Mengelola Sampah Plastik Kemasan Makanan dan Minuman Secara Bijaksana

Mengelola sampah plastik kemasan makanan dan minuman secara bijaksana – Permasalahan sampah plastik semakin serius diperbincangkan akhir-akhir ini. Pasalnya, sampah plastik terutama yang berasal dari bekas kemasan makanan dan minuman itu, semakin hari semakin meningkat volumenya. Padahal langkah untuk mereduksinya juga sudah diupayakan.

Ilustrasi gambar (pexels.com)

Sekolah termasuk salah satu tempat yang banyak menghasilkan sampah terutama sampah plastik. Sampah plastik di lingkungan sekolah umumnya berasal dari kemasan makanan dan minuman.

Jajanan siswa yang disediakan di kantin sekolah umumnya makanan dan minuman dengan kemasan plastik.

Sampah plastik kemasan ini berjenis polyethylene terdapat pada kemasan-kemasan minuman ringan berbentuk cangkir dan botol. 

Meskipun sudah disediakan tempat sampah plastik namun sering tidak dimanfaatkan oleh siswa.

Oleh sebab itu sampah plastik bekas kemasan makanan dan minuman ini harus ditangani lebih lanjut secara bijaksana di sekolah.

Kemudian penanganannya  sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah.

Prinsip penanganan sampah plastik adalah 3 R (reduce, reuse dan recycle). Namun tidak semua prinsip itu cocok diterapkan pada suatu sekolah. 

Prinsip penanganan melalui pengurangan (reduce)  sampah plastik di sekolah, adalah langkah yang umum dilakukan namun sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.

Langkah bijaksana

Mengumpulkannya pada suatu tempat dan kemudian membakarnya pada waktu tertentu adalah tindakan bijaksana dalam mengelola sampah plastik kemasan makanan dan minuman di sekolah.

Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang guru pemerhati masalah sampah plastik dari kemasan makanan dan minuman di sekolah, Isral SPd.

"Untuk mempercepat terkumpulnya sampah plastik kemasan makanan dan minuman,  diadakan program bank sampah.

Masing-masing siswa memiliki kardus/tempat sampah dan mengumpulkan sampah sebanyak mungkin." katanya kepada admin matrapendidikan.com, beberapa waktu lalu.

Guru pembina UKS perlu mengapresiasi tindakan siswa ini dengan memberikan semacam penghargaan kepada siswa yang aktif dan terbanyak mengumpulkan sampah plastik.

"Walau pun penghargaan tersebut hanya dalam bentuk alat-alat tulis, seperti ballpoint, buku tulis, penggaris dan pensil, itu sudah sangat berati dan memberi motivasi kepada siswa untuk mengelola sampah plastik." Isral SPd memberi contoh.

Masalah sampah plastik kemasan makanan dan minuman yang masih bertebaran perlu ditangani bersama termasuk dengan pihak kantin sekolah. 

Baca juga : Penanganan Terpadu Sampah Plastik di Sekolah
"Bukan. Bukan dengan melarang pihak warung/kantin menjual makanan dan munuman kemasan,” potong Isral SPd ketika ditanya perlu tidaknya pelarangan menjual makanan dan minuman berkemasan plastik.

Justru langkah itu kurang bijaksana bahkan akan menimbulkan masalah baru dikemudian hari.

Oleh sebab itu Isral juga mengingatkan agar pihak sekolah tidak 'mencari-cari' cara penanganan sampah plastik kemasan makanan dan minuman, yang belum sesuai dengan situasi dan kondisi siswa di sekolah.
“Misalnya, mewajibkan siswa membawa makanan dan atau minuman dari rumah, dengan membeli peralatan dari produk tertentu.

Ini belum tentu sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah serta keadaan ekonomi orangtua siswa,” Isral memberi contoh.***