Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran
Juli 19, 2018
Integrasi kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam pembelajaran – Seperti pernah disinggung dalam artikel terdahulu, ada
3 muatan penting yang hendak diintegrasikan ke dalam pembelajaran pada
Kurikulum 2013. Pendidikan karakter, literasi dan HOTS. Dan artikel ini adalah
bagian terakhir berkaitan dengan ketiga muatan tersebut.
Menurut
hemat penulis, guru tidak perlu lagi grogi dengan istilah atau kosa kata yang
digunakan dalam pembelajaran, termasuk dalam Kurikulum 2013.
Misalnya,
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berasal dari bahasa Inggris, Higher
Order Thinking Skill (HOTS).
Pada
hakikatnya, pengintegrasian HOTS kedalam pembelajaran sama prinsipnya dengan
pengintegrasian pendidikan karakter dan literasi.
Sama-sama tidak menambah atau
menyisip materi baru ke dalam materi pembelajaran.
Perbedaan
mendasar adalah bahwa integrasi HOTS pada materi pelajaran tertentu yang
menghendaki kemampuan berpikir tinggi tinggi.
Artinya, tidak semua materi
pelajaran yang dapat diintegrasikan dengan muatan HOTS.
Sementara
itu muatan karakter positif dan literasi dapat diintegrasikan dalam setiap
pembelajaran.
Karakter positif perlu dikembangkan selama pembelajaran
berlangsung, begitu pula budaya membaca dan menulis.
Dari
berbagai sumber yang dibaca, ada 5 macam kemampuan berpikir tingkat tinggi,
yaitu logis, kritis, reflektif, meta-kognitif dan berpikir kreatif.
Kelima macam
kemampuan berpikir ini perlu diintegrasikan ke dalam pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013.
Mari
kita bersama mengingat kembali Taksonomi Bloom. Semua guru sudah memiliki
pengetahuan dan wawasan tentang matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Khusus
kawasan kognitif (aspek pengetahuan) relevan dengan pembahasan kita ini.
#Taksonomi Bloom aspek kognitif
Rekan
guru pasti sudah mengetahui bahwa ranah kognitif adalah kemampuan (kompetensi)
untuk memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptual, penentuan
dan penalaran.
Pada hakikatnya ranah kognitif merupakan kemampuan untuk
menyatakan kembali konsep dan prinsip yang sudah dipelajari.
Berdasarkan
kemampuan berpikir kognitif tersebut, ada 6 tingkat kemampuan berpikir yang
dimulai dari kemampuan berpikir tingkat
rendah sampai tingkat tinggi. Setiap jenjang kemampuan ditandai dengan huruf C
(cognitif).
Sebagai
contoh, C1 (Pengetahuan) adalah identitas untuk kemampuan mengingat istilah,
fakta, konsep, konvensi, katagori, fenomena, klasifikasi, dll. Materi pelajaran bersifat hafalan yang mesti
diingat kembali oleh siswa.
Kata
kerja operasional yang sering digunakan pada jenjang C1 antara lain:
menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, mengidentifikasi (mengenal), dll.
Nah, selanjutnya langsung menuju jenjang
kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif.
C6
(evaluasi) adalah kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu berdasar
kriteria yang ada. Penilaian dilakukan terhadap ide, gagasan, kreasi, metode
dan cara. Kemampuan evaluasi mengantarkan siswa untuk memperoleh pengetahuan,
pemahaman dan penerapan serta cara baru melalui sintesa dan analisa.
Membandingkan,
menyimpulkan, menilai, memperkirakan, memprediksi, memperjelas, mengukur,
men-spesifikasi, mendesain dan merangkum adalah beberapa kata kerja operasional
yang lazim digunakan pada jenjang berpikir tingkat tinggi.
#Berpikir tingkat tinggi
Integrasi
strategi HOTS merupakan keahlian dalam berpikir tingkat tinggi. Keahlian
berpikir tingkat tinggi ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, meta-kognitif dan kreatif.
Kemampuan
berpikir HOTS sebenarnya identik dengan kemampuan atau jenjang berpikir
analisis dan evaluasi sebagaimana kemampuan berpikir pada ranah kognitif C6.
Kemampuan
analisis dan evaluasi ditandai dengan kemampuan men-spesifikasi hal-hal yang
umum dalam aspek tertentu berdasarkan fakta atau konsep yang ada kemudian
mengambil kesimpulan. Ini memerlukan kemampuan berpikir kritis, logis reflektif
dan kreatif.
Khusus
kemampuan meta-kognitif, kemampuan ini ditandai dengan kemampuan memperkirakan,
memprediksi dan mendesain fakta dan fenomena alam dan sosial dengan berbagai
metode yang bersifat ilmiah.
#HOTS dalam pembelajaran
Langkah
utama guru dalam mengintegrasikan HOTS adalah menyusun Rencana Persiapan
Pembelajaran (RPP) berdasar kurikulum
2013.
RPP menjadi panduan ilmiah bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Oleh sebab itu integrasi HOTS harus tergambar pada RPP.
HOTS
sesungguhnya sudah tergambar dalam kompetensi inti dan kompetensi setiap mata
pelajaran. Misalnya, kompetensi inti dan kompetensi dasar jenjang SMP/MTs kelas
IX.
1.Kompetensi Inti (KI)
Pada
setiap mata pelajaran di SMP/MTs, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) pada KI 3 antara lain memahami pengetahuan yang bersifat faktual, konseptual dan
prosedural berdasar rasa ingin tahu
siswa tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena
dan kejadian yang nampak nyata.
2.Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi
Dasar SMP/MTs dalam Kurikulum 2013, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi
terdapat pada butir tertentu.
Artinya tidak semua KD harus mengintegrasikan
kemampuan berpikir tingkat tinggi melainkan sesuai dengan sifat dan karakter
konsep materi pelajaran yang akan dipelajari.
3.Kegiatan pembelajaran
HOTS
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran baik pada bagian pendahuluan maupun
kegiatan inti.
Agar tidak menambah atau menyisip materi yang sudah ada maka
HOTS diintegrasikan pada materi pelajaran yang bersifat abstrak dan memerlukan
kemampuan berpikir tingkat tinggi saja.
Materi membutuhkan kemampuan berpikir
kritis, logis, meta-kognitif, reflektif dan kreatif.
Simak juga : Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran Fisika
Demikianlah
pembahasan tentang integrasi HOT dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Semoga
bermanfaat bagi pengunjung khususnya rekan guru dimana saja berada.***