Catatan Ringan Dari Pilketos di Sekolah
Agustus 10, 2018
Catatan ringan dari pilketos di sekolah – Puncak
Pilketos di sekolah sudah berakhir. Semua personel sekolah sudah memberikan
suara dan kini tinggal menunggu hasil, yang direncanakan dihitung dan
ditetapkan dalam rapat perwakilan kelas, Senin mendatang (13/8/18).
Dari
awal sampai akhir kami memantau jalannya pemilihan Ketos. Secara umum jalannya
proses belajar berdemokrasi bagi siswa di jenjang SMP lancar dan sukses.
Namun
di sisi lain kami menyaksikan fakta unik dan lucu yang ditunjukkan para pemilih.
Tidak
hanya oleh siswa namun juga pemilih dari tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Namun fakta unik dan lucu tersebut tidak membuat proses
pencoblosan di bilik suara terkendala. Justru menimbulkan gelak tawa yang
menyaksikan.
Alur
pemilihan sudah ditentukan oleh panitia. Namun pemilih sering salah arah
setelah melakukan pencoblosan.
Panitia menegur pemilih dan menyuruh balik
pemilih tersebut pada arah yang sebenarnya.
Panitia
pemungutan suara (PPS) sudah berulang kali menginformasikan proses pemilihan
Pilketos mulai dari tahap awal sampai akhir.
Tahap awal adalah pemanggilan nama
pemilih, pengisian daftar hadir dan penerimaan surat suara.
Tahap
kedua adalah pencoblosan di bilik suara. Pemilih membuka lipatan surat suara
dan memperhatikan calon ketos.
Kemudian mencoblos nama atau nomor urut calon
yang dipilih serta melipat kembali surat suara dengan baik.
Tahap
ketiga adalah memasukkan surat suara ke dalam kotak suara. Dan tahap terakhir
adalah pemberian tanda kepada pemilih yang sudah mencoblos.
Tahap
ini nampak juga pemandangan yang menggelikan. Petugas memberi aba-aba, ‘telunjuk
kanan’ untuk dicecahkan ke bantal stempel bertinta biru.
Namun
pemilih yang tidak mendengar aba-aba, langsung menyodorkan kelingking tangan kiri. Malah ada yang bingung dan ragu-ragu
menyodorkan telunjuk kirinya kepada petugas.
Ada yang menyodorkan tangan kanan
serta kelingking. Ada pula menyodorkan tangan kiri tetapi kelingking yang
disodorkan
Akhirnya
petugas meraih telunjuk kiri pemilih untuk ditempelkan pada bantal tinta berwarna
biru.
.“Hups!
Bukan muhrim, kak…!” Begitu gurau salah seorang pemilih dari kelas VII seraya
menarik tangannya cepat pada bantal stempel agar telunjuknya tidak dipegang
oleh petugas. Aksi guyon ini menimbulkan gelak tawa yang melihatnya.
Simak juga : Pilketos, Ajang Belajar Demokrasi di Sekolah
Itulah
catatan ringan dari pelaksanaan Pilketos di sekolah. Hal unik dan lucu, bukan
mustahil pula terjadi pada Pemilu atau Pilkada.
Namun ajang Pilketos ini
menjadi pembelajaran berdemokrasi bagi siswa sejak dini di sekolah.***