Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan Ekstrakurikuler – Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menjadi sasaran program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Hal tersebut tertuang dalam PP No. 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Penyelenggaraan PPK di lembaga sekolah tersebut berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara menyeluruh dan terpadu.

Peserta didik memiliki potensi yang berbeda satu sama lainnya dan itu dikembangkan melalui proses pendidikan di sekolah.

PPK di lembaga sekolah dikembangkan dengan prinsip keteladanan dan pembiasaan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini menguatkan para pendidik di lembaga sekolah, termasuk orangtua di rumah, bahwa nilai karakter tidak dapat diajarkan.

Kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik. Pembiasaan ini menyangkut budaya dan kebiasaan peserta didik selama  mengikuti proses belajar.

Misalnya kebiasaan mengucapkan salam, bertegur sapa dengan ramah adalah beberapa contoh kegiatan pembiasaan yang dapat menumbuhkembangkan karakter baik bagi peserta didik.   

Selain itu penyelenggaraan PPK pada lembaga sekolah dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran yang meliputi kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler.

Baca : Pengintegrasian Nilai Karakter Positif dalam Kurikulum 2013

Kegiatan ekstrakurikuler dalam pembelajaran di sekolah merupakan upaya penguatan nilai-nilai karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal

Bagi guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler, tugas itu termasuk tugas tambahan dan dapat menjadi salah satu alternatif pemenuhan beban kerja guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.

Simak juga : Tugas Tambahan Guru Sebagai Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler

Perihal pemenuhan beban kerja guru di lembaga sekolah telah diatur dalam Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018.

Boleh jadi, jika banyak guru kekurangan jam mengajar wajib, kegiatan ekstrakurikuler dan penguatan pendidikan karakter di sekolah akan berjalan lancar.***

Bagikan Artikel ini