarkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan penerapan serta cara baru melalui sintesa dan analisa.

Membandingkan, menyimpulkan, menilai, memperkirakan, memprediksi, memperjelas, mengukur, men-spesifikasi, mendesain dan merangkum adalah beberapa kata kerja operasional yang lazim digunakan pada jenjang berpikir tingkat tinggi.

#Berpikir tingkat tinggi

Integrasi strategi HOTS merupakan keahlian dalam berpikir tingkat tinggi. Keahlian berpikir tingkat tinggi ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, meta-kognitif dan kreatif.

Kemampuan berpikir HOTS sebenarnya identik dengan kemampuan atau jenjang berpikir analisis dan evaluasi sebagaimana kemampuan berpikir pada ranah kognitif C6.

Kemampuan analisis dan evaluasi ditandai dengan kemampuan men-spesifikasi hal-hal yang umum dalam aspek tertentu berdasarkan fakta atau konsep yang ada kemudian mengambil kesimpulan. Ini memerlukan kemampuan berpikir kritis, logis reflektif dan kreatif.

Khusus kemampuan meta-kognitif, kemampuan ini ditandai dengan kemampuan memperkirakan, memprediksi dan mendesain fakta dan fenomena alam dan sosial dengan berbagai metode yang bersifat ilmiah.

#HOTS dalam pembelajaran

Langkah utama guru dalam mengintegrasikan HOTS adalah menyusun Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) berdasar kurikulum  2013.

RPP menjadi panduan ilmiah bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu integrasi HOTS harus tergambar pada RPP.

HOTS sesungguhnya sudah tergambar dalam kompetensi inti dan kompetensi setiap mata pelajaran. Misalnya, kompetensi inti dan kompetensi dasar jenjang SMP/MTs kelas IX.

1.Kompetensi Inti (KI)
Pada setiap mata pelajaran di SMP/MTs, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada KI 3 antara lain memahami pengetahuan  yang bersifat faktual, konseptual dan prosedural  berdasar rasa ingin tahu siswa tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian yang nampak nyata.

2.Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar SMP/MTs dalam Kurikulum 2013, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat pada butir tertentu.

Artinya tidak semua KD harus mengintegrasikan kemampuan berpikir tingkat tinggi melainkan sesuai dengan sifat dan karakter konsep materi pelajaran yang akan dipelajari.

3.Kegiatan pembelajaran
HOTS terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran baik pada bagian pendahuluan maupun kegiatan inti.

Agar tidak menambah atau menyisip materi yang sudah ada maka HOTS diintegrasikan pada materi pelajaran yang bersifat abstrak dan memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi saja.

Materi membutuhkan kemampuan berpikir kritis, logis, meta-kognitif, reflektif dan kreatif.
Demikianlah pembahasan tentang integrasi HOT dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Semoga bermanfaat bagi pengunjung khususnya rekan guru dimana saja berada.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel