Catatan Ringan Dari Pilketos di Sekolah

Catatan ringan dari pilketos di sekolah – Puncak Pilketos di sekolah sudah berakhir. Semua personel sekolah sudah memberikan suara dan kini tinggal menunggu hasil, yang direncanakan dihitung dan ditetapkan dalam rapat perwakilan kelas, Senin mendatang (13/8/18).

Dari awal sampai akhir kami memantau jalannya pemilihan Ketos. Secara umum jalannya proses belajar berdemokrasi bagi siswa di jenjang SMP lancar dan sukses.

Namun di sisi lain kami menyaksikan fakta unik dan lucu yang ditunjukkan para pemilih.
Tidak hanya oleh siswa namun juga pemilih dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Namun fakta unik dan lucu tersebut tidak membuat proses pencoblosan di bilik suara terkendala. Justru menimbulkan gelak tawa yang menyaksikan.

Alur pemilihan sudah ditentukan oleh panitia. Namun pemilih sering salah arah setelah melakukan pencoblosan.

Panitia menegur pemilih dan menyuruh balik pemilih tersebut pada arah yang sebenarnya.

Panitia pemungutan suara (PPS) sudah berulang kali menginformasikan proses pemilihan Pilketos mulai dari tahap awal sampai akhir.

Tahap awal adalah pemanggilan nama pemilih, pengisian daftar hadir dan penerimaan surat suara.

Tahap kedua adalah pencoblosan di bilik suara. Pemilih membuka lipatan surat suara dan memperhatikan calon ketos.

Kemudian mencoblos nama atau nomor urut calon yang dipilih serta melipat kembali surat suara dengan baik.

Tahap ketiga adalah memasukkan surat suara ke dalam kotak suara. Dan tahap terakhir adalah pemberian tanda kepada pemilih yang sudah mencoblos.

Tahap ini nampak juga pemandangan yang menggelikan. Petugas memberi aba-aba, ‘telunjuk kanan’ untuk dicecahkan ke bantal stempel bertinta biru.

Namun pemilih yang tidak mendengar aba-aba, langsung menyodorkan kelingking tangan kiri. Malah ada yang bingung dan ragu-ragu menyodorkan telunjuk kirinya kepada petugas.

Ada yang menyodorkan tangan kanan serta kelingking. Ada pula menyodorkan tangan kiri tetapi kelingking yang disodorkan

Akhirnya petugas meraih telunjuk kiri pemilih untuk ditempelkan pada bantal tinta berwarna biru.

.“Hups! Bukan muhrim, kak…!” Begitu gurau salah seorang pemilih dari kelas VII seraya menarik tangannya cepat pada bantal stempel agar telunjuknya tidak dipegang oleh petugas. Aksi guyon ini menimbulkan gelak tawa yang melihatnya. 
Simak juga : Pilketos, Ajang Belajar Demokrasi di Sekolah
Itulah catatan ringan dari pelaksanaan Pilketos di sekolah. Hal unik dan lucu, bukan mustahil pula terjadi pada Pemilu atau Pilkada.

Namun ajang Pilketos ini menjadi pembelajaran berdemokrasi bagi siswa sejak dini di sekolah.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel